Satoshi unit adalah sebutan bagi unit terkecil Bitcoin saat ini, yakni bernilai 1:100.000.000 atau 0,00000001 BTC. Satuan ini diambil dari nama pseudonym penemu koin kripto tertua itu, Satoshi Nakamoto.
Tidak seperti uang fiat, kripto adalah mata uang yang hanya eksis di dunia digital. Ini memberikan aspek keuntungan pada mata uang kripto yang tidak dimiliki oleh mata uang fiat, yakni pecahannya bisa “dipecah” lagi menjadi satuan-satuan yang sangat kecil.
Bitcoin atau BTC adalah mata uang kripto tertua, dan karenanya juga yang termahal. Wajar saja jika pecahannya kemudian bisa jadi sangat kecil seperti 1 Satoshi Unit.
Bitcoin diinisiasi oleh orang (atau mungkin beberapa orang) yang memakai nama samaran Satoshi Nakamoto di tahun 2007. Spekulasi perihal siapa sebetulnya orang dibalik nama samaran itu terus berkembang sejalan dengan melesatnya popularitas Bitcoin.
Teranyar, pendiri perusahaan software antivirus, McAfee yakni John McAfee menyingkap bahwa dirinya yakin telah menemukan siapa Satoshi Nakamoto. McAfee yakin pendiri bitcoin adalah 11 orang yang bekerja dalam tim untuk merumuskan Bitcoin yang kemudian dipublikasikan dalam buku putih.
Temuan ini didasari oleh riset yang dia lakukan terhadap buku putih blockchain dan Bitcoin. Sebagaimana diketahui, Satoshi Nakamoto mempublikasikan buku putih setebal sembilan lembar di 2009 yang pertama kali menyebut Bitcoin.
Dalam penjelasannya, dia juga menyebut koin ini sebagai peer-to-peer electronic cash yang kemudian diwujudkan dalam bentuk software. Namun, Nakamoto kemudian hilang ditelan bumi setelah software Bitcoin selesai diluncurkan.
Sejak 2008, tidak seorang pun mengklaim diri sebagai Satoshi Nakamoto. Kasak-kusuk yang berkembang pun tidak pernah sampai mengungkap ihwal sosok asli Nakamoto.
Namun, untuk mengingat jasa pseudonym misterius itu dalam mengembangkan mata uang masa depan, Satoshi dipakai sebagai satuan unit terkecil dalam Bitcoin saat ini.
Baca juga: Ini Alasan HODL & Menabung Kripto Adalah Strategi Jitu Saat Pasar Bearish!
Pecahan dalam uang fiat haruslah berupa uang fisik juga, baik kertas maupun koin. Namun, hal ini tidak berlaku bagi uang digital seperti Bitcoin yang tidak punya rupa fisik.
Adapun konsep Satoshi mirip dengan sen dalam rupiah atau pence dalam poundsterling. Yakni satuan yang lebih kecil dari Rp1. Bedanya, jika Rp1 hanya senilai 100 sen, maka 1 bitcoin mencapai 100.000.000 satoshi.
Pecahan yang sangat kecil dalam mata uang kripto ini dimungkinkan berkat teknologi di baliknya yang membuat sekecil apapun transaksi menggunakan kripto akan tercatat dalam buku besar. Sehingga, untuk unit yang sama, dapat terjadi banyak transaksi secara bersamaan yang tercatat rapi dan bisa diakses siapa saja di sistem blockchain.
Satoshi dibuat untuk membantu transaksi Bitcoin jadi lebih likuid dan banyak digunakan orang. Wajar saja, sebab nilai tukarnya saat ini terlalu tinggi, sehingga tentu tidak akan ideal sebagai alat transaksi jika tidak dipecah ke satuan yang lebih kecil.
Sebagai ilustrasi, saat ini harga bitcoin berfluktuasi di angka US$34.000 per unit atau sekitar Rp482 juta. Harga tersebut tidak murah apalagi bagi investor pemula. Karenanya, Bitcoin juga dipasarkan dalam pecahan-pecahan kecil.
Awalnya Bitcoin didenominasi jadi 1:1.000 yang bernama millibitcoins (mBTC). Saat harganya kembali naik, dibuatlah pecahan yang lebih kecil yakni 1:1.000.000 yang diberi nama mikro Bitcoin (μBTC). Satoshi adalah pecahan yang lebih kecil lagi yakni 1:100.000.000.
Meski terdengar tidak masuk akal, Satoshi Unit membuat harga BTC lebih relevan. Jika dihitung berdasarkan nilai yang berlaku sekarang, maka 1 satoshi nilainya kurang lebih Rp4,82.
Harga ini tentu lebih terjangkau buat kamu Sobat Cuan pemula yang minim modal, bukan?
Baca juga: Ini Jenis Uang yang Tak Boleh Digunakan Demi Trading Kripto!
Pemakaian Bitcoin sebagai alat tukar yang semakin diterima menuntut koin agar lebih likuid. Nilai tukarnya yang terus meroket, hingga sempat menyentuh Rp500 juta per keping, tentu menyulitkan tanpa adanya denominasi.
Hal inilah yang mendasari uang kripto diperdagangkan juga dalam bentuk receh.
Kamu pasti punya pecahan kecil di dompetmu yang lebih mudah dipakai saat membeli kopi atau membayar parkir. Nah, Satoshi dibuat dengan tujuan yang mirip dengan uang recehmu.
Jadi, penggunanya tidak perlu ragu menukar uang fiatnya ke dalam bitcoin karena khawatir kurang likuid lantaran nilai tukarnya yang terlalu mahal. Sementara itu, kapital bitcoin terus bertambah dari konversi nilai uang fiat ke dalam kripto.
Sama seperti nilai tukar mata uang antar negara, nilai Bitcoin akan terus berfluktuasi. Tidak menutup kemungkinan saat harganya sudah semakin melambung tinggi, akan dibuat pecahan yang lebih kecil dari satoshi.
Baca juga: Panduan Cara Menggunakan RSI Untuk Trading Crypto Bagi Pemula
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia, Wealth Simple
Bagikan artikel ini