Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali unjuk gigi hari ini setelah dua hari mati kutu. Aset kripto nampaknya juga bergerak jitu. Apa yang terjadi dengan kedua pasar tersebut hari ini?
IHSG menutup sesi perdagangan Rabu (15/12) dengan bercokol di angka cantik 6.626,26 alias sukses menguat 0,16% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Bahkan, tujuh sektor di indeks domestik mampu menorehkan kinerja positif sepanjang hari ini.
Nampalnya, pelaku pasar percaya diri untuk bermain-main di pasar saham domestik didorong oleh sentimen positif dari dalam negeri. Ya, pada hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indonesia mencetak surplus neraca dagang sebesar US$3,51 miliar.
Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal berada di jalur yang tepat. Biasanya, sentimen tersebut akan membawa angin segar bagi saham-saham perbankan lantaran penyaluran kredit bagi ekspansi usaha akan moncer kala ekonomi bertumbuh. Benar saja, saham sektor keuangan hari ini memang berhasil tumbuh 0,45%.
Hanya saja, penguatan IHSG harus terganjal beberapa sentimen negatif. Salah satunya datang dari AS yang kemarin mengumumkan bahwa nilai Indeks Harga Produsen November naik 9,6% secara tahunan.
Nah, hal ini bikin pelaku pasar khawatir bahwa tingkat inflasi AS kian tak terkendali. Kalau sudah begini, mereka tentu waswas bahwa bank sentral AS The Fed akan mengetatkan kebijakan moneternya. Jika itu terjadi, maka mereka harus pasrah melihat aliran modal asing "pulang kampung" ke negara asalnya beberapa saat mendatang.
Namun, pelaku pasar ogah panik duluan. Mereka memilih untuk mengantisipasi hasil rapat FOMC The Fed Desember yang sedianya akan usai dini hari mendatang. Meski memang, banyak pihak menduga bahwa otoritas moneter tersebut nampaknya benar-benar ngotot mempercepat tapering dan menaikkan suku bunga acuan.
Aksi wait and see investor pun bikin bursa saham global tumbang. Di Asia, indeks saham Hong Kong ambruk 1,33%, disusul oleh indeks Nikkei 225 dan indeks Kospi yang masing-masing luntur 0,73% dan 0,46%. Di AS, indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terjun 0,75% dan 1,14% kemarin.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Rekor Sepanjang Masa, ETF Bitcoin Berkuasa
Sayangnya, sentimen positif dari dalam negeri tetap tidak mampu membendung arus dana asing yang keluar. Pada hari ini, investor asing mencatat aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp595,08 miliar di seluruh pasar.
Pelaku pasar asing terlihat paling banyak melego saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sebesar Rp722,2 miliar dan diikuti oleh saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp82,9 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga melepas saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) senilai RP33,2 miliar.
Kendati demikian, hanya nilai saham TLKM dan SMMA yang berakhir di zona merah setelah masing-masing terkoreksi 0,49% dan 1,03%. Sementara itu, saham INTP justru melompat 1,05% ke level Rp12.050 per saham.
Di sisi lain, investor asing terlihat memburu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp249,8 miliar, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) sebesar Rp149,9 miliar ,dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp24,2 miliar.
Kabar lainnya datang dari perusahaan konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang berencana melakukan rights issue pada akhir tahun mendatang. Aksi korporasi ini merupakan implementasi dari keputusan pemerintah untuk menginjeksi Rp7,9 triliun dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) demi mengakselerasi realisasi proyek-proyek perseroan.
Sayangnya, kabar ini gagal mendongkrak nilai sahamnya. Nilai sero WSKT hari ini justru amblas 0,63% ke Rp785 per lembar.
Setelah ditunggu sekian lama, akhirnya kondisi pasar aset kripto sore ini terlihat "subur". Melansir Coinmarketcap pukul 17.20 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo sejagat bertahan di zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC), contohnya, sukses melompat 3,41% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$48.496,18 per keping. Sementara itu, nilai Ether (ETH) pun berhasil loncat 2,77% ke US$3.877,69 per keping.
Salah satu "pembunuh Ethereum", Solana (SOL) juga berhasil loncat 9,3% pada hari ini. Anggota geng Ethereum Killer lainnya yakni Avalanche (AVAX) malah berhasil melambung lebih tinggi 15,71%.
Secara umum, pasat kripto masih diiringi sentimen sikap investor yang menanti hasil rapat FOMC terkait keputusan moneter The Fed. Tapi, pelaku pasar nampaknya memanfaatkan waktu tersebut untuk memborong aset kripto lantaran laporan beberapa analis yang mengatakan bahwa kelas aset ini akan menjadi incaran utama jika The Fed urung mengetatkan kebijakan moneternya.
Sentimen lainnya datang dari India, di mana pemerintah negara Bollywood tersebut berencana mengundurkan jadwal penyusunan regulasi aset kripto dari akhir tahun ini ke tahun depan.
Namun, panggung utama aset kripto nampaknya masih dikuasai oleh Dogecoin (DOGE). Nilai koin meme ini mantap melaju 13,5% dalam sehari terakhir setelah punggawa Tesla, Elon Musk, mengatakan bahwa produsen mobil listrik itu akan menerima pembayaran dalam bentuk DOGE untuk transaksi produk merchandise-nya.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Masih Solid, Kripto Gagal Terbang
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini