Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali parkir di zona hijau. Namun, pasar aset kripto nampaknya menunjukkan hal sebaliknya, nih. Seperti apa ulasan lengkapnya? Yuk, simak Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri di level 6.555,55 poin pada sesi perdagangan Kamis (23/12), alias menguat 0,4% dibandingkan sesi perdagangan sebelumnya. Gerak cantik IHSG mengikuti kawan-kawan sejawatnya di kawasan Asia.
Tengok saja Indeks Hang Seng yang terapresiasi 0,4% ke level 23.193,64, diikuti oleh indeks Kospi yang sama-sama naik 0,46% pada hari ini. Tidak mau kalah, indeks Nikkei 225 pun melesat 0,83% ke level 28.798,37.
Kuat dugaan, penguatan IHSG dan bursa Asia lainnya terjadi setelah pelaku pasar kian optimistis untuk membenamkan dananya di pasar kelas aset berisiko. Hal ini terjadi setelah pemerintah AS memberikan izin penggunaan darurat atas obat COVID-19 besutan perusahaan farmasi, Pfizer. Konon, obat tersebut mampu menekan tingkat infeksi COVID-19 hingga 89%.
Kabar tersebut bikin pelaku pasar semakin yakin bahwa maraknya penyebaran Omicron tak akan berdampak buruk ke pertumbuhan ekonomi ke depan.
Sementara dari dalam negeri, sentimen positif datang dari data Bank Indonesia (BI) yang menyebut bahwa jumlah uang beredar per akhir November sebesar Rp7.572,2 triliun, tumbuh 11% dibandingkan bulan sebelumnya. Data tersebut menandakan bahwa aktivitas konsumsi masyarakat mulai tumbuh seiring pelonggaran Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Melempem, Kripto Makin Caem
Meski IHSG menuju zona hijau, namun investor asing terlihat getol melepas saham-saham domestik. Pada hari ini, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp50,08 miliar di seluruh pasar.
Mereka terlihat getol melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp76,6 miliar dan sukses bikin harga sahamnya ambrol 0,34% ke level Rp7.300 per saham. Selain itu, pelaku pasar juga melego saham PT Astra International Tbk (ASII) hingga mencapai Rp30,9 miliar.
Hanya saja, di saat yang sama, investor asing pun masih doyan mengoleksi saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo. Mereka terlihat doyan mengoleksi saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sebanyak Rp42,1 miliar dan bikin harga saham perseroan melesat 1,33% ke Rp2.280 per saham.
Tak hanya itu, mereka juga memborong saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan juga saham PT First Media Tbk (KBLV) yang masing-masing diborong dengan nilai sebesar Rp27,1 miliar dan Rp11,7 miliar. Alhasil, nilai saham BBRI dan KBLV masing-masing ngacir 1,23% dan 4,69% pada hari ini.
Kabar lainnya datang dari emiten tambang PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang berencana membangun smelter alumunium di Kawasan Industri Hijau di Kalimantan, di mana groundbreaking-nya baru dilakukan Presiden Joko Widodo. ADRO akan melakukan aksi korporasi tersebut melalui anak usahanya PT Adaro Aluminium Indonesia.
Namun, kabar tersebut masih belum mampu menyokong nilai saham ADRO. Hingga penutupan, saham ADRO bergerak stagnan di angka Rp2.150 per lembar.
Setelah mengalami reli selama dua hari terakhir, pasar aset kripto nampaknya lagi-lagi dirundung cuaca buruk. Melansir Coinmarketcap pukul 17.35 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo tersungkur ke zona merah dalam 24 jam terakhir.
Dua punggawa aset kripto, Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH), masing-masing terpelanting 1,45% dan 2,25% dalam sehari terakhir. Sementara itu, dua bintang utama aset kripto dalam beberapa hari terakhir, Terra (LUNA) dan Avalanche (AVAX), masing-masing luluh 11,14% dan 3,58% pada hari ini.
Meski pasar kripto terlihat mendung, namun nilai Cosmos (ATOM) masih bisa merangkak 9,56% di waktu yang sama. Kuat dugaan, penguatan ATOM disebabkan oleh sentimen positif yang “ditularkan” oleh Near Protocol.
Kemarin, Near Protocol mengumumkan bahwa protokol Terra akan mengintegrasikan stablecoin UST dengan jaringan Aurora, yang terletak di dalam ekosistem Near. Nah, karena ekosistem Near dan Cosmos terbilang “11-12”, tak heran jika Cosmos ikut ketiban nasib mujur.
Selain ATOM, nilai Aave (AAVE) juga mendadak meroket 14,36% dalam sehari terakhir. Peristiwa ini terjadi setelah bank asal Swiss, SEBA, mengatakan mengirim proposal kepada Aave untuk dimasukkan ke daftar whitelist Arc. Arc sendiri merupakan platform Decentralized Finance (DeFi) institusional yang dikembangkan protokol Aave.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Menanjak Seiring Pertumbuhan Ekonomi 7,07%
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini