Pluang+

Biaya

Blog

Tentang Kami

Inovasi dan kemudahan adalah misi kami, lihat kisahnya di sini!

FAQ

Temukan semua jawaban tentang berinvestasi di Pluang

Kontak Kami

Kami dengan senang hati menjawab pertanyaanmu. Hubungi kami!

Karir

Bergabunglah dengan tim kami!

telegram
telegram
  • facebook_logo
  • instagram_logo
  • twitter_logo
  • youtube_logo
  • telelgram_logo
  • linkedin_logo
  • tiktok_logo
app_logo
BlogIcon
Blog
Berita & AnalisisAkademiEventKamusTips & Trik InvestasiPromo
bookmark
Bookmark
Bagikan

Rangkuman Pasar: Dolar AS Lunglai, IHSG Bergerak Lihai!

Waktu baca: 3 menit

Tags
Rangkuman Pasar: Dolar AS Lunglai, IHSG Bergerak Lihai!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.543,73 poin atau menguat 0,16% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Peristiwa ini menandai kembalinya IHSG ke teritori positif setelah terjebak di zona merah. Lantas, apa yang memantik semangat indeks domestik hari ini?

IHSG Menguat Berkat Lemahnya Dolar AS

Indeks domestik berhasil perkasa hari ini berkat lunglainya nilai Dolar AS. Ya, pada hari ini, indeks Dolar AS melemah 0,15% ke level 93,63 dan bikin aset greenback tersebut bertekuk lutut terhadap beberapa mata uang Asia.

Dolar AS, misalnya, tercatat melemah 0,07% melawan Yen Jepang. Sementara itu, kurs mata uang negeri Paman Sam tersebut juga keok 0,2% melawan Dolar Singapura. Kendati demikian, Dolar AS ternyata mampu membuat pergerakan Rupiah stagnan di level Rp14.122 per Dolar AS.

Melihat kondisi tersebut, pelaku pasar langsung selera merangsek masuk pasar aset berisiko, termasuk saham. Tak heran, jika IHSG hari ini pun ikut kecipratan berkahnya. Transaksi di pasar saham hari ini pun ikut riuh, terbukti dari nilai aksi beli bersih (net foreign buy) investor asing yang tercatat Rp1,13 triliun pada hari ini.

Investor asing nampaknya masih mengincar saham-saham bank berkapitalisasi pasar jumbo seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp406,5 miliar, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp293,7 miliar, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp87,5 miliar.

Di sisi lain, investor asing terlihat melepas saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Bukalapak Tbk (BUKA) dengan nilai jual bersih masing-masing mencapai Rp35,8 miliar dan Rp35,1 miliar.

Baca juga: 4 Skandal Utama Garuda Indonesia yang Membuat Ari Askhara Dicopot dari Jabatannya

Investor Harap Bersabar, IHSG Masih Berkonsolidasi

Hanya saja, investor jangan kepalang senang dulu meski IHSG sudah meluncur di zona hijau pada hari ini. Pasalnya, ada banyak tekanan eksternal yang hampir saja membuat IHSG rontok.

Salah satu sentimen negatif tersebut datang dari harga batu bara yang terus kicep akibat niatan pemerintah China untuk mengintervensi harga batu bara. Hari ini, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di level US$181,95 per ton atau amblas 14,62% dari perdagangan hari sebelumnya. Jika dilihat dalam sepekan belakangan, maka harga batu bara sudah melorot 30,02%.

Nasib yang sama juga dialami oleh minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Harganya di Bursa Malaysia pada siang tadi sudah ambrol 2,86% dari perdagangan kemarin ke level US$4.826 per ton. Beberapa analis menduga, turunnya harga minyak dunia ikut menjadi biang keladi longsornya harga CPO. Sekadar informasi, harga minyak jenis Brent luntur 0,57% ke level US$84,15 per barel tadi pagi.

Lantas, bagaimana dengan drama krisis utang raksasa properti China Evergrande yang sempat menyeret nilai IHSG? Nah, perkembangan terakhirnya, perusahaan real estat tersebut dikabarkan sudah membayarkan utang yang jatuh tempo pada 23 September lalu. Perseroan sepertinya menghindari terjadinya default jangka pendek dan ini mengembuskan angin segar bagi pasar Asia dan pembukaan pasar Eropa.

Melansir Reuters, Evergrande telah mengirim US$83,5 juta untuk pembayaran kupon obligasi jatuh tempo ke rekening wali amanat di Citinak kemarin. Meski begitu, belum ada kepastian tentang bagaimana perusahaan bisa membayarkan utang jumbonya yang mencapai US$300 miliar.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Big Caps Rehat, IHSG Istirahat Sejenak

GIAA Masih Berkutat dengan PKPU

Kabar dari salah satu perusahaan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terkait penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) rupanya belum usai. Saat ini perusahaan menghadapi gugatan dari PT Mitra Buana Koorporindo.

Padahal korporasi baru saja bernapas lega setelah gugatan PKPU dari My Indo Airlines ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. GIAA menghadapi gugatan lantaran terdapat klaim kurang sebesar US$700.539 dalam kesepakatan kargo 2019.

Sampai saat ini, saham Garuda Indonesia masih digembok oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran belum bisa menunjukkan perbaikan dalam kelangsungan usahanya.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Bagikan

Apakah artikel ini bermanfaat?

Artikel Terkait