Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sehari pasca perayaan kemerdekaan Indonesia. Namun, harga emas sayangnya masih sulit “merdeka” dari zona US$1.700 per ons. Selengkapnya bisa Sobat Cuan simak di rangkuman pasar berikut.
Pada Rabu (18/8), nilai IHSG bertengger di posisi 6.118,15 poin, menguat 0,5% dibanding posisi awal pembukaan perdagangan pada hari ini.
Kenaikan nilai IHSG ini berhulu pada optimisme investor bahwa pandemi COVID-19 di Indonesia segera mereda.
Pada hari ini, pemerintah mencatat tambahan 15.768 kasus harian COVID-19 baru, di mana angka ini sudah berada di bawah rerata kasus harian baru selama tujuh hari terakhir yakni 22.685 kasus baru.
Melihat kondisi di atas, pelaku pasar bisa mengharapkan pemerintah untuk segera menurunkan tingkat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akibatnya, kegiatan ekonomi bisa berjalan normal kembali.
Jika kegiatan ekonomi berjalan normal, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Hal itu tentu akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan, yang merupakan aspek fundamental harga saham.
Analis juga menyebut, penguatan indeks saham pada hari ini dikatakan para analis lebih didorong oleh pergerakan harga saham bank-bank Buku IV. Sebab, pelaku pasar menilai bahwa dunia usaha bisa kembali melakukan kredit demi ekspansi seiring pelonggaran-pelonggaran pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah.
Salah satu pelonggaran yang dimaksud adalah memperbolehkan kembali operasi pusat perbelanjaan hingga menaikkan batas waktu aturan makan di warung kaki lima dari 20 menit menjadi 30 menit.
Selain bank-bank big caps, beberapa emiten properti juga tampak memperlihatkan pergerakan harga saham ke arah positif.
Sentimen lain yang juga memengaruhi pergerakan Indeks saham adalah rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengatakan bahwa neraca perdagangan pada periode Juli 2021 mengalami surplus US$2,59 miliar dengan nilai total ekspor US$17,70 miliar dan impor US$15,11 miliar.
Surplus neraca perdagangan akan membuat posisi ekspor netto Indonesia semakin kuat. Sehingga, hal itu bisa berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi nantinya.
Pertumbuhan ekonomi kuat menjadi dorongan bagi pelaku pasar untuk berinvestasi di pasar berisiko. Sebab, mereka bisa berharap cuan yang mumpuni kala situasi ekonomi tengah moncer.
Baca juga: Investor Mendadak Pesimis Terhadap Ekonomi AS, Harga Emas Terbang di Akhir Pekan
Nasib IHSG sayangnya tidak berlaku pada emas. Pada Rabu (18/8) pukul 17.00 WIB, harga emas bertengger di posisi US$1.788,29 per ons, melemah 0,31% dibanding posisi sehari sebelumnya.
Pelemahan harga emas hari ini dipicu oleh reaksi investor yang masih malu-malu masuk pasar emas lantaran menanti risalah rapat The Fed (minutes of meeting) FOMC Juli yang rencananya akan dirilis hari ini. Sebab, pelaku pasar mencari tahu kapan The Fed akan melaksanakan kebijakan tapering.
Jika bank sentral AS tersebut menjalankan kebijakan tapering, maka suplai dolar AS akan kian mengetat. Kondisi tersebut akan meningkatkan nilai dolar AS dan membuat posisinya menguat dibanding mata uang lain.
Sayangnya, kondisi itu akan bikin harga emas kian mahal bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan dolar AS. Akibatnya, permintaan emas menurun dan kemudian melunturkan harga emas.
Padahal, sejatinya banyak angin segar yang berembus di balik harga emas hari ini.
Pertama, kini beberapa pemerintahan negara maju mulai ancang-ancang melakukan pembatasan sosial seiring merebaknya COVID-19 Delta. Seharusnya, hal tersebut akan bikin kegiatan ekonomi terhenti sementara, sehingga pelaku pasar enggan masuk aset berisiko seperti saham dan memilih menggenggam emas sebagai aset safe haven.
Kedua, data penjualan ritel Amerika Serikat tercatat turun 1,1% secara bulanan di Juli. Hal ini mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi di negara adidaya tersebut belum maksimal.
Sehingga, The Fed kemungkinan tidak segera mengetatkan kebijakan moneternya dan membuat investor kian selera menggenggam emas.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Runyam Setelah Investor Kian Doyan Genggam Saham
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini