Disinflation atau disinflasi adalah situasi di mana tingkat harga meningkat pada tingkat pertumbuhan yang lebih lambat. Yuk simak di sini untuk lebih jelasnya!
Disinflasi adalah perlambatan sementara dari laju inflasi harga dan digunakan untuk menggambarkan contoh ketika tingkat inflasi telah berkurang sedikit dalam jangka pendek. Singkatnya, disinflasi adalah inflasi yang lebih rendah daripada periode sebelumnya.
Misalnya, tingkat inflasi melambat dari 4% pada kuartal pertama menjadi 3,5% pada kuartal kedua, dan seterusnya. Disinflasi adalah peristiwa umum di sebuah perekonomian dan mungkin terjadi selama ekonomi melemah karena permintaan mulai melambat.
Disinflasi tidak dianggap sebagai masalah karena harga tidak benar-benar turun, tidak menandakan dimulainya perlambatan ekonomi, dan dianggap kebalikan dari reflasi atau kondisi ketika pemerintah merangsang ekonomi dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
Disinflasi yang sehat diperlukan untuk memastikan terjadinya kontraksi ekonomi dan mencegah ekonomi dari overheating. Selain itu, disinflasi dapat menguntungkan suatu bagian dari populasi seperti individu yang cenderung menabung penghasilannya.
Disinflasi biasanya muncul dari pengurangan jumlah uang yang beredar karena kenaikan suku bunga dan peningkatan produktivitas atau perusahaan yang menaikkan harga dengan kecepatan yang lebih lambat selama periode kontraksi siklus bisnis.
Jika bank sentral mengetatkan kebijakan moneter kontraktif dan pemerintah mulai menjual beberapa sekuritasnya, maka pasokan uang dalam perekonomian dapat berkurang dan mendorong terjadinya disinflasi. Selain itu, resesi juga dapat memicu disinflasi seperti pebisnis yang memilih untuk tidak menaikkan harga agar mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.
Berikut beberapa faktor pemicu yang menyebabkan terjadinya disinflasi, yakni:
Untuk menghindari hiperinflasi, bank sentral akan meringankan pertumbuhan inflasi dengan mengetatkan beberapa kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga, kenaikan rasio cadangan wajib, dan menjual surat berharga pemerintah lewat operasi pasar terbuka.
Dikarenakan permintaan agregat yang melemah, produsen berusaha menyesuaikan laju produksi dan/atau menaikkan harga jual pada tingkat yang lebih moderat dari sebelumnya untuk menyesuaikan permintaan.
Pengukuran disinflasi dapat menggunakan indeks harga konsumen (IHK) dengan menghitung laju inflasi. Seperti yang diketahui, disinflasi adalah penurunan laju inflasi dan tetap bisa terjadi meski laju inflasinya positif.
Jika laju inflasi dari waktu ke waktu dapat diketahui, maka disinflasi pun dapat diketahui pula. Berikut rumus perhitungan laju inflasi:
Laju Inflasi (LI) = [(IHK bulan ini - IHK bulan sebelumnya) / IHK bulan sebelumnya] x 100%.
Pada 1980 - 2015, perekonomian AS mengalami periode disinflasi terpanjang.
Dimulai pada 1970-an, terjadi inflasi hebat dengan kenaikan harga lebih dari 110% selama dekade tersebut. Lalu, pada awal 1980 tingkat inflasi tahunan mencapai 14,76%.
Kemudian untuk mengurangi inflasi, The Fed menerapkan kebijakan moneter yang ketat dan kenaikan harga pun melambat, naik hanya 59% pada 1980-an. Pada 1990-an, harga naik 32%.
Pada periode 2000 - 2009, naik 27%. Selanjutnya, antara tahun 2010 - 2015, naik 9%.
Selama periode disinflasi tersebut, saham berkinerja baik dengan rata-rata pengembalian riil 8,65% pada tahun 1982 - 2015. Disinflasi juga memungkinkan The Fed menurunkan suku bungan pada tahun 2000-an dan menyebabkan obligasi menghasilkan pengembalian di atas rata-rata.
Namun, disinflasi dapat menimbulkan bahaya seperti momok deflasi atau kondisi ketika tingkat inflasi turun mendekati nol. Hal tersebut, dapat menyebabkan masyarakat kehilangan pekerjaan, pemasukan negara atau devisa berkurang karena pemungutan pajak tidak maksimal, dan kegiatan perekonomian menurun.
Baca juga: Simak 5 Cara Mudah Pilih Asuransi Kesehatan Terbaik!
Seperti yang telah dijelaskan, disinflasi biasa digunakan oleh The Fed untuk menggambarkan periode inflasi yang melambat dan tidak boleh dikacaukan oleh deflasi, yang dapat berbahaya bagi perekonomian. Perlu untuk diketahui, disinflasi berbeda dengan inflasi dan deflasi.
Disinflasi mengacu pada perubahan tingkat inflasi, sedangkan inflasi dan deflasi mengacu pada arah harga. Selain itu, disinflasi masih dalam teritori positif, sedangkan deflasi jatuh di teritori negatif sehingga deflasi lebih berisiko atau berbahaya daripada disinflasi.
Saat deflasi, permintaan sangat rendah karena sebagian besar individu berhemat. Pengangguran pun meningkat dan membuat prospek pendapatan suram sehingga pengeluaran untuk barang dan jasa ikut menurun.
Dampak deflasi adalah meningkatnya pengangguran dan menurunnya pendapatan perusahaan yang diakibatkan oleh resesi (perlambatan ekonomi).
Itulah hal yang dapat Sobat Cuan ketahui dari disinflasi. Jika Sobat Cuan ingin tahu lebih banyak seputar istilah ekonomi, yuk cek blog Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia, Cerdasco
Bagikan artikel ini