Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali menunjukkan keperkasaannya setelah terjebak di zona merah kemarin. Hanya saja, langit di pasar kripto justru terlihat suram. Simak ulasan selengkapnya di sini!
IHSG undur diri di sesi perdagangan Jumat (17/12) di level 6.601,93 poin, alias menguat 0,11% dibanding sesi perdagangan sebelumnya.
Pergerakan indeks domestik kali ini didorong oleh moncernya harga komoditas. Ya, harga batu bara dunia ternyata sudah menguat lebih dari sepekan belakangan.
Sekadar informasi, harga batu bara ICE Newcastle (Australia) yang kini bertengger di US$179,1 per ton, alias menguat 23,86% dari US$144,6 per ton 10 hari lalu. Hal ini terjadi setelah harga gas di wilayah Eropa merangkak naik, sehingga banyak pembangkit listrik beralih ke batu bara sebagai sumber bahan bakar utamanya.
Namun di sisi lain, IHSG juga menghadapi tekanan dari kebijakan Bank Sentral Inggris yang mengerek suku bunga acuannya ke level 0,25%. Dalam hal ini, Bank Sentral Inggris menjadi otoritas moneter pertama di negara maju yang mengerek suku bunga acuannya saat pandemi.
Regulator setempat berdalih bahwa kebijakan tersebut di tempuh untuk bisa meredam inflasi yang sudah mencapai 5,1% di November kemarin. Karena hal itu juga, hampir sepanjang perdagangan hari ini, indeks saham nongkrong di zona merah.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Omicron Menghantam, IHSG Berakhir Runyam
Nah, kenaikan harga komoditas tersebut pun bikin investor ramai-ramai memborong saham emiten keuangan dan tambang. Maklum, investor selalu menganggap kedua sektor tersebut bakal moncer ketika harga komoditas tengah bersinar.
Pada hari ini, investor asing getol mengakumulasi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp275,5 miliar dan sukses bikin nilai saham BBCA melesat 3,09% ke Rp7.500 per saham. Selain itu, pelaku pasar asing juga doyan mengoleksi saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebanyak Rp28,1 miliar dan bikin nilainya terbang 3,38% ke level Rp20.675 per saham.
Nah, derasnya aksi beli investor asing di kedua sektor tersebut bikin investor asing mencatat aksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp186,56 miliar hari ini.
Selain ITMG, emiten batu bara lainnya pun ikut berpesta pora hari ini. Nilai saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melonjak 3,85% ke level Rp27.000 per saham, sementara saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) latah melonjak 0,49% ke level Rp2.050 per saham.
Di sisi lain, investor asing justru mengobral dua saham bank pelat merah yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp205,7 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp104,8 miliar.
Kabar ihwal perusahaan pelat merah lainnya datang dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang akan menerbitkan 19,3 miliar saham seri B dalam aksi rights issue. Perseroan melaksanakan aksi korporasi tersebut setelah pemerintah berencana menginjeksi Rp7,9 triliun ke WSKT dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).
Baca juga: Pluang Pagi: Aset Kripto Kembali 'Terlelap', Saham AS Gagal Mengilap
Ketika investor pasar modal semringah, investor kripto nampaknya bakal susah tidur di akhir pekan. Betapa tidak, melansir Coinmarketcap pukul 17.24 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar masuk zona merah berjemaah dalam 24 jam terakhir.
Dua punggawa kripto, Bitcoin (BTC) and Ether (ETH), masing-masing lunglai 4,43% dan 5,19% dalam sehari terakhir. Nasib buruk juga melanda Binance Coin (BNB), Solana (SOL), dan Polkadot (DOT) yang masing-masing amblas 2,14%, 4%, dan 9,16% di waktu yang sama.
Pelaku pasar nampaknya menghindari pasar aset digital setelah muncul kabar buruk dari Rusia. Berbagai laporan menyebut, bank sentral negara tersebut berencana untuk melarang investasi aset kripto di Rusia mulai tahun depan karena dituduh menyebabkan ketidakstabilan finansial.
Namun, laporan lain menyebut Rusia juga punya pendekatan lain di mana pemerintahan negara tersebut malah berniat melegalisasi platform exchange aset kripto.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini