Harga emas di pasar spot pada hari ini, Kamis (22/4) pukul 09.00 WIB, menguat 0,12% ke US$1.795,91 per ons. Penguatan harga logam mulia yang lebih tajam terjadi di pasar COMEX, yakni 0,26% ke US$1.797,8 per ons.
Penguatan ini didorong oleh menurunnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat. Pagi ini, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun amblas ke 1,53%. Ini melanjutkan tren penurunan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang terjadi sejak pekan lalu.
Peristiwa ini tentu bikin investor perlahan meninggalkan obligasi. Akhirnya, mereka pun mengalihkan perhatiannya ke aset lain, khususnya emas. Hal tersebut pada akhirnya akan mengerek harga emas lebih tinggi lagi.
Melandainya tingkat yield obligasi pemerintah AS terjadi di tengah lesunya antusiasme investor di pasar obligasi. Sejatinya, sepanjang pekan ini, pemerintah AS tengah getol melelang surat utang. Hanya saja, investor nampaknya tak memperlihatkan animo yang besar.
Tak hanya perihal obligasi AS, penguatan harga logam mulia pagi ini juga disebabkan oleh loyonya keperkasaan dolar AS terhadap basket mata uang lain. Pagi ini, nilai indeks dolar AS semakin terpuruk ke 91,08, lunglai dari posisi 91,35 kemarin.
Melemahnya nilai dolar AS akan menjadi angin segar bagi permintaan emas. Ini lantaran harga logam mulia akan menjadi relatif lebih murah bagi investor yang jarang bertransaksi menggunakan dolar AS. Alhasil, harga emas pun beranjak naik.
Baca juga: Dikelilingi Banyak Sentimen Positif, Harga Emas Terbang Tinggi Hari Ini
Pelemahan nilai dolar dan yield obligasi AS, yang mengerek naik harga emas, sebenarnya hanyalah implikasi dari perkembangan ekonomi dunia saat ini.
Salah satu faktor pendorong permintaan emas adalah kecemasan investor atas inflasi. Beberapa hari terakhir, investor khawatir bahwa tingkat inflasi akan melesat tinggi. Apalagi, data-data makroekonomi AS pekan lalu menunjukkan hasil yang mumpuni.
Harapan atas menguatnya daya beli, dan kemudian mendorong inflasi, juga diperkuat dengan ramalan bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan mencatat laju yang cepat di tahun ini. Hal itu sesuai dengan polling yang dilakukan Reuters baru-baru ini.
Namun di saat yang bersamaan, investor juga mulai khawatir ihwal pembatasan kembali kegiatan ekonomi. Ketakutan ini muncul setelah beberapa negara tengah mengalami gelombang baru infeksi COVID-19. Contohnya adalah India, Filipina, Papua Nugini, bahkan AS.
Pada akhir pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 dalam dua bulan terakhir malah bertambah dua kali lipat. Hal ini terjadi meski beberapa negara telah menjalankan program vaksinasi massal.
Baca juga: Harga Emas Hari ini Ditopang Data Inflasi AS yang Moncer
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini