Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Enterprise Value (EV)
shareIcon

Enterprise Value (EV)

0  dilihat·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Enterprise Value

Enterprise Value adalah metrik yang dianggap komprehensif untuk mengetahui nilai suatu perusahaan. Ketahui EV lebih lengkap di sini!

Apa Itu Enterprise Value?

Enterprise Value (EV) adalah ukuran keseluruhan nilai suatu perusahaan.

Investor kerap menggunakan ukuran ini sebagai alternatif yang lebih komprehensif dibanding ukuran nilai perusahaan lainnya, yakni nilai kapitalisasi pasar. Pasalnya, perhitungan EV tidak hanya mengikutsertakan nilai kapitalisasi pasar di dalamnya, namun juga utang dan arus kas dan setara kas di jangka pendek dan jangka panjang.

Pada realitasnya, Enterprise Value digunakan sebagai salah satu variabel dasar untuk berbagai macam rasio keuangan yang bertujuan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.

Namun selain itu, EV juga metrik populer yang digunakan untuk mengevaluasi satu nilai perusahaan dalam konteks kemungkinan pengambilalihan, misalnya dalam bentuk akuisisi. Oleh karenanya, EV dapat dianggap sebagai estimasi biaya yang paling efektif ketika satu perusahaan ingin mencaplok perusahaan lain.

Baca juga: EBITDA

Fungsi Enterprise Value

Kalkulasi EV suatu perusahaan rupanya memberikan banyak sekali informasi kepada investor atau masyarakat secara umum. Berikut adalah beberapa contoh di antaranya.

1. Memberi Gambaran Kinerja Perusahaan

Perhitungan Enterprise Value dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan suatu perusahaan.

Dengan informasi ini, investor dapat memahami bagaimana kinerja perusahaan yang menjadi targetnya.

2. Memberikan Informasi tentang Utang dan Kas

Enterprise Value mencakup jumlah utang dan kas dalam perhitungannya. Hal ini memberikan informasi kepada investor mengenai kemampuan perusahaan dalam melunasi utang dengan lancar.

Jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik, maka sahamnya akan semakin menarik di mata investor.

3. Membantu Penentuan Nilai untuk Akuisisi

Ketika investor berencana mengakuisisi perusahaan lain, maka mengetahui nilai EV si perusahaan incarannya menjadi faktor yang krusial. Informasi ini membantu investor dalam menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk akuisisi tersebut.

4. Membantu Mengatasi Risiko

Bagi para pengusaha, nilai EV digunakan untuk membandingkan struktur modal yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengatasi risiko yang mungkin muncul di pasar saham.

Baca Juga: Liquidation Value

Bagaimana Rumus dan Cara Menghitung Enterprise Value?

Seperti yang disinggung sebelumnya, EV dihitung berdasarkan nilai kapitalisasi pasar serta total utang dan kas plus aset setara kas. Nah, variabel-variabel tersebut kemudian diturunkan ke dalam formulasi seperti berikut:

Enterprise Value = Kapitalisasi + Utang - Kas dan Setara Kas

Contoh Perhitungan EV

Anggap saja perusahaan X memiliki data sebagai berikut: 

  1. Harga saham biasa Rp200 per lembar
  2. Jumlah saham beredar Rp1 miliar per lembar. 

Dari situ, Sobat Cuan bisa mengetahui nilai kapitalisasi pasar perusahaan X, yakni Rp200 miliar.

Kemudian, dalam laporan keuangannya Perusahaan X membeberkan memiliki total utang Rp70 miliar dan aset kas dan setara kas dengan total nilai Rp50 miliar.

Bermodalkan informasi tersebut, maka EV perusahaan X adalah:

EV = Rp200 miliar + Rp70 miliar - Rp50 miliar

EV = Rp220 miliar

Artinya, total nilai perusahaan X saat ini sebesar Rp200 miliar. Namun, setelah melihat hasil ini, Sobat Cuan mungkin memiliki pertanyaan, apakah nilai EV tersebut sudah cukup baik?

Nah, untuk mengetahui hal tersebut, kamu perlu membandingkan EV perusahaan X dengan perusahaan lain yang bergerak di sektor serupa. Jika EV perusahaan X lebih tinggi, maka bisa dibilang sahamnya layak untuk diinvestasikan.

Kendati demikian, Sobat Cuan juga perlu memastikan lagi mengenai kesehatan utang dan posisi kas perusahaan tersebut sebelum benar-benar berinvestasi sahamnya.

Baca juga: Surat Berharga Negara

Faktor yang Bisa Mempengaruhi Enterprise Value

Nilai EV bukanlah sesuatu yang statis. Dengan kata lain, nilainya bisa berubah-ubah antar waktu karena dipengaruhi beberapa faktor.

Lantas, apa saja faktor yang memengaruhi nilai EV?

1. Nilai Ekuitas atau Kapitalisasi Pasar

Nilai ekuitas atau kapitalisasi pasar menggambarkan total aset perusahaan yang terlihat dari sahamnya. Untuk mendapatkan nilai ekuitas, dapat dilakukan dengan mengalikan harga saham perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.

Sehingga, jika nilai saham suatu perusahaan berubah, maka secara otomatis hal tersebut pun akan mempengaruhi nilai EV suatu perusahaan.

2. Total Utang

Perusahaan biasanya menarik utang untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya. Oleh karena itu, menghitung jumlah utang dalam EV adalah hal yang penting.

Sebuah perusahaan akan terlihat menarik jika memiliki utang yang tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan dengan baik dan mampu membayar utang-utangnya.

3. Kas dan Investasi yang Mudah diuangkan

Kas dan investasi yang mudah diuangkan adalah jenis aset yang paling likuid dalam laporan keuangan perusahaan. Contoh aset yang mudah diuangkan ini termasuk surat berharga, dana pasar uang, dan investasi jangka pendek lainnya.

Umumnya, jumlah aset tersebut dikurangi dalam penghitungan Enterprise Value. Pasalnya, dalam konteks akusisi, hal tersebut dianggap sebagai "pengurang biaya" untuk mengakuisisi perusahaan yang dituju. Jadi, semakin besar jumlah kas dan setara kas, maka nilai EV pun semakin menyusut.

4. Kehadiran Saham Preferen

Saham preferen merupakan jenis sekuritas yang menggabungkan elemen ekuitas dan utang. Namun, dalam konteks akuisisi, saham preferen lebih cenderung dianggap sebagai utang yang harus dibayarkan.

5. Kepentingan Non-Pengendali (Minoritas)

Kepentingan non-pengendali (minoritas) merujuk pada bagian dari anak perusahaan yang tidak dimiliki oleh perusahaan induk dan memiliki kepemilikan sebesar lebih dari 50% tetapi kurang dari 100%.

Laporan keuangan anak perusahaan ini kemudian akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan induk. Oleh karena itu, penting untuk memasukkan kepemilikan minoritas ini dalam perhitungan agar nilainya tercermin dalam Enterprise Value.

Kelemahan EV

Meski perhitungannya terbilang sederhana, namun EV tetap memiliki kelemahan. Salah satunya, EV tidak bisa digunakan sebagai perbandingan nilai satu sektor terhadap sektor lainnya. Apa alasannya?

Sebagai contoh, sektor padat modal seperti sektor minyak dan gas biasanya memiliki tingkat utang yang tinggi. Padahal, utang-utang tersebut sejatinya digunakan untuk berinvestasi di peralatan atau perlengkapan berbiaya mahal yang diharapkan dapat mengerek kinerja bisnisnya ke depan.

Oleh karenanya, angka EV sektor tersebut akan terlihat "jomplang" dan tidak terasa adil jika dibandingkan nilai EV di sektor lain, misalnya manufaktur. Sehingga, perbandingan EV baru akan terasa adil jika EV satu perusahaan disejajarkan dengan EV perusahaan lain yang bergerak di satu sektor serupa.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia, ocbcnisp

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Galih Gumelar

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Treasury Yield Curve

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1