Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Leveragearrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: Dolar AS Lunglai, IHSG Bergerak Lihai!

Rangkuman Pasar: Dolar AS Lunglai, IHSG Bergerak Lihai!

22 Oct 2021, 10:28 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: Dolar AS Lunglai, IHSG Bergerak Lihai!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.543,73 poin atau menguat 0,16% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Peristiwa ini menandai kembalinya IHSG ke teritori positif setelah terjebak di zona merah. Lantas, apa yang memantik semangat indeks domestik hari ini?

IHSG Menguat Berkat Lemahnya Dolar AS

Indeks domestik berhasil perkasa hari ini berkat lunglainya nilai Dolar AS. Ya, pada hari ini, indeks Dolar AS melemah 0,15% ke level 93,63 dan bikin aset greenback tersebut bertekuk lutut terhadap beberapa mata uang Asia.

Dolar AS, misalnya, tercatat melemah 0,07% melawan Yen Jepang. Sementara itu, kurs mata uang negeri Paman Sam tersebut juga keok 0,2% melawan Dolar Singapura. Kendati demikian, Dolar AS ternyata mampu membuat pergerakan Rupiah stagnan di level Rp14.122 per Dolar AS.

Melihat kondisi tersebut, pelaku pasar langsung selera merangsek masuk pasar aset berisiko, termasuk saham. Tak heran, jika IHSG hari ini pun ikut kecipratan berkahnya. Transaksi di pasar saham hari ini pun ikut riuh, terbukti dari nilai aksi beli bersih (net foreign buy) investor asing yang tercatat Rp1,13 triliun pada hari ini.

Investor asing nampaknya masih mengincar saham-saham bank berkapitalisasi pasar jumbo seperti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp406,5 miliar, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp293,7 miliar, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp87,5 miliar.

Di sisi lain, investor asing terlihat melepas saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Bukalapak Tbk (BUKA) dengan nilai jual bersih masing-masing mencapai Rp35,8 miliar dan Rp35,1 miliar.

Baca juga: 4 Skandal Utama Garuda Indonesia yang Membuat Ari Askhara Dicopot dari Jabatannya

Investor Harap Bersabar, IHSG Masih Berkonsolidasi

Hanya saja, investor jangan kepalang senang dulu meski IHSG sudah meluncur di zona hijau pada hari ini. Pasalnya, ada banyak tekanan eksternal yang hampir saja membuat IHSG rontok.

Salah satu sentimen negatif tersebut datang dari harga batu bara yang terus kicep akibat niatan pemerintah China untuk mengintervensi harga batu bara. Hari ini, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di level US$181,95 per ton atau amblas 14,62% dari perdagangan hari sebelumnya. Jika dilihat dalam sepekan belakangan, maka harga batu bara sudah melorot 30,02%.

Nasib yang sama juga dialami oleh minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Harganya di Bursa Malaysia pada siang tadi sudah ambrol 2,86% dari perdagangan kemarin ke level US$4.826 per ton. Beberapa analis menduga, turunnya harga minyak dunia ikut menjadi biang keladi longsornya harga CPO. Sekadar informasi, harga minyak jenis Brent luntur 0,57% ke level US$84,15 per barel tadi pagi.

Lantas, bagaimana dengan drama krisis utang raksasa properti China Evergrande yang sempat menyeret nilai IHSG? Nah, perkembangan terakhirnya, perusahaan real estat tersebut dikabarkan sudah membayarkan utang yang jatuh tempo pada 23 September lalu. Perseroan sepertinya menghindari terjadinya default jangka pendek dan ini mengembuskan angin segar bagi pasar Asia dan pembukaan pasar Eropa.

Melansir Reuters, Evergrande telah mengirim US$83,5 juta untuk pembayaran kupon obligasi jatuh tempo ke rekening wali amanat di Citinak kemarin. Meski begitu, belum ada kepastian tentang bagaimana perusahaan bisa membayarkan utang jumbonya yang mencapai US$300 miliar.

Baca juga: Rangkuman Pasar: Big Caps Rehat, IHSG Istirahat Sejenak

GIAA Masih Berkutat dengan PKPU

Kabar dari salah satu perusahaan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terkait penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) rupanya belum usai. Saat ini perusahaan menghadapi gugatan dari PT Mitra Buana Koorporindo.

Padahal korporasi baru saja bernapas lega setelah gugatan PKPU dari My Indo Airlines ditolak oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. GIAA menghadapi gugatan lantaran terdapat klaim kurang sebesar US$700.539 dalam kesepakatan kargo 2019.

Sampai saat ini, saham Garuda Indonesia masih digembok oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) lantaran belum bisa menunjukkan perbaikan dalam kelangsungan usahanya.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar