Minggu ketiga Februari nampaknya menjadi pekan yang tragis bagi emas. Harganya kini terjungkal secara tajam, menjadikan pekan ini sebagai pekan terburuk bagi logam mulia tersebut dalam tiga bulan terakhir.
Di akhir pekan ini, harga emas harus terbanting 3,11% ke US$1.770 per ons. Padahal, harga emas sempat berada di kisaran US$1.825 per ons pada awal minggu ini.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS didapuk menjadi biang keladi pelemahan harga emas pekan ini. Pada Kamis waktu AS, obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun bahkan sudah menyentuh 1,31%, nyaris mendekati titik tertingginya di tahun ini.
Imbal hasil surat utang pemerintah AS kini melonjak lantaran investor tengah memborongnya. Mereka melakukan hal tersebut karena mengantisipasi potensi kenaikan inflasi di masa depan. Sebab, mereka percaya tanda-tanda pemulihan ekonomi di negara adidaya tersebut mulai terlihat.
Salah satu indikatornya adalah indeks harga produsen AS yang meningkat 1,3% secara bulanan pada Januari, di mana kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2009. Tak hanya itu, indeks ritel AS juga menguat 5,3% secara bulanan di periode yang sama.
Dua indikator tersebut memberi sinyal bahwa daya beli masyarakat AS tengah menguat dan akan berujung ke kenaikan permintaan barang dan jasa. Alhasil, seluruh peristiwa itu pun akan bermuara ke kenaikan tingkat inflasi.
Lantas, mengapa kenaikan imbal hasil obligasi menghantam harga emas?
Ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS menanjak, artinya biaya kesempatan (opportunity cost) investor untuk menggenggam emas juga akan meningkat.
Dalam kata lain, investor tentu akan lebih tertarik menggenggam obligasi jika imbal hasilnya tengah meningkat. Langkah tersebut akan menguntungkan investor ketimbang terus menggenggam emas, yakni sebuah aset yang tak menghasilkan imbal hasil secara periodik layaknya obligasi.
Baca juga: Vaksin Baru dan Rilis Laporan Keuangan jadi Sentimen Utama Pasar Pekan Ini
Seolah-olah tidak cukup lemas dihajar obligasi pemerintah AS, harga emas pekan ini ternyata juga “diping-pong” oleh fluktuasi nilai dolar AS. Pada pekan ini, nilai indeks dolar AS terhadap basket mata uang negara lainnya juga menunjukkan reli yang kuat.
Kenaikan nilai dolar AS selalu ditengarai bisa menurunkan permintaan emas. Sebab, investor yang tak terbiasa menggunakan dolar AS sebagai transaksi sehari-hari akan membeli emas dengan harga yang lebih mahal jika dibayar dengan mata uang tersebut.
Alhasil, permintaan yang menurun bikin harga emas terkerek ke bawah.
Baca juga: Pasar Saham dan Bitcoin Lesu, Ini Hal-hal yang Dinanti Investor
Pelaku pasar nampaknya masih perlu memantau ketat atas analisis pergerakan imbal hasil obligasi AS, mengingat ada konsensus bahwa inflasi pada tahun ini akan menyentuh 2,23%, atau inflasi tertinggi AS dalam enam tahun terakhir. Sebab, hal itu akan sangat mempengaruhi harga emas.
Namun, masih ada kemungkinan harga emas bergerak naik lantaran imbal hasil obligasi pemerintah yang tinggi akan bikin sebagian penggenggamnya mengambil aksi untung (profit taking).
Kemudian, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kelanjutan stimulus fiskal AS sebesar US$1,9 triliun yang dicetuskan Presiden AS Joe Biden pada Januari lalu. Jumat lalu, komite dewan legislatif AS mengungkap kemungkinan fraksi Partai Demokrat badan legislatif AS akan menyetujui stimulus tersebut akhir Februari.
Stimulus fiskal bisa menjadi angin segar bagi harga emas. Sebab, penggelontoran stimulus akan menambah jumlah uang beredar, sehingga melemahkan nilai dolar AS dan meningkatkan inflasi. Di waktu yang sama, investor tentu akan melindungi kekayaannya dari gerusan inflasi dengan berinvestasi di aset lindung nilai, seperti emas.
Hanya saja, pergerakan positif ini tentu tergantung dengan langkah obligasi pemerintah AS. Apakah aset ini akan kembali merundung emas di pekan depan?
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Tersungkur Setelah Obligasi AS Rekor dalam Setahun
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini