Emas menjadi barang buruan bagi investor dalam situasi ekonomi yang tidak menentu. Stabillnya imbal hasil dan sifatnya yang bisa dijadikan lindung nilai terhadap pergerakan inflasi menjadi salah satu alasan investor untuk terus mengoleksinya.
Namun ternyata, harga emas dunia memiliki harga acuan yang berbeda-beda, tergantung bursa emas yang digunakan sebagai tolok ukurnya.
Nah, penerapan harga emas di masing-masing bursa pun berbeda. Hal itu dikarenakan perbedaan metode yang diterapkan masing-masing bursa.
Beberapa bursa emas dunia mengacu pada bursa utama di London, Inggris, seperti London Bullion Market Association (LBMA) dan London Metal Exchange (LME). Selain itu, beberapa bursa juga menggunakan harga acuan milik Commodity Exchange (Comex), yang merupakan divisi di bawah Chicago Merchantile Exchange (CME).
Lantas, bagaimana para bursa utama dunia tersebut membentuk harga emasnya?
Baca juga: Apa Itu Gold Standard?
Salah satu bursa emas yang dijadikan acuan adalah LBMA. Harga emas dan perak yang ada pada LBMA adalah harga emas yang tidak dialokasikan di London, Inggris.
Penetapan harganya menggunakan tolok ukur harga lelang emas pada pasar spot yang dilakukan oleh ICE Benchmark Administration (IBA).
Prosesnya adalah IBA menyediakan platform yang menyajikan referensi harga dan juga perangkat untuk bertransaksi emas, baik itu di pasar spot ataupun di transaksi derivatif lainnya. Jadi, investor ataupun produsen emas bisa bertransaksi secara langsung dalam lelang elektronik tersebut.
Proses lelang emas dilakukan pada pukul 10:30 GMT atau yang dikenal sebagai London Gold AM FIX dan pukul 15:00 GMT atau London Gold PM FIX. Sementara untuk lelang perak dilakukan pada 12:00 GMT.
Nah, waktu tersebut juga sekaligus menjadi penetapan harga emas yang akhirnya dipublikasikan ke pasar sebagai harga emas LBMA AM, harga emas LBMA PM, dan benchmark harga perak LBMA.
Pembentukan harga untuk setiap lelang menggunakan mata uang dolar AS (USD). Meski begitu, IBA juga menyiapkan tolak ukur harga emas dalam bentuk Poundsterling Inggris (GBP) dan juga Euro (EUR), meski investor tidak bisa memperdagangkannya secara langsung melalui mekanisme lelang.
Sebelum lelang dimulai, setiap peserta lelang memilki waktu 30 menit untuk antre dan memasukkan harga yang diinginkan, hal itu dikenal sebagai putaran nol (round zero). Kemudian, proses lelang akan berjalan setiap 30 detik sekali.
Dalam setiap tahapan lelang, IBA akan menerbitkan harga awal emas tersebut. Kemudian, para peserta lelang memiliki waktu selama 30 detik untuk memasukkan harga emas yang ingin dibeli atau dijual.
Namun, tidak semua hasil proses lelang akhirnya bisa dijadikan harga acuan.
Jika terdapat ketidakseimbangan dalam proses lelang, maka IBA akan membuat harga penyesuaian dan lelang dimulai kembali. Sedangkan, jika keseimbangan sudah terjadi di volume jual beli lelang, maka baru bisa tercipta harga acuan yang dipublikasikan.
Batasan toleransinya berbeda-beda untuk setiap instrumen, di mana emas punya batas toleransi di 10.000 ons dan perak di 500.000 ons.
Bursa emas lainnya yang dijadikan acuan adalah London Metal Exchange (LME Gold). Meski sama-sama berbasis di London, Inggris, harga emas LME ternyata diturunkan dari mekanisme yang berbeda.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, harga emas LBMA diturunkan dari putaran akhir lelang emas. Namun, harga acuan emas LME merujuk pada harga emas secara harian (yang juga dibobotkan dengan volume transaksinya) yang ditransaksikan di platform perdagangan LME.
Kemudian, hasil dari formulasi tersebut digabungkan dengan harga spot sampai 25 hari ke depan, harga bulanan, juga harga emas per triwulan dalam jangka waktu lima tahun.
Melalui mekanisme tersebut, maka skema penetapan harga emas LME terbilang memadukan harga emas di pasar over the counter (OTC) serta harga emas berjangka secara bulanan dari harga penawaran bursa yang ada.
Harga yang ditransaksikan adalah harga kontrak perdagangan yang dimulai sejak pukul 01:00 sampai 20:00 GMT. Investor bisa membelinya melalui LME Select atau telepon layanan antar kantor selama 24 jam.
Baca juga: Aturan dan Tips Beli Barang Lelang di Pegadaian
Acuan harga emas dunia lainnya adalah Comex.
Berbeda dengan LBMA dan CME yang menggunakan proses lelang sebagai basis penetapan harga emas, Comex menetapkan harganya berdasarkan kontrak derivatifnya. Artinya, harga ditetapkan berdasarkan nilai kontrak emas di masa depan berdasarkan perjanjian antara pemesan dan penjual.
Kemudian, harga emas yang dihasilkan pun bukan berasal dari nilai “asli” komoditas itu sendiri, melainkan diturunkan dari fluktuasi harga emas tersebut di masa depan. Makanya, harga emas berjangka di Comex bisa sama, atau bahkan berbeda sama sekali, dengan nilai emas “sesungguhnya” di hari ini.
Sebagai contoh, investor A sepakat membeli 100 ons emas dari investor B dengan masa pengiriman tiga bulan mendatang dengan nilai US$100 per ons. Jika harga emas tiga bulan kemudian lebih besar dari US$100, maka investor A masih bisa mendulang untung karena ia bisa membelinya dengan harga yang lebih murah. Begitu pun sebaliknya.
Nah, kumpulan harga-harga dalam kontrak tersebutlah yang membentuk harga acuan di pasar Comex.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: LBMA, LME, Bullion Star
Bagikan artikel ini