Harga emas di pasar spot pada hari ini, Jumat (16/4) pukul 08.00 WIB, melemah 0,06% ke US$1.762,97 per ons. Harga emas COMEX juga melemah 0,13% ke angka US$1.764,5 per ons.
Meski melemah di pagi hari, namun harga logam mulia sebenarnya telah menguat 1,44% dalam sehari terakhir. Penguatan ini disebabkan oleh anjloknya tingkat imbal hasil obligasi AS.
Pada Kamis (15/4) waktu setempat, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun sudah berada di angka 1,57%. Atau, menurun tajam dari posisi sehari sebelumnya yakni 1,63%. Kejadian ini terbilang cukup anomali, mengingat indikator ekonomi yang menguat serta tanda-tanda kenaikan inflasi biasanya menjadi angin segar bagi yield obligasi pemerintah.
Kemarin, Departemen Perdagangan AS merilis data bahwa penjualan ritel meningkat 9,8% pada Maret. Angka ini melebihi ekspektasi analis Dow Jones yakni 6,1%.
Kemudian, Departemen Ketenagakerjaan AS merilis laporan bahwa jumlah pendaftaran bantuan pengangguran pada pekan lalu hanya 576.000 pengajuan baru. Alias, menurun drastis dibanding pekan lalu sebesar 710.000. Kedua indikator ekonomi tersebut mengindikasikan adanya perbaikan daya beli dan bisa mengarahkan tingkat inflasi ke tren meningkat.
Biasanya, dalam kondisi tersebut, investor berekspektasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga acuannya demi merespons kenaikan inflasi. Hal itu kemudian bisa menyebabkan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS. Alhasil, investor akan berbondong-bondong menggenggam surat berharga tersebut.
Namun nyatanya, imbal hasil obligasi AS melemah. Beberapa analis menyebut, kondisi ini bisa jadi cerminan reaksi pelaku pasar yang takut bahwa inflasi ke depan bisa benar-benar tinggi. Sehingga, mereka beralih ke emas untuk melindungi nilai kekayaannya (hedging) di masa depan.
“Nilai inflasi yang tinggi diperkirakan akan terjadi di masa depan. Dan investor kini mulai kembali memborong emas karena mengantisipasi tingkat inflasi tersebut,” jelas founder Circle Squared Alternative Investments, Jeffrey Sica.
Baca juga: Harga Emas Jatuh Sakit Setelah Obligasi AS Kembali Bangkit
Investor nampaknya masih harus memperhatikan perkembangan dari sikap harap-harap cemas investor atas pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS. Apalagi, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan bertumbuh cepat di musim semi ini.
Meski demikian, otoritas moneter AS itu berjanji tidak akan mengubah kebijakan moneternya meski tingkat inflasi menanjak. Selain itu, The Fed juga berjanji untuk tetap menyokong pemulihan ekonomi sampai krisis benar-benar selesai.
Baca juga: Apa Itu Inflasi?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini