Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi perdagangan Senin (23/8) dengan semringah. Harga emas pun tak ketinggalan ikut unjuk gigi dengan mencatat kenaikan pada hari ini.
Apa yang terjadi dalam pasar modal domestik dan pasar emas hari ini? Sobat Cuan bisa simak selengkapnya di rangkuman pasar berikut!
Nilai IHSG pada penutupan perdagangan Senin (23/8) bertengger di posisi 6.109,82 poin, meningkat 1,31% dari nilai pembukaan 6.042,52 poin.
Sebanyak 431 saham tercatat mengalami kenaikan nilai, sementara nilai 167 saham lainnya harus lunglai pada perdagangan hari ini.
Tiga saham yang mengalami persentase pertumbuhan nilai terbesar hari ini adalah:
Sementara itu, tiga saham yang mengalami persentase pelemahan nilai terbesar hari ini adalah:
Kemudian, tiga saham yang paling banyak diperdagangkan hari ini (menurut frekuensi) adalah
Pergerakan IHSG hari ini seakan membalas dendam pekan lalu, setelah ambruk sampai kisaran 2% akibat hantu tapering.
Beberapa analis menganggap, pergerakan IHSG pada hari ini dipicu oleh reaksi investor atas dua sentimen.
Pertama, investor tampaknya mulai merasa bahwa bank sentral AS The Fed kemungkinan mengurungkan niat untuk melakukan aksi tapering di tahun ini. Sinyal itu didapat investor setelah melihat penyebaran COVID-19 varian Delta di AS yang kian parah.
Kondisi tersebut bisa membuat pemerintah AS menerapkan kembali kebijakan pembatasan sosial. Langkah tersebut tentu akan memukul daya beli dan pertumbuhan ekonomi, sehingga ada anggapan bahwa The Fed masih akan melanjutkan program stimulusnya dan menunda kebijakan tapering-nya.
Kondisi tersebut bikin pelaku pasar bernapas lega. Apa alasannya?
Tapering akan memperketat jumlah dolar AS beredar, sehingga nilai dolar AS akan meningkat. Akibatnya, pelaku pasar kemungkinan akan memilih menarik dananya dari pasar modal dan menyimpan dolar AS.
Apalagi, The Fed biasanya akan mengikuti kebijakan tersebut dengan mengerek suku bunga acuannya. Kondisi itu akan bikin suku bunga tabungan dan pinjaman meningkat. Alhasil, arus modal keluar (capital outflow) pun tak terbendung, dolar AS pun pulang kampung ke negara asalnya.
Kedua, dari dalam negeri, investor juga masih menanti keputusan apakah pemerintah akan menurunkan status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 di Jawa dan Bali. Pemerintah sedianya akan memberikan keputusan tersebut pada Senin (23/8) malam.
Investor nampaknya yakin bahwa pemerintah akan kian melonggarkan pembatasan sosial. Alasannya, kasus harian baru COVID-19 kian melandai setiap harinya. Pada hari ini, Indonesia mencatat tambahan 9.604 kasus baru COVID-19, lebih rendah ketimbang reratanya selama tujuh hari terakhir 16.763 kasus.
Pelonggaran pembatasan sosial akan menggerakkan kembali roda perekonomian dan pembukaan lapangan kerja baru. Hal tersebut akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan, yang merupakan aspek utama fundamental harga saham.
Baca juga: Mau Raih Keuntungan Investasi Emas? Begini Caranya!
Keberuntungan yang dirasakan IHSG pun menular ke pasar emas. Harga sang logam mulia tercatat di posisi US$1.787,96 per ons pada Senin (23/8) pukul 17.00 WIB, meningkat tipis 0,57% dibanding harga emas pukul 08.00 WIB US$1.777,75 per ons.
Kenaikan harga emas dipicu oleh selera investor yang kembali doyan menggenggam sang logam mulia setelah nilai dolar AS melemah pada hari ini. Penurunan nilai dolar AS akan membuat harga emas menjadi relatif lebih murah bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan dolar AS. Hal itu menjadi pemicu bagi pelaku pasar untuk mengakumulasi emas hari ini.
Di samping itu, kenaikan harga emas juga didorong oleh kenaikan permintaan di pasar. Investor mulai memburu emas sebagai aset aman (safe haven) setelah mereka khawatir bahwa penyebaran COVID-19 Delta akan terus meluas.
Penyebaran COVID-19 Delta yang kian meradang akan bikin pemerintah di berbagai negara mulai menerapkan pembatasan sosial. Sayangnya, pembatasan sosial akan bikin kegiatan ekonomi berhenti sementara dan memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan, yang merupakan aspek fundamental harga saham.
Alhasil, di saat-saat seperti itu, investor merasa bahwa berinvestasi di pasar modal kurang menjanjikan. Mereka akhirnya mengalihkan perhatian ke aset yang lebih aman, yakni emas.
Namun, di saat yang bersamaan, pelaku pasar juga mengantisipasi simposium tahunan The Fed yang rencananya akan dihelat Jumat (27/8) mendatang. Mereka semua menanti kepastian kapan otoritas moneter AS itu akan melancarkan aksi tapering.
Tapering adalah kebijakan di mana The Fed perlahan akan menurunkan pembelian jumlah surat berharganya. Kondisi itu akan memperketat jumlah dolar AS beredar, sehingga nilai dolar AS akan menguat dibanding mata uang lain. Investor tentu tak mau ketinggalan momen tersebut, sehingga mereka akan melepas emasnya demi mata uang greenback tersebut.
Di samping itu, kenaikan dolar AS akan membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Sehingga permintaan emas melorot, dan kemudian melunturkan harganya.
Baca juga: Investasi Pilihan di 2021
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Adi Putro
Adi Putro
Bagikan artikel ini