Bitcoin halving adalah kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok, atau terjadi empat tahun sekali. Halving menjadi indikator penting dalam menyusun proyeksi harga Bitcoin mengingat aktivitas ini memberi sinyal utama mengenai pasokan raja aset kripto tersebut saat ini.
Kamu tentu tahu bahwa setiap penambang Bitcoin berhak memperoleh block reward setelah sukses menambang satu blok Bitcoin. Pada aktivitas ini, jaringan akan menerapkan pemberian imbalan bitcoin halving tersebut bagi penambang yang menambahkan block dalam jaringan mereka.
Namun, mengapa “imbalan” mereka dipotong setengahnya setiap empat tahun sekali? Nah, dalam hal ini, nilai imbalan mereka susut seiring suplai Bitcoin yang juga terbatas. Seperti yang kita ketahui, terdapat 21 juta keping Bitcoin yang tersebar di dunia ini dan konon akan habis ditambang pada 2140. Sehingga, wajar saja jika nilai imbalan mereka dikurangi agar pasokan Bitcoin bisa tetap bertahan dalam jangka panjang.
Sejak pertama kali ditambang pada 2009 silam, Bitcoin sudah mengalami tiga kali halving.
Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, di mana imbalan penambang yang tadinya 50 BTC merosot jadi 25 BTC. Selanjutnya, halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016 ketika block reward disunat dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC.
Kali terakhir bitcoin halving terjadi pada 11 Mei 2020 lalu, yakni dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Halvening berikutnya diprediksikan akan terjadi pada Maret 2024, dan tampaknya akan menyentuh angka 3,125 BTC per block transaksi.
Teknologi yang mendasari Bitcoin, yakni teknologi blockchain, pada dasarnya terdiri dari kumpulan komputer, atau node, yang menjalankan perangkat lunak Bitcoin. Teknologi ini berisi sebagian atau seluruh riwayat transaksi yang terjadi di jaringannya.
Blockchain berfungsi sebagai catatan transaksi dengan nama samaran. Jadi, setiap transaksi dapat dilihat oleh semua pihak, tapi sulit untuk mengidentifikasi pihak yang bertransaksi di jaringan tersebut. Ini lantaran blockchain memberikan alamat terenkripsi ke setiap pihak yang bertransaksi di jaringan.
Setiap node (titik jaringan) yang penuh, atau ketika node menyimpan riwayat transaksi Bitcoin dalam jumlah tertentu, bertanggung jawab untuk menyetujui atau menolak transaksi di jaringan Bitcoin. Node akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan bahwa transaksi tersebut valid. Ini termasuk memastikan bahwa transaksi berisi parameter validasi yang benar.
Transaksi terjadi setelah semua pihak yang beroperasi di jaringan Bitcoin menyetujui block tempat transaksi berada. Setelah disetujui, transaksi ditambahkan ke blockchain yang ada dan disampaikan kepada node lainnya. Nah, algoritma konsensus inilah yang sering kita kenal sebagai Proof of Work.
Semakin banyak komputer atau node ditambahkan ke blockchain, maka stabilitas dan keamanan teknologi pun akan meningkat. Saat ini, ada lebih dari 10.000 node yang diperkirakan menjalankan Bitcoin. Dan sejauh ini, bitcoin halving adalah reward yang mendasari sehingga jaringan dapat mencapai jumlah sebesar ini.
Baca juga: Apa yang Terjadi Setelah Semua Bitcoin Selesai Ditambang?
Proses penambangan Bitcoin melibatkan proses yang dapat disetarakan dengan proses mengeruk emas dari perut Bumi atau uang fiat yang dicetak oleh bank sentral negara tertentu. Bitcoin “ditambang” dengan memproses dan memvalidasi transaksi yang terjadi di jaringan Bitcoin.
Penambangan Bitcoin adalah proses ketika orang menggunakan komputer mereka untuk berpartisipasi membentuk node dalam jaringan blockchain sebagai pemroses dan validator transaksi. Bitcoin menggunakan sistem yang disebut proof of work (PoW).
Dalam sistem tersebut, penambang harus membuktikan bahwa mereka telah memproses transaksi untuk memperoleh block rewards. Namun, bagaimana cara mereka bersaing untuk mendapatkan imbalan tersebut?
Para penambang bersaing satu sama lain untuk memecahkan teka-teki kriptografi dengan komputasi yang intensif. Penambang yang berhasil menemukan jawaban dari teka-teki kriptografi ini akan menambahkan “blok” terbaru ke blok transaksi sebelumnya. Sebagai imbalannya, ia akan menerima sejumlah Bitcoin yang baru dicetak.
Komputer yang lebih cepat dengan jenis perangkat keras (hardware) tertentu menghasilkan hadiah blok yang lebih besar. Beberapa perusahaan komputer bahkan merancang khusus chip komputer yang khusus dibuat untuk mining atau penambangan Bitcoin. Komputer-komputer ini memproses transaksi Bitcoin dan mereka memperoleh imbalan Bitcoin halving untuk tiap validasi transaksi.
Bitcoin halving adalah pecahan Bitcoin yang akan diperoleh untuk setiap verifikasi atas blok transaksi tersebut. Untuk memperoleh hadiah Bitcoin, penambang harus memperbarui blockchain dari waktu ke waktu dengan memverifikasi transaksi yang dilakukan di jaringan menjadi “blok”.
Baca juga: Apa Itu Mining Bitcoin?
Halving konon diperlukan untuk mengendalikan penawaran. Menurut teori ekonomi dasar, jika koin beredar terlalu cepat, maka akan terjadi surplus peredaran koin yang menimbulkan jatuhnya nilai koin.
Satoshi Nakamoto menjelaskan kerangka berpikirnya perihal bitcoin halving adalah jalan yang baik untuk mengatur ritme penawaran Bitcoin. Berikut isi surelnya:
“Fakta bahwa ada koin baru yang diterbitkan berarti jumlah penawaran uang meningkat dibandingkan dengan yang telah direncanakan, tapi hal ini tidak serta-merta menimbulkan inflasi. Jika penawaran uang meningkat dengan kecepatan yang sama dengan peningkatan jumlah pengguna uang, maka harga akan tetap stabil. Jika jumlah penawaran tidak meningkat seiring naiknya permintaan, maka akan terjadi deflasi dan para pengadopsi uang mula-mula akan menikmati kenaikan nilai.”
Berikut ini ilustrasi sederhana dari cara berpikir Satoshi tersebut:
Imbalan Bitcoin dibagi dua (bitcoin halving) → terjadi setengah inflasi → persediaan yang tersedia lebih rendah → permintaan lebih tinggi → harga lebih tinggi → insentif penambang masih tetap ada, terlepas dari imbalan yang lebih kecil, karena nilai Bitcoin meningkat dalam prosesnya.
Untuk menentukan tingkat kecepatan penerbitan koin tersebut, Satoshi menggunakan skala logaritma. Karena itu, para penambang perlu menerapkan sistem PoW dengan memecahkan kriptografi tertentu agar tiap transaksi block baru yang mereka ciptakan tervalidasi.
Sejauh ini, ada 18,36 juta Bitcoin yang sudah beredar dari total 21 juta. Jadi, hanya ada sekitar 2,63 juta keping lagi yang masih dapat ditambang. Dan tampaknya, teori Satoshi mengenai cara tambang Bitcoin ini membuahkan hasil yang positif.
Harga Bitcoin telah meningkat secara stabil dan signifikan sejak diluncurkan pada 2009. Ketika itu, Bitcoin hanya diperdagangkan dengan nilai sekian sen dolar, dan kini nilainya telah mencapai melebihi US$64.000 pada pertengahan April 2021.
Dengan potensi cuan yang demikian menjanjikan dari aset kripto, apakah kamu tidak tertarik mengambil peluang darinya?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia, Coin Market Cap
Bagikan artikel ini