Selamat mengawali pekan, Sobat Cuan! Meta resmi luncurkan "centang biru" berbayar hingga drama likuiditas perbankan global memasuki babak baru, semua terangum di Pluang Snapshot berikut!
Raksasa media sosial Meta Platforms pada Jumat (17/3) resmi meluncurkan program langganan verifikasi berbayar di AS.
Melalui program tersebut, baik pengguna Facebook maupun Instagram dapat memiliki tanda verifikasi "centang biru" hanya dengan mengunggah identitasnya dan membayar US$11,99 per bulan melalui situs resmi Meta atau US$14,99 per bulan melalui sistem Apple atau Android.
Meta resmi merilis program langganan tersebut setelah melakukan serangkaian uji coba sepanjang Februari. Langkah ini diharapkan dapat menjadi sumber pundi pendapatan baru Meta di tengah lesunya pendapatan periklanan yang melanda raksasa-raksasa internet.
Sebelum dilakukan Meta, program serupa juga pernah ditempuh oleh Twitter pada November lalu. Namun, fitur tersebut justru sempat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk meniru akun resmi perusahaan, selebritas, atau jenama terkenal di platform tersebut.
Selain Twitter, Snapchat dan Telegram juga diketahui telah meluncurkan program serupa sebagai upaya diversifikasi pendapatannya.
Perusahaan investment bank UBS Group AG sepakat membeli saham rivalnya yang saat ini tengah dilanda masalah Credit Suisse Group AG senilai 3 miliar Franc (US$3,3 miliar). Aksi korporasi ini dimaksudkan bukan untuk mengonsolidasikan kekuatan dua bank besar Swiss, namun untuk mencegah krisis likuiditas Credit Suisse dari krisis keuangan berdampak sistemik.
Dalam melakukan akuisisi tersebut, UBS diketahui disokong oleh pemerintah Swiss. Pasalnya, bank nasional Swiss menawarkan bantuan likuiditas sebesar 100 miliar Franc kepada UBS. Sementara itu, pemerintah Swiss juga mengguyur 9 miliar Franc kepada UBS untuk mencegah potensi kerugian yang timbul dari pengambilalihan aset Credit Suisse oleh UBS.
Sekadar informasi, Credit Suisse terjebak dalam situasi likuiditas yang gawat setelah kehilangan 38% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) miliknya di kuartal IV 2022. Di samping itu, bank tersebut juga meramal akan membukukan kerugian "substansial" di tahun ini.
Baca Juga: Pluang Snapshot: Microsoft & Baidu 'Adu Jotos' Teknologi AI!
Presiden AS Joe Biden menjamin krisis lembaga jasa keuangan yang dipicu oleh kolapsnya permodalan dua bank AS, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, kini sudah mereda.
"Ya," ujar Biden di Gedung Putih dalam sebuah sesi tanya jawab kepada jurnalis pada Jumat (17/3).
Sebelumnya, Biden menenangkan investor dan nasabah perbankan AS dengan mengatakan bahwa sistem jasa keuangan AS masih tetap aman meski dua bank Negara Paman Sam tersebut mengalami krisis permodalan. Di samping itu, Biden menjamin nasabah bank-bank bermasalah tersebut tetap bisa mengakses simpanannya dengan leluasa.
Transaksi Saham JPMorgan di Sini!
Transaksi Goldman Sachs di Sini!
Lembaga investment bank Goldman Sachs menobatkan Bitcoin (BTC) sebagai aset dengan performa terbaik jika dihitung secara tahun kalender (year-to-date/ytd) dari awal tahun hingga pertengahan Maret 2023.
Dalam sebuah laporan yang dirilisnya akhir pekan lalu, Goldman Sachs mencatat bahwa nilai BTC menanjak 51% secara tahun kalender mengalahkan performa saham sektor teknologi sebesar 16%. Bahkan, kinerja sang raja aset kripto itu mengungguli performa emas dan S&P 500 yang kompak tumbuh 4% di periode yang sama.
Nilai BTC diketahui berjaya setelah investor meramal bahwa The Fed akan mengerem kenaikan suku bunga acuannya menyusul krisis permodalan yang menimpa dua bank AS, SVB dan Signature Bank.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta ratusan aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini