Apa itu Gini Index dan kapan serta bagaimana indeks ini dipergunakan? Koefisien Gini, atau Gini Index adalah ukuran distribusi pendapatan di seluruh populasi. Perhitungan ini dikembangkan oleh ahli statistik Italia, Corrado Gini pada 1912.
Indeks ini sering digunakan sebagai ukuran ketidaksetaraan ekonomi. Yakni, mengukur distribusi pendapatan atau, sangat jarang, distribusi kekayaan di antara populasi.
Sementara itu, nilai di atas 1 secara teoretis dimungkinkan karena pendapatan atau kekayaan negatif. Indeks Gini yang lebih tinggi menunjukkan ketimpangan yang lebih besar. Artinya, individu berpenghasilan tinggi menerima persentase yang jauh lebih besar dari total pendapatan penduuk.
Ketimpangan global yang diukur dengan indeks Gini meningkat selama abad ke-19 dan ke-20. Namun, telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Karena data dan keterbatasan lainnya, indeks Gini mungkin melebih-lebihkan ketimpangan pendapatan dan dapat mengaburkan informasi penting tentang distribusi pendapatan.
Baca juga: Apa Itu Pendapatan?
Suatu negara di mana setiap penduduk memiliki pendapatan yang sama akan memiliki koefisien Gini pendapatan 0. Sementara itu, sebuah negara di mana satu penduduk memperoleh semua pendapatan, ketika semua orang lainnya tidak memperoleh apa-apa, akan memiliki koefisien gini pendapatan 1.
Analisis yang sama dapat diterapkan pada distribusi kekayaan (“koefisien kekayaan Gini”). Namun, karena kekayaan lebih sulit diukur daripada pendapatan, koefisien Gini biasanya mengacu pada pendapatan. Dan Gini index adalah koefisien yang hanya muncul sebagai indeks Gini semata.
Artinya, koefisien tersebut tak menentukan bahwa perhitungan mutlak mengacu pada pendapatan tertentu. Umumnya, pada kasus seperti ini, koefisien kekayaan gini cenderung jauh lebih tinggi daripada koefisien pendapatan.
Dengan demikian, Gini Index adalah alat penting untuk menganalisis pendapatan atau distribusi kekayaan dalam suatu negara atau wilayah. Namun, tidak boleh disalahartikan sebagai pengukuran pendapatan atau kekayaan absolut.
Negara berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah dapat memiliki koefisien Gini yang sama, selama pendapatan didistribusikan dengan cara yang sama di masing-masing wilayah. Turki dan AS sama-sama memiliki koefisien Gini pendapatan sekitar 0,39-0,40 pada 2016, meski PDB Turki per orang kurang dari setengah AS.
Gini index adalah indeks yang kerap direpresentasikan secara grafis melalui kurva Lorenz. Kurva ini menunjukkan distribusi pendapatan (atau kekayaan) dengan memplot persentil populasi dengan pendapatan pada sumbu horizontal dan pendapatan kumulatif pada sumbu vertikal.
Koefisien gini sama dengan luas di bawah garis persamaan sempurna (0,5) dikurangi luas di bawah kurva Lorenz. Ini dapat dibagi dengan luas di bawah garis persamaan sempurna. Dengan kata lain, luasnya dua kali lipat antara kurva Lorenz dan garis persamaan sempurna.
Baca juga: Apa Itu Volatilitas?
Christoph Lakner dari Bank Dunia melihat index gini adalah koefisien dengan fungsi relatif terpercaya. Dengan koefisien ini, Branko Milanovic dari City University of New York juga memperkirakan bahwa koefisien pendapatan global Gini adalah 0,705 pada 2008, turun dari 0,722 pada 1988.
Namun, angka-angka indeks ini pun sangat bervariasi di setiap wilayah. Ekonom DELTA Francois Bourguignon dan Christian Morrisson memperkirakan bahwa angkanya adalah 0,657 pada 1980 dan 1992.
Penelitiannya ini menunjukkan pertumbuhan ketidaksetaraan yang berkelanjutan sejak 1820 ketika koefisien Gini global adalah 0,500.
Lakner dan Milanovic’s menunjukkan penurunan ketimpangan sekitar awal abad ke-21, seperti halnya penelitian pada 2015 oleh Bourguignon.
Ekspansi ekonomi di Amerika Latin, Asia, dan Eropa Timur telah mendorong banyak penurunan ketimpangan pendapatan baru-baru ini. Meski ketimpangan antarnegara telah menurun dalam beberapa dekade terakhir, ketimpangan di dalam negara pun telah meningkat.
Beberapa negara termiskin di dunia memiliki beberapa koefisien Gini tertinggi di dunia (sekitar 61,3) sementara banyak yang terkaya, seperti halnya Denmark, memiliki yang terendah (28,8).
Meski berguna untuk menganalisis ketimpangan ekonomi, Gini index adalah juga koefisien dengan beberapa kekurangan. Akurasi metrik bergantung pada PDB dan data pendapatan yang andal. Ekonomi bayangan dan aktivitas ekonomi informal ini terjadi di setiap negara.
Kelemahan lainnya adalah terkait distribusi pendapatan yang sangat berbeda dapat menghasilkan koefisien Gini yang identik. Karena indeks Gini mencoba menyaring area dua dimensi (jarak antara kurva Lorenz dan garis persamaan), penerapan Gini index adalah cenderung mengaburkan informasi tentang “bentuk” pertidaksamaan.
Diversifikasikan Portofoliomu dengan Investasi Emas Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: Investopedia
Mulai Investasimu, Cari Tahu Apa Itu Koreksi sebagai Dasar bagi Pemula
Bagikan artikel ini