Menutup akhir pekan, rangkuman kabar dibuka dengan rilis neraca pembayaran oleh Bank Indonesia yang defisit akibat pelebaran defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Selain itu, Singapura dan Vietnam akan kedatangan tamu Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris. Yuk, Simak selengkapnya di rangkuman kabar berikut.
Baca juga: Apa Itu Trade Deficit?
Bank Indonesia mencatat transaksi berjalan (current account) kembali mengalami defisit sebesar US$2,23 miliar pada kuartal II-2021. Angka ini meningkat dibanding kuartal I 2021 yakni US$1,1 miliar.
Defisit tersebut disumbang oleh defisit pendapatan primer, yakni neraca yang menggambarkan arus modal masuk dan keluar dari kegiatan ekonomi riil. Selain itu, neraca jasa juga mengalami peningkatan defisit akibat melonjaknya pembayaran jasa freight impor barang.
Transaksi berjalan merupakan satu dari dua komponen pembentuk neraca pembayaran. Alhasil, dengan neraca transaksi berjalan yang mencatat defisit, tak heran jika neraca pembayaran Indonesia ikut defisit US$450 juta di periode yang sama.
Padahal, di kuartal I 2021, Indonesia berhasil mencetak suplus neraca pembayaran US$4,06 miliar.
Apa Implikasinya?
Transaksi berjalan menggambarkan arus keluar-masuk dolar AS dari aktivitas ekonomi riil. Jika transaksi berjalan defisit, maka Indonesia terbilang lebih banyak membutuhkan dolar AS ketimbang “menggenggam” dolar AS.
Hal tersebut tentu akan mempengaruhi posisi cadangan devisa Indonesia. Sementara itu, cadangan devisa sering digunakan BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Caranya adalah dengan mengintervensi pasar valuta asing menggunakan cadangan devisa tersebut.
Artinya, kurangnya cadangan devisa bisa membuat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.
Kementerian Keuangan membuka penawaran Sukuk Ritel seri SR015 bertenor 3 tahun. Penawaran Sukri dengan imbal hasil 5,1% itu akan berlangsung hingga 15 September nanti.
Sejak tahun 2009 pemerintah telah menerbitkan 14 seri Sukri dengan total dana terhimpun Rp221,31 triliun. Kepemilikan minimum instrumen ini adalah Rp1 juta, dan maksimumnya Rp3 miliar.
Apa Implikasinya?
Sukuk ritel adalah instrumen dari pemerintah untuk menggalang pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari dalam negeri. Semakin banyak investor dalam negeri berpartisipasi membeli surat utang pemerintah, artinya ketergantungan pemerintah atas pemberi pinjaman asing bisa berkurang.
Banyaknya investor asing yang menggenggam surat utang RI bisa membahayakan ekonomi jika terjadi krisis. Sebab, mereka bisa menarik keluar modalnya (capital outflow), yang bisa menggoyahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu per 16 Agustus 2021 menunjukkan bahwa investor asing menggenggam 22,5% dari total surat utang pemerintah yang dapat diperdagangkan (tradeable) yang sudah diterbitkan selama ini (outstanding).
Baca juga: Apa Itu Defisit Anggaran?
Kongres Nasional China (China National People’s Congress) mengesahkan undang-undang yang didesain sebagai proteksi data pengguna internet. Undang-undang ini terdiri atas dua aturan, yakni mengenai personal informasi dan pengamanan data.
Undang-undang ini dibuat sebagai respons atas beberapa kejahatan siber yang terjadi di China sejak awal tahun, diantaranya, perundungan terhadap konsumen dan penyebaran data ilegal.
Dua aturan tersebut akan berlaku aktif masing-masing 1 September untuk aturan data privasi dan 1 November untuk aturan proteksi informasi personal.
Apa Implikasinya?
Undang-undang ini akan menertibkan operasional aplikasi daring asal China seperti Tencen, Baidu, hingga Alibaba dalam mengamankan data pengguna dan menjalankan metode promosinya.
Proteksi seperti ini sangat dibutuhkan mengingat banyaknya aplikasi asal China berkapitalisasi besar yang diduga pernah melakukan kejahatan siber terhadap penggunanya
Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris dijadwalkan akan mendarat di Singapura, Minggu (22/8) sebelum melanjutkan kunjungannya ke Vietnam. Agenda utama dalam kunjungan ini adalah memperkuat pengaruh AS di Asia Tenggara dalam konteks perang dagang dengan China.
Selain itu, Harris juga berniat memperbaiki regulasi hubungan dagang dengan Asia Tenggara yang sempat memanas di era kepemimpinan Donald Trump.
Apa Implikasinya?
Kunjungan Harris akan memperkuat hubungan dagang AS dengan negara Asia Tenggara. Di masa pemerintahan Trump, hubungan ini sempat memanas lantaran pengaruh China yang kuat dalam perdagangan Asia Tenggara.
Indonesia tentu bisa saja kecipratan untung dengan kondisi ini. Sebab Amerika Serikat merupakan rekan dagang terbesar kedua bagi Indonesia dengan volume transaksi mencapai US$27,2 miliar di tahun 2020.
Sumber: Bank Indonesia, Reuters, CNBC, Bisnis Indonesia
Fathia Nurul Haq
Fathia Nurul Haq
Bagikan artikel ini