Mengawali Kamis (7/10) pagi, Sobat Cuan bisa menyimak rangkuman kinerja pasar dalam Pluang Pagi berikut!
Nilai indeks S&P 500 naik 0,41% sementara nilai Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq masing-masing melejit 0,3% dan 0,47% pada sesi perdagangan Rabu (6/10).
Terdapat banyak faktor yang mengungkit kinerja trio indeks saham Wall Street pagi ini. Nilai S&P 500, misalnya, melonjak setelah anggota legislatif Partai Republik mulai bersikap lunak terhadap rencana kenaikan pagu utang pemerintah AS. Sehingga, pemerintah AS bisa selangkah lebih jauh dari ancaman gagal bayar (default) utangnya.
Selain itu, saham raksasa teknologi berkapitalisasi pasar jumbo seperti Amazon dan Microsoft kompak naik lebih dari 1% berkat turunnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun.
Harga Bitcoin bertengger di posisi US$54.669 per keping pada pukul 08.16 WIB, alias naik 6,82% sepanjang 24 jam terakhir. Bahkan, harga bitcoin sempat menembus level psikologis US$55.000 pada dini hari tadi.
Peristiwa tersebut bikin kapitalisasi pasar Bitcoin menembus di atas US$1 triliun, sekaligus menandai pulihnya sang raja aset kripto sejak kapitalisasi pasarnya terjun US$1,15 triliun sejak 22 Juni lalu.
Di sisi lain, koin native Ethereum, Ether (ETH), berada di posisi US$3.543 per keping, melonjak 0,94% dibanding sehari sebelumnya.
Sementara itu, harga altcoin lain seperti Fantom naik sekitar 15% dan Stellar naik sekitar 10% sepanjang 24 jam terakhir.
Menurut Chainanalysis, transaksi kripto di kawasan Asia Selatan, Tengah, dan Kepulauan Pasifik meningkat 706% antara Juli 2020 hingga Juni 2021. Kawasan tersebut menyumbang nilai transaksi sebesar US$572,5 miliar, setara 14% dari nilai transaksi global sepanjang periode tersebut.
Harga emas bertengger di posisi US$1.760,78 per ons pada pukul 07.30 WIB, menguat tipis 0,1% dalam sehari terakhir. Penguatan serupa juga dialami harga emas berjangka AS pada periode yang sama.
Harga emas menemukan momentum penguatan setelah imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melorot. Hanya saja, partner duet obligasi AS yakni Dolar AS ternyata masih perkasa, sehingga menghalangi penguatan harga emas sepanjang 24 jam terakhir.
Kini, investor menanti data penyerapan tenaga kerja baru September, alias Non Farm Payroll, yang sedianya akan dirilis pada Jumat (8/10) mendatang.
Nilai indeks Dolar AS ngaso di level 94,21 pada pukul 07.30 WIB, melaju 0,228% dalam sehari terakhir. Nilai Dolar AS terlihat ngebet ke arah posisi tertingginya dalam setahun belakangan seiring meningkatnya kecemasan investor terhadap inflasi yang kian meradang.
Inflasi yang kronis tentu akan bikin bank sentral AS The Fed mempertimbangkan menaikkan suku bunga acuannya. Jika itu terjadi, maka investor jadi tak berselera membenamkan dana di aset-aset berisiko.
Satya Nagara
Satya Nagara
Bagikan artikel ini