JIBOR adalah salah satu suku bunga acuan yang ditetapkan oleh BI. Namun, apa fungsi dari suku bunga satu ini?
JIBOR adalah rata-rata suku bunga indikasi pinjaman tanpa agunan antar bank di Indonesia. Dengan istilah lain, suku bunga ini bukanlah rata-rata suku bunga agunan dari bank ke nasabahnya namun suku bunga yang berlaku ketika satu bank melakukan pinjaman dari bank lain. Makanya, JIBOR dapat disebut juga suku bunga penawaran antar bank untuk periode pemberian pinjaman lebih dari satu malam.
Suku bunga ini berperan sebagai tolok ukur tingkat bunga yang terjadi di pasar uang. Pelaku pasar juga menggunakannya sebagai referensi dalam berbagai kegiatan seperti menentukan suku bunga pinjaman, menetapkan harga instrumen keuangan, dan mengukur kinerja sebuah instrumen keuangan.
Baca juga: Suku Bunga
JIBOR ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) berdasarkan kuotasi suku bunga indikasi pinjaman yang ditawarkan oleh bank kontributor (offer rate). Bank wajib menyerahkan data offer rate tersebut kepada BI antara 07.00 WIB hingga 09.30 WIB, dengan koreksi online yang dapat dilakukan hingga 09.45 WIB.
Setelah data-data tersebut terhimpun, BI pun mulai menghitung suku bunga JIBOR dengan metode perhitungan rerata sederhana (simple average) dari kuotasi yang disampaikan oleh bank kontributor, setelah mengeluarkan 15% data offer rate tertinggi dan 15% data offer rate terendah.
Kemudian, BI akan mempublikasikan suku bunga ini pada pukul 10.00 WIB setiap hari kerja melalui situs resminya. Adapun suku bunga JIBOR yang dihitung dan dipublikasikan memiliki tenor satu minggu, satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan 12 bulan. Tadinya, BI juga sempat merilis suku bunga JIBOR overnight namun hal itu tidak lagi dilaksanakan sejak 2 Januari 2019.
Secara keseluruhan, terdapat lima manfaat utama dari keberadaan suku bunga satu ini. Di antaranya yaitu:
JIBOR mendorong pertumbuhan Pasar Uang Antar Bank (PUAB), terutama dalam transaksi yang masih tergolong kecil dan tidak didasarkan pada benchmark atau suku bunga acuan yang jelas. Hal ini memberikan dukungan bagi pelaku pasar untuk menciptakan instrumen pasar uang lainnya berdasarkan suku bunga.
Kehadiran JIBOR dapat memberikan dukungan bagi para pelaku pasar dalam menciptakan instrumen pasar uang berdasarkan suku bunga. Dalam hal ini, suku bunga tersebut dapat menjadi patokan atau rujukan suku bunga dalam transaksi.
JIBOR juga membantu pihak perbankan dalam menentukan tingkat suku bunga kredit, pinjaman, dan deposito bagi nasabah yang berkualitas tinggi (nasabah prima).
JIBOR menjadi tolok ukur atau benchmark dalam mengevaluasi kinerja dan harga obligasi di pasar.
Dalam mengimplementasikan JIBOR, BI merasa bahwa suku bunga tersebut harus disempurnakan sehingga suku bunga acuan tersebut benar-benar mencerminkan suku bunga yang terjadi di pasar. Oleh karenanya, pada 2 Januari 2019, BI membentuk JIBOR dengan mengacu pada data transaksi dan diterapkan dengan tata kelola yang baik.
Pendekatan ini pun sejalan dengan praktik umum global terkait referensi suku bunga keuangan yang dituangkan dalam prinsip International Organization of Securities Commissions (IOSCO) mengenai referensi suku bunga keuangan (IOSCO Principles for Financial Benchmarks).
Penyempurnaan ini diharapkan dapat mendorong kredibilitas JIBOR sebagai suku bunga patokan pasar uang. Selain itu, upaya tersebut juga diharapkan mampu mengurangi kompleksitas kontrak keuangan dengan mendorong standardisasi penggunaan suku bunga acuan pada surat utang dan pinjaman dengan suku bunga mengambang, derivatif suku bunga Rupiah, serta valuasi instrumen keuangan.
Baca juga: Bagaimana Cara Melakukan Pembelian & Penjualan Emas Melalui Aplikasi Pluang?
Selain JIBOR, BI juga memiliki satu suku bunga acuan lain bernama Indonesia Overnight Index Average (IndONIA). Namun, apa bedanya suku bunga JIBOR dengan IndONIA.
IndONIA adalah indeks suku bunga atas transaksi pinjam-meminjam pinjaman tanpa agunan yang dilakukan antar bank untuk jangka waktu semalam (overnight). Karakteristik ini berbeda dengan JIBOR, yakni rerata suku bunga untuk pinjaman serupa namun dengan tenor mulai dari satu minggu.
Selain itu, formulasi penetapan IndONIA juga berbeda. Jika JIBOR dihitung menggunakan metode simple average dan mengeliminasi 15% offer rate tertinggi dan terendah, maka IndONIA dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang nilai nominal transaksi (volume-weighted average) atas seluruh data transaksi yang dilakukan pada hari transaksi.
IndONIA sendiri mulai dipublikasikan BI sejak 1 Agustus 2018 untuk menggantikan peran JIBOR dengan tenor overnight.
Baca: Kebijakan Moneter
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dasri Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini