Rangkuman Kabar Kamis (6/1) mengulas perkembangan domestik dan mancanegara, diantaranya rencana pembangunan tol di kawasan IKN baru yang akan membuat harga tanah melonjak tajam.Yuk, simak selengkapnya.
Presiden Joko Widodo mencabut 2.078 izin perusahan pertambangan mineral dan batubara karena tidak pernah menyampaikan rencana kerja. Selain itu, presiden juga mencabut Hak Guna Usaha (HGU) lahan seluas 34.448 hektare milik 36 badan hukum serta 192 izin sektor kehutanan yang seliputi lahan seluas 3.126.439 hektar.
Joklwi mengatakan, seluruh pemegang izin tersebut terbilang abai dalam mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Sehingga, pemanfaatan sumber daya alam jadi tersandera.
Pencabutan izin pertambangan yang bersifat eksploitasi akan membuat cadangan tambang Indonesia aman. Sehingga, produksi batu bara nasional di masa depan akan terjaga dan membuat pertumbuhan ekonomi tetap sinambung.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa harga tanah di kawasan Ibu Kota Negata (IKN) baru akan segera melonjak tajam. Pasalnya, pemerintah telah mencanangkan pembangunan tol sebagai akses menuju kawasan IKN yang akan menambah nilai jual tanah disana.
Menkeu juga menyampaikan bahwa anggaran pemindahan IKN baru telah diakomodir oleh Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
Meningkatnya harga tanah di kawasan ibu kota baru yang didorong oleh akses dan infrastruktur yang membaik akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sayangnya, info tersebut mungkin akan dimanfaatkan para spekulan tanah untuk mendulang cuan instan.
Risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Desember lalu yang baru terbit kemarin mengindikasikan beragam langkah kebijakan moneter Federal Reserve yang super hawkish.
Selain akan mempercepat penghentian pembelian surat utang sebagai bentuk stimulus perekonomian alias tapering, The Fed juga akan menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini dan tiga kali pada tahun 2023.
Risalah tersebut juga mengungkap rencana mengecilkan nilai sekuritas treasury dan hipotek senilai US$8,76 triliun. Jumlah tersebut telah melonjak hampir dua kali lipat akibat program monetary easing sejak awal pandemi hingga mencapai 40% dari PDB Amerika Serikat.
Langkah hawkish Federal Reserve lewat beragam kebijakan moneter akan membuat jumlah uang beredar di Amerika Serikat jadi cekak. Harapannya, susutnya jumlah uang beredar dapat membuat inflasi jinak. Sayangnya, pengetatan kebijakan moneter ini bisa menghambat pertumbuhan konsumsi dan investasi, yang ujungnya menghalangi pertumbuhan ekonomi.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi alias OPEC+ akan meratifikasi rencana pemulihan produksi sebesar 400.000 barel per hari. Selain itu, OPEC+ juga akan mengembalikan pasokan yang sempat terhenti selama pandemi.
Keputusan tersebut dilandasi berbagai pertimbangan diantaranya proyeksi surplus yang lebih kecil dari perkiraan hingga dampak varian omicron yang dinilai lebih ringan. Delegasi anonim yang membocorkan informasi tersebut juga mengungkap OPEC dan mitranya akan memulai kembali dua per tiga produksi yang tertahan selama pandemi sejak 2020.
Peningkatan produksi baik yang disebabkan oleh ratifikasi keniakan produksi harian maupun komitmen mengembalikan pasokan yang terhenti selama pandemi akan menambah suplai minyak bumi global. Implikasinya ialah melonggarnya persaingan dalam memperoleh pasokan minyak bumi yang akan berdampak pada harga jual yang lebih stabil.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Wall Street Journal, Antara, Bisnis
Bagikan artikel ini