Selamat sore, Sobat Cuan! India dan Vietnam disebut bakal jadi pusat perakitan Apple hingga Nigeria segera adopsi BTC, semua terangkum di Pluang Snapshot berikut!
Pemerintah Amerika Serikat (AS) kini semakin memandang aplikasi media sosial TikTok sebagai ancaman keamanan.
Bloomberg melaporkan, sebanyak 15 dari 50 negara bagian AS kini telah melarang penggunaan aplikasi tersebut. Selain itu, Senat AS pada pekan lalu telah merancang draf Undang-Undang yang melarang pegawai federal untuk mengakses TikTok melalui gawai milik pemerintah.
Hal ini dilakukan setelah TikTok diduga mengumpulkan data pengguna untuk kemudian diserahkan ke otoritas China, sebuah hal yang dianggap sebagai ancaman keamanan AS. Apakah sikap pemerintah AS tersebut bakal mengurangi persaingan bisnis media sosial di AS?
Transaksi Saham Meta Platforms di Sini!
Lembaga analisis Counterpoint Research mengatakan, India dan Vietnam bisa menjadi pusat produksi terbaru produk-produk Apple menggantikan posisi China.
Lembaga tersebut beralasan, mitra perakitan Apple, seperti FoxConn, tampaknya ingin memindahkan fasilitas perakitannya dari China lantaran negara tersebut terkungkung oleh isu geopolitik dan pandemi COVID-19 yang tak berkesudahan. Di samping itu, mitra perakitan Apple tampaknya juga ingin menikmati insentif industri yang ditawarkan kedua negara tersebut.
Transaksi Saham Apple di Sini!
Pakar kesehatan kini mempertanyakan keabsahan data korban meninggal COVID-19 versi pemerintah China karena dianggap berbeda dengan data yang sebenarnya.
Hingga Minggu (18/12), pemerintah China melaporkan 11 korban meninggal COVID-19 yang dihitung dalam sebulan terakhir. Namun, menurut laporan langsung dari lapangan, korban meninggal COVID-19 di China ternyata lebih banyak dari yang disampaikan pemerintah China.
Situasi ini menjadi diskusi hangat di media sosial Weibo, di mana sebagian besar warganet mempertanyakan validitas laporan yang diterbitkan pemerintah China tersebut.
Baca Juga: Pluang Snapshot: Donald Trump Rilis NFT, Uni Eropa Menuju Resesi?
Analis keamanan Web3 yang dikenal sebagai Serpent, dalam cuitannya di Twitter baru-baru ini, mengungkap bahwa oknum bertanggung jawab telah mencuri Non-Fungible Token (NFT) Bored Ape Yacht Club senilai 850 ETH atau lebih dari US$1 juta pada akhir pekan lalu.
Serpent mengungkapkan, sang pelaku menggunakan skema social engineering untuk menggondol token-token tersebut.
Diceritakan, sang peretas mengaku sebagai casting director dari sebuah studio film di Los Angeles, AS yang ingin melisensikan NFT miliknya dan berjanji akan memberikan imbal hasil dalam bentuk komisi. Namun, mereka yang berminat harus meneken tanda tangan digital, yang pada kemudian hari disalahgunakan oleh sang pelaku.
Baca Juga: Pluang Fokus: Dari Meta hingga ETH, Simak Aset Sorotan Hari Ini!
Ketua dewan legislatif Nigeria menyebut bahwa negara Afrika tersebut akan segera meloloskan Undang-Undang (UU) yang melegalisasi penggunaan Bitcoin (BTC) dan aset kripto lainnya. Niatan ini terungkap dari laporan surat kabar lokal Nigeria.
Rencananya, UU itu akan menggantikan UU Investasi Nigeria yang disahkan pada 2007 silam.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini