Membeli Waktu, dapatkah kita membeli waktu? Waktu yang sudah berlalu tak akan bisa terulang kembali. Itulah yang membuat istilah YOLO atau you only live once sangat populer dan diamini banyak orang.
Kalau sadar hidup hanya sekali, tentu kamu tidak mau menyia-nyiakannya. Lalu, bagaimana agar hidupmu yang singkat bisa digunakan maksimal untuk menghasilkan uang yang banyak?
Penulis buku “I Will Teach You How to be Rich” dan lulusan Stanford, Ramit Sethi, menemukan paradoks tersembunyi antara waktu dengan uang. Menurut pengamatan financial guru ini, kebanyakan orang yang mapan secara finansial justru kehilangan waktu secara sia-sia.
Orang-orang yang punya penghasilan tinggi dan tajir kerap memilih menghabiskan waktu ketimbang uang. Padahal, mereka sangat mudah mendapatkan uang. Tapi, sama seperti semua orang di dunia, mereka tidak bisa memutar ulang waktu.
Ramit bercerita tentang rekannya yang punya penghasilan lebih dari US$750.000 (Rp10.743.187.500) per tahun. Rekannya terus-menerus mengeluh betapa sibuknya dia dan betapa waktu 24 jam tidak cukup untuknya.
Di sisi lain, rekannya ini masih melakukan aktivitas yang seharusnya bukan prioritas lagi, seperti belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket. Ketika Ramit menyarankan agar rekannya menggunakan jasa orang lain berbelanja untuk dia, rekannya terkejut bukan main.
Sepertinya rekan Ramit tidak pernah memikirkan opsi untuk membayar orang lain melakukan hal untuknya, seperti belanja. Padahal, penghasilan US$750.000 per tahun tentu sangat cukup untuk meng-cover biaya seperti itu.
Inilah paradoks yang ditemukan Ramit pada golongan orang-orang tajir. Banyak orang mengklaim bahwa mereka menghargai waktu daripada uang.
Namun, jika kamu melihat kalender mereka, kamu akan menemukan bahwa yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka lebih memilih menghemat uang ketimbang menghemat waktu.
Uang bisa dicari, tapi bagaimana dengan waktu? Menurut Ramit, waktu bisa dibeli. Caranya dengan mendelegasikan hal-hal yang mendistraksi kamu dari produktivitas kepada orang lain. Tentu saja kamu harus mengeluarkan sebagian dana untuk kepentingan ini.
Ketika kamu memulai karir atau bisnis, wajar bila kamu menganggap uang lebih berharga daripada waktu. Tapi seiring perkembangan karir atau bisnis, hal itu tidak berlaku lagi.
Banyak orang mengatakan mereka lebih menghargai waktu ketimbang uang. Tapi realitanya tidak demikian. Ramit bilang ini bisa terjadi tanpa disengaja karena beberapa orang memang terbiasa untuk menghemat uang dibandingkan menghemat waktu.
Memang masih banyak orang yang menganggap orang kaya itu sombong karena bepergian dengan pesawat kelas bisnis. Masyarakat berpikir itu buang-buang uang.
Kalau penghasilanmu Rp10 juta per bulan, membeli tiket pesawat kelas bisnis senilai Rp5 juta tentu tidak masuk akal. Tapi ketika penghasilanmu Rp100 juta per bulan, menghabiskan Rp5 juta untuk tiket pesawat kelas bisnis justru dapat membuat kamu semakin produktif. Kamu bisa menikmati penerbangan tanpa gangguan atau ketidaknyamanan yang bisa menurunkan produktivitasmu.
Apakah ini terlihat seperti pamer? Ramit membantah. Pada dasarnya, sehari-hari hampir semua orang suka “membeli waktu” namun tidak menyadarinya.
Contohnya dengan makan di luar, kamu membayar orang untuk memasak untukmu. Dengan menaruh baju kotor di binatu, kamu membayar jasa orang untuk mencuci bajumu.
Namun jangan buru-buru membeli waktu sebanyak mungkin yang kamu bisa. Cobalah dengan membeli waktu sejam per minggu.
Delegasikan aktivitas yang tidak kamu suka, seperti mencuci baju, membersihkan rumah atau belanja di supermarket. Cari solusi agar alih-alih mengerjakan aktivitas tersebut, kamu menggunakan waktumu untuk bekerja atau berbisnis.
Ketika kamu sudah mampu secara finansial untuk membeli kembali waktumu, bukan berarti kemudian semuanya didelegasikan. Kamu juga harus memikirkan bagaimana cara kamu memanfaatkan waktu itu untuk menjadi lebih produktif.
Menurut Ramit, kuncinya adalah bertanya pada diri sendiri: Apa yang saya dapatkan dari itu?
Jadi, ketika kamu sudah mengeluarkan uang untuk menghemat waktu, kamu harus dapat menghasilkan sesuatu yang lebih lagi.
Kamu bisa memanfaatkan waktu untuk belajar berinvestasi agar pendapatan kamu semakin bertumbuh. Jadi apa yang kamu terima nantinya setimpal dan bahkan lebih dari yang kamu keluarkan.
Setelah membaca penjelasan di atas, kamu lebih pilih hemat uang atau waktu nih?
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Newbie di Bursa Saham? Ini 4 Cara Aman Berinvestasi Bagi Pemula
Bagikan artikel ini