Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Kabar Sepekan: Harga Komoditas Booming, Ekonomi AS Bikin Pening
shareIcon

Kabar Sepekan: Harga Komoditas Booming, Ekonomi AS Bikin Pening

29 Jan 2022, 1:50 AM·Waktu baca: 6 menit
shareIcon
Kategori
Kabar Sepekan: Harga Komoditas Booming, Ekonomi AS Bikin Pening

Kabar sepekan mengulas kabar mancanegara, aset kripto dan domestik. Yuk, nikmati akhir pekan bersama Pluang!

Kabar Mancanegara Sepekan

1. Goldman Sachs Ramal The Fed Bakal Makin 'Hawkish'

Menurut laporannya pada akhir pekan lalu, Goldman Sachs memprediksi bahwa bank sentral AS tersebut akan meningkatkan suku bunga acuannya mulai Maret. Kemudian, The Fed pun diramal akan mengerek suku bunga acuannya di rapat FOMC Juni, September dan Desember. Hal ini, menurut Goldman Sachs, bakal terjadi lantaran tekanan inflasi di AS bakal menjadi-jadi.

2. Harga Minyak Dunia Bakal Terus Melambung

Harga minyak dunia terus bergerak naik hingga mencapai US$88,58 per barel untuk jenis Brent dan US$85,84 per barel untuk jenis West Texas Intermediate (WTI).

Para ekonom memperkirakan harga minyak dapat mencapai angka US$100 per barel tahun ini, hingga US$120 pada awal tahun depan sebelum neraca suplai dan demand mencapai titik setimbang tahun 2023 nanti.

3. Sengketa Dagang, AS 'Keok' Lawan China

Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) memenangkan China atas sengketa dagang dengan AS mengenai tarif tambahan yang dikenakan negara Paman Sam tersebut untuk 22 produk asal China sejak 2012. China kini mengantongi wewenang untuk mengenakan bea impor AS senilai US$645 juta atau setara Rp9,2 triliun per tahun.

Keputusan ini tentu membuat Washington berang dan menuding WTO perlu mereformasi aturan lantaran terlalu condong kepada China. Kendati demikian, angka yang disetujui WTO sebetulnya jauh lebih kecil ketimbang ajuan China semula yakni US$2,4 miliar per tahun. AS sendiri berpendapat bahwa bea tidak boleh melebihi US$106 juta per tahun.

4. Bank Sentral Global Kompak Ketatkan Kebijakan Moneter

Setelah bank sentral AS The Fed berniat menghentikan quantitative easing dan mengerek suku bunga acuannya, ternyata banyak negara lain yang punya pemikiran serupa.

Otoritas moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), misalnya, mengumumkan kenaikan tipis pada slope Singapore dollar Nominal Effective Exchange Rate ($SNEER) sebagai bentuk pengetatan kebijakan moneter. Tindakan itu merupakan respons atas data inflasi Singapura yakni 4% secara tahunan pada Desember, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 3,8%.

Selain Singapura, Australia dan Kanada juga diperkirakan akan mengetatkan kebijakan moneternya dalam waktu dekat menyusul tingginya inflasi di masing-masing negara. Biro Statistik Australia mengumumkan tingkat inflasi tahunan mencapai 3,5% sepanjang tahun lalu. Sementara Kanada mengalami inflasi tertinggi dalam 30 tahun pada bulan Desember yakni 4,8%

5. Berkat Stimulus, Ekonomi AS Rekor dalam 38 Tahun Terakhir!

Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS melesat 6,9% secara tahunan pada kuartal IV 2020 lalu. Pertumbuhan tersebut didorong oleh sektor investasi swasta, daya beli masyarakat, pertumbuhan ekspor dan pengeluaran dunia usaha.

Berkat capaian pertumbuhan ekonomi kuartal IV, AS pun mencatat pertumbuhan sepanjang tahun 2021 sebesar 5,7%, performa terbaiknya sejak 1984.

Baca juga: Kabar Sepekan: Bank Sentral Sedunia Lagi Puyeng, Harga Komoditas Cespleng!

Kabar Aset Kripto Sepekan

1. Dolar Digital Diramal 'Launching' Paling Cepat 2025

Amerika Serikat diramal bakal meluncurkan central bank digital currency (CBDC) alias dolar digital paling cepat tahun 2025, atau selambat-lambatnya tahun 2030. Hal ini dinyatakan oleh Bank of America Corp. dalam laporan yang dirilis awal pekan ini.

2. IMF Desak El Salvador Hapus Status Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran

International Monetary Fund (IMF) mendesak El Salvador untuk mempersempit ruang lingkup undang-undang Bitcoin guna menghapus statusnya sebagai alat pembayaran sah.

Alasannya, penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran berisiko tinggi terhadap stabilitas dan integritas sistem keuangan El Salvador.

3. OJK Larang Lembaga Keuangan Fasilitasi Penjualan Kripto

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melarang lembaga keuangan memfasilitasi aset kripto, baik menggunakan maupun memasarkannya.

Pasalnya, wewenang untuk mengatur dan mengawasi aset kripto bukanlah wewenang OJK, melainkan Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang berada di bawah Kementerian Perdagangan.

4. Ekosistem DeFi Fantom Kini Terbesar Ke-Tiga Sejagat!

Fantom telah menyalip Binance Smart Chain (BSC) sebagai protokol DeFi terbesar ke-tiga di dunia. Hal ini terjadi setelah jumlah token terkunci (Total Value Locked) di jaringan tersebut tercatat US$12,2 miliar.

Fantom adalah blockchain proof-of-stake generasi baru yang digadang bakal jadi pesaing sengit Ethereum.

5. Pentolan YouTube Bakal Jadi CEO Polygon Studios

Ryan Wyatt, kepala divisi gaming YouTube, mengumumkan akan menjadi CEO Polygon Studios, sebuah unit usaha yang khusus mengembangkan jaringan Polygon.

"Saya akan fokus mengembangkan ekosistem [Polygon] melalui investasi, pemasaran, dan developer support," ujar Ryan.

6. Punya NFT? Pamerin Aja di Foto Profil Twitter!

Twitter mengumumkan bahwa beberapa pengguna akan bisa memasukkan Non-Fungible Tokens (NFT) ke dompet kriptonya sekaligus memasangnya sebagai foto profil!

Jika NFT tersebut sudah diautentikasi Twitter, maka foto profil pengguna akan dilapisi dengan garis-garis samar berbentuk segienam alias hexagon.

7. Bantu Startup, The Sandbox Siap Gelontorkan US$50 Juta

Platform game Metaverse The Sandbox akan menggelontorkan US$50 juta untuk mendanai sekitar 100 perusahaan rintisan di eksositem kripto dalam tiga tahun mendatang.

Dalam melancarkan aksi tersebut, The Sandbox ikut menggandeng Animoca Brands dan Brinc.

Kabar Domestik Sepekan

1. Uang Beredar Tembus Rp7.867,1 Triliun

Bank Indonesia mencatat jumlah uang beredar sebesar Rp7.867,1 triliun per Desember 2021, tumbuh 13,9% yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu didorong oleh kenaikan uang beredar dalam arti sempit atau M1 sebesar 17,9% dan uang kuasi sebesar 9,3%.

2. Tak Patuh DMO? Ini Sanksinya!

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan aturan terbaru yang mengatur sanksi bagi pengusaha batu bara yang tidak taat domestic market obligation (DMO).

Keputusan Menteri ESDM yang diteken 19 Januari lalu itu bertujuan menangkal krisis batu bara akibat ulah pengusaha yang enggan menyetor pada PT PLN (Persero) di tengah tingginya harga jual batubara. Jika kelalaian serupa kembali terulang, pengusaha batu bara dapat dikenai sanksi berupa penghentian sementara seluruh kegiatan produksi hingga pencabutan izin usaha.

3.  Penjualan Listrik PLN Naik 5,77% Tahun Lalu

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mencatat pertumbuhan penjualan listrik sebanyak 5,77% menjadi 257.634 gigawatt hour (GWh) sepanjang 2021. Kenaikan tersebut disokong oleh penambahan 3,5 juta pelanggan baru dan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 1.332 megawatt.

4.Realisasi Investasi Tahun Lalu 'Luber'

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi langsung sepanjang tahun 2021 mencapai Rp901,02 triliun, sedikit melampaui target semula yakni Rp900 triliun.

Secara lebih rinci, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh 10% secara tahunan menjadi Rp454 triliun, dengan porsi mencapai 50,4% dari total realisasi investasi Indonesia. Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di periode yang sama tumbuh 8,15 secara tahunan ke Rp447 triliun, yang mengambil 49,6% dari total realisasi investasi riil Indonesia sepanjang 2021.

5. Harga CPO Nanjak, Pemerintah Tetapkan DMO Minyak Goreng

Kontrak berjangka Crude Palm Oil (CPO) alias minyak sawit mentah di Bursa Malaysia Derivatives menembus posisi MYR 5.486 per ton pada Jumat kemarin. Ini merupakan titik tertinggi sejak 1980, naik 57,17% secara tahunan.

Tingginya harga CPO berdampak pada mahalnya harga minyak goreng dalam negeri. Pemerintah pun menyiasatinya dengan memberlakukan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) bagi eksportir masing-masing 20% dari volume dengan harga jual Rp9.300 per kilogram untuk CPO dan Rp10.300 per kg untuk olein termasuk PPN.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
kabar sepekan
Kabar Sepekan: Rusia Kena Sanksi Bejibun, Harga Minyak Naik ke Ubun-Ubun
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1