Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbujur lemas mengakhiri pekan ini setelah tersungkur ke zona merah. Hal serupa juga terjadi pada pasar kripto yang seolah-olah tengah kebakaran hari ini. Apa sebenarnya yang terjadi di kedua pasar tersebut?
Nilai IHSG undur diri di level 6.561,55 poin pada perdagangan Jumat (26/11), alias terkapar 2,06% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Lunglainya sang indeks domestik hari ini diduga oleh maraknya aksi jual investor akibat panik setelah mendengar kabar munculnya varian baru virus COVID-19.
Ya, kini pelaku pasar ketar-ketir bahwa dunia akan kembali mengalami pembatasan sosial akibat merebaknya varian B.1.1.529 yang berasal dari Afrika Selatan. Varian tersebut, dikatakan para ahli, telah bermutasi dan memiliki resistensi antibodi yang cukup kuat.
Pelaku pasar khawatir bahwa mutasi virus tersebut bisa berdampak lebih ganas dibanding virus COVID-19 varian delta. Makanya, tak heran jika kehadiran varian ini bikin pelaku pasar sangsi terhadap upaya pemulihan ekonomi di beberapa negara.
Alhasil, kegelisahan itu menular ke pasar modal. Di Asia, misalnya, nilai indeks Hang Seng ambruk 2,67%. Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan Kospi Korea Selatan juga ikut luruh masing-masing 2,53% dan 1,47%.
Untungnya, pemerintah sudah berniat mengantisipasi penyebaran virus COVID-19 jelang libur Natal dan Tahub Baru dengan mengimplementasikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh Indonesia.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Tersenyum Lebar, Laju MANA Terus Berkibar
Ambruknya indeks saham sudah terlihat sejak sesi I perdagangan. Pelaku pasar asing ternyata mencetak nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp185 miliar.
Hampir seluruh sektor saham ambruk dan hanya menyisakan sektor kesehatan yang berhasil menguat 0,24%. Namun, di antara seluruh sektor yang berkinerja memble, saham emiten perbankan menjadi sektor yang paling tak berdaya hari ini.
Investor asing tercatat melego saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp332,4 miliar dan membuat nilai sahamnya melorot 2,02% ke level Rp7.275 per saham. Mereka kemudian juga melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp108,5 miliar dan membuat nilai sahamnya terkoreksi 1,42% ke level Rp4.160 per saham.
Meski demikian, investor asing doyan mengoleksi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian sebesar Rp25,8 miliar. Sayangnya, hal itu tak bisa mendongkrak saham BMRI yang hari ini terkapar 3,40% ke level Rp7.100 per saham.
Nasib apes IHSG nampaknya juga dialami oleh pasar kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 17.23 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat tersungkur ke zona merah.
Bitcoin (BTC) kembali merosot 4,55% ke level US$54.907,72 dan semakin jauh meninggalkan level psikologis US$57.000. Ethereum (ETH) juga bernasib sama, dengan koreksi sebesar 4,84% ke level US$4.076,99.
Selain itu, Binance Coin (BNB) ikutan ambruk 5,69% ke level US$577,51. Dogecoin (DOGE) yang sempat menjadi primadona, juga ikutan longsor 7,82% ke level US$0,1988.
Baca juga: Lagi Merajalela, Simak Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal COVID 19 Delta!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini