Selamat sore, Sobat Cuan! Selasa sore ini memang bikin sedih setelah IHSG akhirnya terpeleset gara-gara aksi profit taking sementara nilai aset kripto bergerak gitu-gitu aja. Apa yang sebenarnya terjadi? Simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya parkir di zona merah hari ini, Selasa (25/10). Indeks domestik kebanggaan itu ditutup melemah tipis 0,07% atau -4,66 poin ke angka 7.048,38 setelah melewati reli panjang sejak minggu lalu.
Dinamika IHSG hari ini terbilang fluktuatif. Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, IHSG sempat melonjak hingga tembus resisten 7100. Sejumlah analis juga memprediksi reli akan berlanjut hari ini lantaran adanya katalis positif dari laporan S&P global yang menunjukkan aktivitas bisnis di Amerika Serikat terkontraksi akibat agresifnya kebijakan moneter Federal Reserve.
Laporan tersebut sukses membuat sejumlah indeks asal Paman Sam menghijau, sehingga berpengaruh pada kinerja IHSG saat pembukaan tadi pagi. Pasalnya, investor berspekulasi laporan itu dapat mengerem laju kenaikan suku bunga The Fed.
Tak disangka, IHSG malah putar haluan dan parkir di zona merah dalam dua sesi perdagangan berturut-turut. Faktor utamanya ialah aksi ambil untung alias profit taking para investor yang sudah bersabar menanti sang indeks mengalami jenuh beli atau overbought.
Salah satu emiten yang jadi sasaran para investor untuk meraup cuan yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Emiten yang sempat memimpin reli tersebut hari ini mengalami koreksi sebesar 2,25% menjadi Rp8.700 per lembar saham.
BBCA menjadi salah satu emiten paling ramai peminat dengan total nilai transaksi sebesar Rp779,9 miliar. Hari ini, BBCA membukukan 88,9 juta kali transaksi mengalahkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang juga jadi sasaran aksi profit taking.
Baca Juga: Pluang Pagi: Fed Diramal Melunak, Saham AS Jingkrak Tapi Kripto Terinjak
Sementara itu, pergerakan aset kripto masih berfluktuasi di rentang sempit pada Selasa sore. Kendati demikian, jika dilihat dari pergerakannya dalam 24 jam terakhir per 15.07 WIB, maka tujuh dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejatinya sukses melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Nilai aset kripto yang mondar-mandir secara terbatas mengindikasikan bahwa pelaku pasar tidak memiliki kepercayaan tinggi untuk nyemplung di pasar kripto.
Salah satu penyebabnya adalah antisipasi pelaku pasar terhadap pengumuman suku bunga acuan The Fed pada awal November mendatang.
Sejauh ini, memang pelaku pasar diliputi optimisme bahwa otoritas moneter AS itu akan mengerem kebijakan moneternya yang agresif menyusul buruknya data manufaktur dan jasa AS yang dirilis Senin (24/10). Namun, di saat yang sama, The Fed kemungkinan masih akan terus ngebet mengerek bunga acuannya gara-gara tekanan inflasi yang masih tinggi.
Di samping itu, pelaku pasar juga mengantisipasi tekanan jual BTC yang tinggi setelah firma analisis on-chain, Glassnode, melaporkan bahwa tingkat hash price BTC telah berada di titik terendahnya yakni US$66.500. Hal ini mengindikasikan bahwa para miners BTC mendulang pendapatan yang semakin sedikit di tengah tekanan tinggi biaya penambangan BTC.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: IHSG Kembali Unjuk Taring, Kripto Makin Lama Makin Terbaring
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini