Sobat Cuan pasti sudah tahu reksadana menjadi salah satu jenis investasi yang banyak diicar investor pemula. Ya benar, alasannya karena reksadana mudah dikelola. Kita hanya perlu duduk manis dan kinerja dana sudah dikelola oleh manajer investasi.
Berperan sebagai wadah yang menampung dana para investor untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen, investasi reksadana memungkinkan kalian mulai berinvestasi dengan nilai relatif terjangkau, lho. Belum lagi tersedianya manajer investasi yang siap mengelola modal, hal ini sudah pasti memudahkan investor pemula.
Meskipun begitu, bukan berarti kita bisa lepas tangan sepenuhnya. Oleh karena itu, kamu perlu belajar strategi investasi reksadana agar bisa mendapatkan cuan maksimal.
Mau tahu seperti apa strategi tersebut? Yuk, langsung saja, simak empat strateginya di sini!
Baca juga: Anti Pompom, Ini Alasan Reksadana Saham Lebih Aman bagi Sobat Cuan!
Strategi Wing-It adalah sebuah strategi yang bisa diterapkan apabila kamu tidak memiliki rencana khusus atau struktur portfolio tertentu. Alias, terabas sana terabas sini.
Sebagai contoh, kamu bisa menginvestasikan uang di banyak portofolio, atau dalam kata lain membagi dana tersebut ke berbagai jenis portofolio yang ada. Selain itu, kamu juga bisa berinvestasi reksa dana tanpa nominal tertentu dan tanpa jangka waktu tertentu.
Hanya saja, beberapa ahli menyebut bahwa metode ini menurut para ahli akan kurang efektif mendulang cuan reksa dana karena bikin kamu tidak konsisten berinvestasi.
Tanpa rencana investasi, kamu mungkin akan kesulitan membuat keputusan yang secara akurat mencerminkan tujuan dari investasi kalian sendiri. Di sisi lain, jika Sobat Cuan sudah memiliki rencana atau struktur yang memandu investasimu, maka mengelola portofolio akan menjadi jauh lebih mudah.
Jadi, terapkan dulu tujuan investasimu sebelum merancang strategi investasi reksa danamu ya, Sobat Cuan!
Dengan melakukan strategi ini, kamu akan membeli reksa dana dengan menyesuaikan harga pasar sesuai ketepatan timing atau momennya.
Misalnya, kamu membeli sebuah investasi dalam harga rendah dan menjualnya ketika tren harga sedang tinggi. Sebaliknya, kamu bisa mengikuti pergerakan kebanyakan investor yang akan membeli di saat tren harga tinggi untuk kemudian dijual kembali saat harga rendah.
Namun, banyak orang beranggapan bahwa praktik menggunakan strategi ini memiliki angka keberhasilan kecil. Sebab, tak seorangpun mampu memprediksi harga di masa depan dengan akurat dan konsisten. Meskipun memang, saat ini telah banyak prediksi dengan indikator-indikator yang diyakini mampu menentukan arah pasar atau mendekati.
Sejauh ini, strategi buy and hold inilah yang paling populer dan familiar bagi para investor. Strategi ini mengharuskan investor untuk membeli suatu investasi dan menahannya untuk waktu yang lama (jangka panjang).
Buy and hold tidak mempedulikan apakah harga pasar sedang naik ataupun turun. Jika kamu menerapkan strategi buy and hold dalam menghadapi pasang surut harga pasar, maka di akhir periode kamu akan memperoleh keuntungan jauh lebih besar daripada kerugiannya. Atau, dalam kata lain, kamu ujung-ujungnya pun akan cuan meski memang harus sedikit bersabar.
Seorang miliarder dan investor legendaris, Warren Buffett mengatakan, strategi ini adalah strategi yang paling ideal untuk investor yang memiliki timeline jangka panjang. Alasan lainnya adalah karena strategi ini sangat mudah digunakan dan cocok untuk pemula.
Strategi ini adalah strategi yang berada di antara strategi market timing dengan strategi buy and hold. Dengan strategi ini, kamu akan meninjau kembali campuran portofolio yang dimiliki dari waktu ke waktu dan melakukan beberapa penyesuaian.
Lebih jelasnya, mari kita jabarkan cara kerja strategi ini dengan contoh di bawah!
Misalnya pada akhir 2010, kamu mulai memiliki 5 portofolio reksadana dengan masing masing sebesar Rp2 juta, yang berarti total nya adalah Rp100 juta.
Setelah satu tahun berinvestasi, masing-masing produk tersebut telah memiliki nilai yang baru, karena beberapa investasi kinerjanya lebih baik.
Investasi | Return | Besaran |
A | 7.0% | Rp 2.140.000 |
B | 6.20% | Rp 2.124.000 |
C | 7.38% | Rp 2.146.000 |
D | 5.90% | Rp 2.118.000 |
E | 4.89% | Rp 2.978.000 |
Setelah satu tahun, sebagian besar investor mungkin akan cenderung akan menyingkirkan produk reksadana dengan hasil terendah (E), dan mengalihkan ke (C). Kendati demikian, strategi berdasarkan kinerja tidak menggunakan strategi tersebut.
Dengan melakukan strategi berdasarkan kinerja, maka artinya secara sederhana kamu akan menjual sejumlah reksadana dengan kinerja terbaik untuk membeli reksadana berkinerja terburuk. Alias, kemungkinannya kamu akan berusaha menentang logika tersebut, Sobat Cuan.
Namun ternyata, strategi inilah yang terbaik dilakukan karena satu-satunya hal yang konstan dalam berinvestasi adalah semuanya bergerak dalam siklus.
Pembobotan kinerja portofolio ini dari tahun ke tahun berarti kamu akan mengambil keuntungan saat tabel (C) baik-baik saja untuk membeli (E) saat sedang turun. Jika kamu telah menyeimbangkan kembali portofolio ini, pada akhir setiap tahun selama lima tahun, kamu akan menjadi lebih andal dalam menggunakan strategi ini.
Nah, investasi reksadana memang nyantai. Namun, belajar strategi investasi reksadana tetap penting dilakukan demi cuan lebih maksimal.
Kamu bisa mulai mempraktikkan strateginya dengan berinvestasi reksadana pasar uang dan pendapatan tetap di Pluang, hanya mulai dengan harga Rp10.000. Tentunya lebih praktis, aman, dan cuan demi masa depan finansial yang lebih baik!
Baca juga: Sobat Cuan Mau Nyemplung ke Reksadana? Kenali Risikonya Dulu, Yuk!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia, TheBalance
Bagikan artikel ini