Valuasi adalah salah satu proses penting bagi investor sebelum memilih aset berinvestasi. Pelajari valuasi di artikel berikut!
Valuasi adalah proses berbasis analisis untuk menentukan nilai perusahaan baik saat ini maupun proyeksinya di masa depan.
Dalam melakukan valuasi, analis menggunakan beberapa metode. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan analisis fundamental berbasis kinerja keuangan perusahaan, prospek laba perusahaan ke depan, nilai pasar dari asetnya saat ini, dan metrik keuangan lainnya.
Namun, selain itu analis menggunakan model untuk menentukan valuasi satu perusahaan, misalnya Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Dividend Discount Model (DDM).
Bagi analis, valuasi merupakan sarana penting untuk menentukan prospek pertumbuhan bisnis perusahaan di masa depan. Nantinya, mereka dapat menilai apakah nilai satu perusahaan kurang dihargai (undervalued) atau berlebihan dihargai (overvalued) oleh pasar.
Hanya saja, tidak ada standar baku dalam menilai baik-buruknya valuasi satu perusahaan. Hal ini mengingat pengukuran valuasi tidak berasal dari satu sudut pandang saja.
Apalagi, beberapa analis kadang juga menggunakan metode analisis yang bermacam-macam ketika menilai valuasi satu perusahaan tertentu. Sebab, masing-masing dari mereka mencoba mengukur nilai satu perusahaan, tapi berbasiskan aspek-aspek yang berbeda.
Sebagai contoh, satu analis mungkin hanya mengukur nilai perusahaan dari sisi arus kasnya saja. Namun, analis lainnya bisa saja menilai ukuran perusahaan dari total aset yang ia miliki.
Dalam dunia finansial, analis umumnya mengenal dua jenis model valuasi yang terdiri dari:
Model valuasi ini adalah cara bagi analis untuk menemukan nilai intrinsik, alias nilai "sesungguhnya", dari sebuah perusahaan hanya berdasarkan faktor fundamentalnya saja.
Melalui model ini, analis hanya fokus memperhatikan aspek seperti dividen, arus kas, dan tingkat pertumbuhan bisnis satu perusahaan saja. Selain itu, dalam melaksanakan analisis ini, analis tidak mempertimbangkan valuasi yang sama dari perusahaan lain.
Sementara itu, model valuasi relatif adalah metode pengukuran nilai perusahaan dengan membandingkan satu valuasi korporasi dengan perusahaan lainnya.
Dalam hal ini, analis umumnya membandingkan rasio harga saham terhadap laba bersih (Price-to-Earnings) satu perusahaan dengan perusahaan lain di sektor yang sama. Berangkat dari situ, analis bisa menentukan apakah valuasi satu korporasi dianggap undervalued atau overvalued oleh pasar.
Karena menggunakan indikator keuangan yang simpel, metode valuasi relatif selalu dianggap lebih mudah dan cepat diaplikasikan oleh analis dibanding model valuasi absolut.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, valuasi adalah indikator fundamental penting dalam berinvestasi yang dapat diukur dalam beberapa metode kalkulasi. Berikut adalah beberapa contohnya!
Salah satu cara pengukuran umum dalam menilai valuasi secara cepat dan mudah adalah dengan perhitungan berbasis aset dan utang yang dimiliki satu perusahaan.
Sebagai contoh, anggap saja Sobat Cuan tertarik membeli saham perusahaan A, yang saat ini memiliki aset Rp1 miliar dan liabilitas sebanyak Rp750 juta. Dengan demikian, jika dihitung berdasarkan nilai asetnya, maka valuasi perusahaan A tercatat sebesar Rp250 juta, yang didapat dari pengurangan antara nilai total aset dikurangi utang.
Kendati terbilang praktis, pendekatan ini memiliki kelemahan tersendiri. Sebagai contoh, perhitungan ini tidak memasukkan aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan seperti jenama dan nama perusahaan. Di samping itu, kalkulasi ini juga mengesampingkan arus kas, yang merupakan elemen penting dalam mengukur valuasi perusahaan.
Analis biasanya menggunakan pendekatan ini untuk mendapatkan estimasi valuasi yang lebih lengkap. Alih-alih menaksir nilai aset, metode ini justru menitikberatkan pada pendapatan dan beban perusahaan. Tujuannya agar analis bisa menentukan arus kas masa depan dan melihat kemampuan kas tersebut dalam menghasilkan cuan di masa depan.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pendekatan ini adalah:
Hasil metode Discounted Cash Flow Valuation dianggap lebih sempurna dengan pendekatan berbasis aset lantaran formula ini melihat nilai "sesungguhnya" dari sebuah perusahaan, tidak hanya dari nilai aset dan liabilitasnya semata.
Di samping itu, hasil perhitungan formula ini juga dianggap lebih fleksibel karena ikut memasukkan prakiraan pendapatan dan arus kas perusahaan di masa depan. Dengan kata lain, pendekatan satu ini tidak menggunakan data-data perusahaan di masa lalu.
Hanya saja, itu pula yang menjadi kelemahan metode kalkulasi satu ini. Karena perhitungannya didasarkan pada asumsi dan estimasi, maka tingkat kesalahannya juga tinggi.
Dalam dunia investasi, valuasi adalah proses penting yang dapat membantu investor untuk menentukan saham jagoannya dalam berinvestasi. Pasalnya, proses valuasi bisa memberikan gambaran bagi investor terkait berapa nilai "sebenarnya" dari perusahaan yang sahamnya mereka genggam.
Sebagai contoh, jika valuasi satu perusahaan lebih baik dari kinerja sektoralnya, maka ada kemungkinan prospek bisnisnya di masa depan akan ikut lebih baik dari pesaingnya.
Di samping itu, valuasi juga bisa membentuk persepsi investor terkait seberapa "berharganya" saham milik satu perusahaan.
Seperti yang telah disinggung di atas, tidak ada standar baku terkait baik-buruknya valuasi satu perusahaan. Sehingga, investor pun bebas melakukan interpretasi atas valuasi.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Robinhood
Bagikan artikel ini