Harga emas di pasar spot pada hari ini, Selasa (27/4) pukul 08.00 WIB, melemah 0,05% ke US$1.780,54 per ons. Namun, penguatan justru terjadi di pasar COMEX sebesar 0,01% di angka US$1.780,3 per ons.
Harga emas tercatat stagnan sejak kemarin seiring antisipasi pelaku pasar yang wait and see terhadap pertemuan komite pasar terbuka federal (FOMC) bank sentral AS, The Fed. Adapun otoritas moneter itu sedianya akan menghelat pertemuan bulanan tersebut mulai hari ini hingga Rabu (28/4).
Pelaku pasar menunggu rapat ini untuk mengetahui opini bank sentral terkait proyeksi inflasi di depan mata. Apalagi, kekhawatiran akan inflasi sempat memuncak beberapa pekan terakhir, seiring menguatnya indikator daya beli di negara Paman Sam tersebut.
Investor membutuhkan petunjuk mengenai tingkat inflasi ke depan lantaran indikator makroekonomi tersebut mempengaruhi permintaan logam mulia. Biasanya, pelaku pasar akan berbondong-bondong memborong emas untuk melindungi nilai kekayaan yang tergerus kala tingkat inflasi tinggi sedang menanjak.
Kemudian, pelaku pasar juga menanti sikap jangka pendek dan panjang The Fed terkait kebijakan perubahan suku bunga acuan, yang merupakan respons dari proyeksi inflasi tersebut.
Bank sentral biasanya akan meredam tingkat inflasi dengan mengerek suku bunga acuan. Hanya saja, peristiwa tersebut juga mendongkrak suku bunga perbankan dan imbal hasil obligasi, termasuk Surat Berharga Negara (SBN). Investor tentu akan beralih ke instrumen-instrumen tersebut dan beranjak meninggalkan emas jika imbal hasilnya naik.
Baca juga: Harga Emas Menanjak Seiring Ketakutan Investor Atas Kenaikan Inflasi
Di tengah sikap investor yang wait and see, harga logam mulia nampaknya masih belum menemukan ancaman lain yang berarti. Bahkan, dua musuh bebuyutan emas, yakni imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar AS, tidak berulah selama sehari terakhir.
Tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun hari ini masih di angka 1,57%, atau masih berada di area yang sama seperti kemarin. Sementara itu, indeks dolar AS pagi ini di angka 90,87 atau meningkat tipis dari 90,74 di Senin kemarin.
Sekadar informasi, permintaan emas akan melonjak jika tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan nilai dolar AS berada di titik yang rendah. Alhasil, harga logam mulia akan terkerek naik.
Namun, posisi imbal hasil saat ini masih dirasa belum optimal untuk membawa harga logam mulia terbang ke US$1.800 per ons. Dalam sebuah memonya, tim analis OCBC menilai tingkat yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun perlu berada di bawah 1,55%.
Baca juga: Apa Itu Inflasi?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini