Sobat Cuan mungkin sepakat bahwa investasi reksa dana adalah salah satu investasi yang cukup mudah dilakukan. Namun, saking mudahnya, kamu jangan terlena dan abai untuk membaca prospektus reksadana, ya!
Mungkin beberapa pertanyaan ini terlintas di pikiranmu. Apa itu prospektus reksadana? Dan bagaimana cara membaca prospektus reksadana tersebut? Yuk, kita bahas satu-satu
Secara garis besar, penjelasan mengenai prospektus di pasar modal bisa kamu temukan di artikel ini. Namun singkatnya, prospektus sendiri merupakan dokumen resmi yang berisi gabungan profil perusahaan dan laporan tahunan. Di sana tertera tanggal peluncuran produk, portofolio investasi, rekam jejak manajer investasi (MI) dan informasi lain yang kamu butuhkan.
Lantas, apa sih gunanya prospektus dalam reksa dana? Nah, tujuannya agar kamu paham secara detail seluk beluk produk reksa dana yang akan kamu beli.
Prospektus diibaratkan seperti “media pemasaran” untuk menjual produk efek tertentu. Tentunya, kamu tak mau dong, membeli “kucing dalam karung” dalam investasi.
Sehingga, Sobat Cuan diharapkan bisa membuat keputusan investasi yang tepat dengan mengetahui cara membaca prospektus reksadana. Tidak berdasarkan anjuran teman dan euforia pasar, melainkan berdasarkan informasi kredibel.
Penasaran cara membaca prospektus reksadana? Yuk, ikuti langkah-langkah mudah di bawah ini, ya!
Baca juga: Investasi Akhir Tahun Baiknya Pilih Emas, Saham, atau Reksadana?
Bagi Sobat Cuan yang baru berniat untuk masuk dan membeli produk reksadana, pasti njelimet jika membaca kalimat per kalimatnya. Maklum, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah hukum dan juga keuangan.
Tetapi, ada beberapa poin yang bisa dijadikan acuan saat membaca prospektus reksadana. Terpenting adalah Manajer Investasi yang merupakan pengelola produk reksa dana berstatus, berizin, dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal itu menjadi prioritas agar Sobat Cuan tidak terjebak dalam pusaran investasi bodong. Setelah itu, pastikan bahwa produk reksadana tersebut juga terdaftar, tidak hanya MI-nya saja.
Saat membaca prospektus reksadana perhatikan juga rekam jejak MI. Sobat Cuan bisa melihat sejarah singkat perusahaan, mulai dari tanggal berdiri, hingga tergabung dengan grup perusahaan apa. Tak terkecuali perihal reputasinya dan juga kinerjanya selama mengelola produk reksadana.
Untuk pelengkap, Sobat Cuan bisa juga mencari data sekunder tentang bagaimana sepak terjang MI tersebut selama ini.
Secara umum, Sobat Cuan bisa membaca penjelasan bank kustodian di artikel ini. Namun singkatnya, fungsi Bank Kustodian dalam dunia reksadana adalah sebagai bank umum yang menyimpan titipan efek, dividen, bunga dan harta lainnya dalam reksadana. Mudahnya, kustodian adalah bank yang menyimpan modal Sobat Cuan sebelum nanti dikelola oleh MI.
Biasanya, yang menjadi bank kustodian adalah lembaga keuangan yang memang sudah mendapatkan izin dari OJK dan juga Bank Indonesia (BI).
Meski begitu, lagi-lagi kredibilitas adalah hal mutlak untuk ditelusuri. Karena dalam industri keuangan, hal itu menjadi faktor penentu untuk melihat baik atau tidaknya kinerja reksa dana yang diinginkan.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau yang sering dikenal dengan istilah Asset Under Management (AUM) adalah jumlah total dana kelolaan yang ada di satu produk reksadana. Metode yang digunakan untuk perhitungannya adalah Nilai Pasar Wajar dari efek yang ditentukan oleh MI sendiri.
Baca juga: Apa Itu Reksadana?
Masing-masing produk reksadana memiliki kebijakan investasi yang berbeda, tergantung dari jenis reksadananya.
Misalnya, jika Sobat Cuan membeli reksadana saham, maka kebijakan investasinya adalah minimal 80% dana dialokasikan ke pasar saham. Sedangkan untuk jenis reksadana pendapatan tetap, maka minimal 80% dana kelolaan ditempatkan dalam instrumen obligasi atau surat utang lainnya.
Dengan begitu, Sobat Cuan dapat mengukur profil risiko yang diinginkan. Semakin tinggi imbal hasil yang diberikan, biasanya semakin tinggi juga risiko yang melekat.
Sobat Cuan yang berniat melakukan investasi pasti mengejar keuntungan, bukan? Maka. wajib hukumnya untuk melihat bagian biaya yang masuk dalam instrumen reksadana. Mulai dari Subscription fee, redemption fee, switching fee dan biaya pencairan.
Ada beberapa MI yang menawarkan skema potong biaya dari nilai pembelian atau ada juga yang menambahkan dari total pembeliannya. Kalau semakin banyak biaya, maka cuan yang kamu raih juga bisa terpangkas banyak. Makanya, teliti sebelum berinvestasi, ya!
Dalam prospektus reksadana juga terdapat laporan keuangan. Mulai dari posisi keuangan, arus kas, laba dan juga perubahan aset. Laporan ini bisa dijadikan acuan untuk menilai apakah reksa dana tersebut mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun atau justru negatif.
Dengan mengetahui cara membaca prospektus reksa dana, Sobat Cuan bisa menjadi investor yang cerdas yang tentunya bisa menghasilan imbal hasil yang cerdas juga.
Sudah siap berinvestasi reksadana? Nah, Sobat Cuan bisa berinvestasi di reksadana pasar uang dan pendapatan tetap di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini