Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Hukum Pareto atau Prinsip Pareto 80/20
shareIcon

Hukum Pareto atau Prinsip Pareto 80/20

8308  dilihat·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Hukum Pareto atau Prinsip Pareto 80/20

Hukum Pareto (Prinsip 80/20) disebut sebagai prinsip yang dapat membantu pebisnis meningkatkan keuntungan dari bisnis yang dijalankannya. Pareto 80/20 adalah prinsip yang menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% dari efeknya disebabkan 20%.

Dalam implementasinya, prinsip pareto 80/20 ini dapat diterapkan untuk hampir semua hal. Bahwa 80% dari keluhan pelanggan muncul dari 20% ketidakberesan dari produk/jasa. Atau 80% keuntungan disebabkan oleh 20% dari produk atau jasa, dan seterusnya.

Karenanya, bagi seorang pebisnis, memahami Hukum Pareto (Prinsip 80/20) ini penting untuk melihat hubungan sebab-akibat dari berbagai lini bisnis. Pareto 80/20 adalah rumusan yang berlaku untuk banyak perkara.

Lantaran memahami kecanggihan dari hukum ini, para pebisnis menggunakan prinsip ini untuk meningkatkan keuntungan dari bisnis yang dijalankannya.

Hal sederhana dalam bisnis bisa juga dilihat dengan menggunakan prinsip ini. Misalnya saja, menurut prinsip Pareto 80/20, 80 persen keuntungan yang diperoleh oleh suatu bisnis berasal dari 20 persen produk yang dijual. Sementara sisa keuntungan yang 20 persen berasal dari 80 persen produk yang terjual.

Jadi, pada apa saja Hukum Pareto 80/20 ini berlaku?

Baca juga: Apa Itu Blockchain dan Cryptocurrency?

Memahami aturan Pareto 80/20

Hukum ini menyatakan bahwa 80% hasil (keluaran) berasal dari 20% penyebab (masukan). Dalam aturan ini, jika seorang pebisnis memahaminya, maka ia akan memprioritaskan 20% faktor yang akan memberikan hasil terbaik.

Prinsip ini membantu untuk mengidentifikasi aset terbaik entitas dan menggunakannya secara efisien untuk menciptakan nilai maksimum.

Prinsip Pareto 80/20 ini berasal dari gagasan filsuf dan ekonom asal Italia, yakni Vilfredo Federico Damaso Pareto. Gagasan ini ia temukan pada saat meneliti tanaman kacang.

Dari pengamatannya, ia menemukan fakta bahwa sekitar 20 persen tanaman kacang polong di kebun menyumbang 80 persen kacang polong yang sehat.

Ia lantas menelitinya ke seluruh Italia dan menemukan fakta lainnya, bahwa 20 persen dari populasi penduduk Italia memiliki 80 persen tanah di negara tersebut.

Dari penemuannya akan komposisi-komposisi ini, berbagai pihak lantas mendalami Prinsip Pareto 80/20 ini. Ditemukan bahwa beberapa hal juga mengikuti kaidah Pareto, misalnya, 20 persen dari jumlah pelanggan menciptakan 80 persen pendapatan usaha.

Ini menunjukkan bahwa berbagai kejadian disebabkan oleh faktor 20 persen, yang berkontribusi pada 80 persen akibat.  Dilihat dengan cara ini, maka akan menguntungkan bagi perusahaan untuk berfokus pada 20% klien yang bertanggung jawab atas 80% pendapatan dan memasarkan secara khusus kepada mereka.

Prinsip inti

Intinya, aturan Pareto 80/20 adalah tentang mengidentifikasi aset terbaik entitas dan menggunakannya secara efisien untuk menciptakan nilai maksimum. Kita mesti mengidentifikasi hal-hal apa saja sebanyak 20% dalam bisnis yang dapat memberi hasil optimal. Namun, ini tidak menyiratkan bahwa kita dapat mengabaikan bagian lain.

Sering disalahartikan

Bagaimanapun, aturan ini kerap juga disalahartikan. Perlu dipahami bahwa prinsip ini bukan hukum matematika yang rigid. Kadang-kadang kesalahpahaman terjadi ketika terdapat hasil dari kesalahan logika. Yaitu, jika 20% masukan dianggap sebagai yang paling penting, sementara 80% aspek lainnya tidak penting.

Baca juga: Ketahui Beda Revenue & Profit, Plus 3 Cara Genjot Perolehan Profit Perusahaan

Latar belakang, manfaat, dan penerapan aturan Pareto 80/20

Aturan ini diterapkan dalam Analisis Pareto. Kali pertama digunakan dalam makroekonomi untuk menggambarkan distribusi kekayaan di Italia pada awal abad ke-20. Diperkenalkan pada 1906 oleh ekonom Italia Vilfredo Pareto, yang kala itu terkenal dengan konsep efisiensi Pareto.

Pada 1940-an, Dr. Joseph Juran, ahli di bidang manajemen operasi, menerapkan aturan ini pada pengendalian kualitas untuk produksi bisnis. Ia menunjukkan bahwa 80% cacat produk disebabkan oleh 20% masalah dalam metode produksi. Dengan berfokus pada dan mengurangi 20% masalah produksi, suatu bisnis dapat meningkatkan kualitasnya secara keseluruhan.

Hasil kinerja tenaga penjualan di berbagai bisnis juga telah menunjukkan keberhasilan dengan masukkan aturan Pareto 80/20 ini. Konsultan eksternal yang menggunakan Six Sigma dan strategi manajemen lainnya juga telah memasukkan prinsip ini. Dalam praktik mereka, penerapan ini menunjukkan hasil yang baik.

Untuk menerapkan aturan Pareto 80/20 sendiri, kita perlu memutuskan untuk menetapkan aspek 80% begitu pula aspek 20% yang kita patok. Lantas, kita berfokus sepenuhnya pada dua dimensi aspek tersebut.

Lantas, kita dapat menganalisis, hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kinerja suatu bisnis dari penekanan pada aspek Pareto 80/20. Dengan begitu, kita jadi dapat memahami target serta proses yang bisa kita eksekusi untuk target tersebut.

Diversifikasikan Portofoliomu dengan Investasi Emas Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!

Sumber: Investopedia

Simak juga:

Mulai Investasi dengan Risiko Kecil, Sudah Coba 5 Jenis Investasi Ini Belum?

Emas atau Perak, Pilihan Investasi Logam Manakah yang Lebih Menguntungkan?

Ada Nggak Sih Pajak Penjualan Emas Batangan dan Bagaimana Perhitungannya?

Tetap Bisa Traveling Saat Kantong Tipis dengan 9 Trik Ini!

Gaji Pas-pasan? Pertimbangkan 4 Hal Ini untuk Mengambil Utang Produktif

Ditulis oleh
channel logo

Dewi Kharisma

Right baner

Dewi Kharisma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Brokerage Fee

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1