Baru-baru ini viral di media sosial tentang unggahan yang bikin garuk-garuk kepala. Di media sosial TikTok, beredar unggahan seseorang yang seolah-olah enggan meneliti faktor penentu harga rumah lantaran ia nekat menjual propertinya seharga Rp10 juta saja. Alasannya? Karena ia tidak merasa cocok dengan tetangganya.
Akun TikTok @dedek.inok memasang foto rumah dengan cat berwarna merah jambu itu. Tentunya warganet berpikir bahwa “oh, mungkin tetangganya resek aja, nih.” Tapi, rupanya bukan itu akar masalahnya. Foto-foto lain menunjukkan bahwa properti itu dikelilingi oleh nisan-nisan. Alias, rumah kecil itu dikelilingi area pemakaman.
@dedek.inok bantu teman,bagi yang minat 🙏
Tentu saja, pembuat konten TikTok itu hanya aksi jahil saja dan tidak benar-benar berniat menjual properti itu. Bangunan tersebut semestinya merupakan gudang yang memang kerap ada di sebuah area pemakaman, yang biasanya menjadi tempat untuk menyimpan alat-alat seperti keranda.
Terlepas dari guyonan yang viral, sebenarnya unggahan tersebut bisa kita kritisi lebih dalam. Apa, sih, sebenarnya yang menjadi faktor penentu harga rumah? Apakah memang kita harus menjual rumah dengan murah kalau punya tetangga nyebelin? Untuk itu, yuk kita pelajari bersama-sama.
Baca juga: 4 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Cerdas
Sebelum membeli (atau menjual) rumah, pastikan kamu mengecek lingkungan di sekitar baik secara fisik maupun sosial. Beberapa faktor penentu harga rumah dari segi fisik adalah faktor lanskap, vegetasi, temperatur udara, kualitas air, hingga suasana sekitar. Sementara, untuk faktor sosial, pertimbangkan juga faktor sosial seperti tingkat hidup dan sikap warga setempat.
Kemudian, coba deh kamu juga berkeliling di sekitar. Soalnya, rumah yang tidak dekat sutet (saluran udara listrik tegangan tinggi), tempat pembuangan sampah, pemakaman, atau daerah genangan biasanya akan dihargai dengan lumayan. Faktor lokasi ini juga menjadi pertimbangan bagi bank untuk menerima pengajuan KPR, loh!
Kalau kamu tipe orang dengan mobilitas tinggi, faktor ini tentu perlu ditempatkan di urutan pertama. Akses ke pusat-pusat kegiatan, terutama dari rumah ke kantor atau sekolah/kampus, adalah faktor penentu harga rumah.
Selain itu, posisi rumah pun mempengaruhi harga. Harga rumah di jalan utama di kawasan kompleks perumahan umumnya lebih tinggi.
Faktor akses ini juga yang menjadikan dekatnya posisi rumah dengan gerbang tol, jalur kereta, terminal, jalan raya yang banyak dilalui angkutan umum diincar dan diminati dan menjadi nilai jual.
Namun, kalau semisal kamu tipe orang yang nyantai saja dan lebih menekankan budget yang murah, faktor ini bisa kamu kesampingkan. Jarak tempuh tidak selalu jadi ukuran. Perumahan yang lebih jauh tapi hanya perlu sekali saja naik kendaraan umum juga bisa jadi pilihan menarik, kok.
Apakah kamu bakal menempati rumah itu seorang diri alias kamu ialah seorang end user? Ataukah bersama dengan pasangan? Meski rumah itu hanya untuk kamu tempati saat ini, pastikan juga kamu mempertimbangkan rencana jangka panjangnya lagi. Mungkin kamu bakal memerlukan rumah yang luas untuk pasanganmu kelak?
Jadi, pertimbangkanlah luas bangunan dan kavling serta jumlah ruang. Rumah dengan tanah yang lebih luas pastinya lebih mahal dibanding rumah setipe yang lebih kecil. Begitu juga rumah dengan ruang lebih banyak, harganya tentu akan lebih tinggi. Jadi, pintar-pintar tentukan budget-nya, ya!
Spek material, kualitas desain, dan pengerjaan bangunan sangat menjadi faktor penentu harga rumah. Ini yang menyebabkan, misalnya, harga rumah di Queen Residence lebih tinggi dari rumah di Citra Indah.
Dalam menentukan harga rumah, fasilitas adalah faktor penentu harga yang penting. Fasilitas yang disediakan di setiap rumah serta fasilitas di dalam dan sekitar rumah perlu jadi pertimbangan. Rumah yang dilengkapi fasilitas kolam renang di dalam rumah lebih murah dibandingkan dengan rumah tanpa fasilitas.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Pindah Kelas BPJS Kesehatan
Harga hunian di perumahan yang dikembangkan oleh pengembang bereputasi tinggi tentu jadi faktor penentu harga rumah lebih mahal. Sebab, mereka juga menaruh reputasi mereka di dalam harga rumah yang dijual.
Hal ini pun akan menjadi nilai plus kalau kamu ingin menjual rumahmu kembali. Pasalnya, perumahan yang dikembangkan oleh developer bonafit berlokasi di lingkungan strategis, berfasilitas lengkap, dan bebas dari bencana-bencana yang tak terduga seperti banjir.
Sebagian besar biaya tambahan sebuah rumah ditanggung oleh konsumen. Jadi, saat kamu membeli rumah, pastikan kamu berhati-hati soal aspek ini. Pasalnya, kebijakan pengembang sangat bervariasi soal pengenaan biaya tambahan.
Hal-hal yang perlu kamu pertimbangkan di antaranya pajak pertambahan nilai (PPN), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), biaya IMB, akta jual beli (AJB), fee notaris/PPAT, hingga bea balik nama (BBN) dan pemrosesan sertifikat.
Nah, bagi kamu yang merasa berpenghasilan pas-pasan, faktor penentu harga rumah ini perlu jadi sorotan juga. Dukungan pembiayaan dari bank termasuk untuk kredit pemilikan rumah (KPR) akan mempengaruhi juga harga rumah.
Bank yang bekerjasama dengan pengembang biasa menawarkan pada pengembang untuk memberikan diskon harga atau subsidi bunga untuk akuisisi rumah.
Secara kita hidup di negeri seperti Indonesia yang banyak aturan normatifnya, selalu ingat perihal mengurus perizinan, ya, Sobat Cuan. Bila birokrasi suatu daerah menerapkan biaya perizinan sedemikian rupa, tentunya harga rumahnya jatuhnya bakal lebih tinggi.
Nah, tengok deh orang-orang yang tinggal di sekitar calon rumah yang kamu incar di perumahan itu. Karena faktor penentu harga rumah ini juga bisa signifikan pengaruhi budget-mu. Apakah mereka termasuk segmen pasar atau etnis tertentu? Kawasan yang banyak dihuni kalangan pekerja komuter yang berpendapatan sedang-sedang saja, harga rumahnya tentu bisa lebih rendah.
Sebaliknya, jika kamu tinggal di wilayah yang didominasi pebisnis/pedagang dengan pendapatan besar, maka harga rumahnya pun cenderung lebih tinggi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Kompas, Housing Estate, Open Door
Bagikan artikel ini