Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Kamus

Business-to-Consumer (B2C)
shareIcon

Business-to-Consumer (B2C)

4101  dilihat·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Business-to-Consumer (B2C)

Pengertian Business-to-Consumer (B2C) adalah proses penjualan produk dan layanan secara langsung antara pelaku bisnis dan konsumen yang merupakan pengguna akhir dari produk atau layanannya. Sebagian besar perusahaan yang melakukan penjualn secara langsung ke konsumen dapat disebut sebagai perusahaan B2C.

B2C menjadi sangat populer selama dotcom boom pada akhir 1990-an dimaana saat itu digunakan terutama untuk merujuk ke pengecer online yang menjual produk dan layanan kepada konsumen melalui Internet.

Sebagai model bisnis, business-to-consumer berbeda secara signifikan dari model business-to-business yang mengacu pada perdagangan antara dua atau lebih bisnis.

Hal-hal Penting

  • Business-to-consumer mengacu pada proses bisnis yang menjual produk dan layanan langsung ke konsumen, tanpa perantara.
  • B2C biasanya digunakan untuk merujuk pengecer online yang menjual produk dan layanan kepada konsumen melalui Internet.
  • B2C online menjadi ancaman bagi pengecer tradisional, yang mendapat untung dari menambahkan markup pada harga.
  • Namun, perusahaan seperti Amazon, eBay, dan Priceline telah berkembang, yang akhirnya menjadi pengganggu dalam industry.

Baca juga: Faktor Ekonomi yang Dapat Mempengaruhi S&P500, Apa Saja?

Memahami Business-to-Consumer (B2C)

Business-to-consumer (B2C) adalah salah satu model penjualan yang paling populer dan dikenal secara luas. Ide B2C pertama kali digunakan oleh Michael Aldrich pada tahun 1979, yang menggunakan televisi sebagai media utama untuk menjangkau konsumen.

B2C secara tradisional mengacu pada belanja di mal, makan di restoran, film pay-per-view, dan infomersial. Namun, kebangkitan Internet menciptakan saluran yang sepenuhnya baru di bisnis B2C dalam bentuk e-commerce atau menjual barang dan jasa melalui Internet.

Meskipun banyak perusahaan B2C menjadi korban dot-com bust berikutnya karena minat investor di sektor ini berkurang dan dana modal ventura mengering, para pemimpin B2C seperti Amazon dan Priceline selamat dari guncangan dan sejak saat itu mereka telah melihat adanya kesuksesan besar.

Bisnis apa pun yang mengandalkan penjualan B2C harus menjaga hubungan baik dengan pelanggan mereka untuk memastikan mereka kembali. Tidak seperti business-to-business (B2B), yang kampanye pemasarannya diarahkan untuk menunjukkan nilai suatu produk atau layanan, perusahaan yang mengandalkan B2C harus memperoleh respons emosional terhadap pemasaran mereka di pelanggan mereka.

Baca juga: Apa Itu Hukum Permintaan dan Penawaran?

B2C Storefronts VS Internet Retailers

Secara tradisional, banyak produsen menjual produk mereka ke pengecer dengan lokasi fisik. Pengecer membuat keuntungan pada markup yang mereka tambahkan ke harga yang dibayarkan kepada produsen. Tetapi hal tersebut berubah begitu Internet datang.

Muncul bisnis baru yang berjanji untuk menjual langsung ke konsumen, sehingga memotong perantara – pengecer – dan menurunkan harga. Selama kehancuran booming dotcom pada 1990-an, para pengusaha berjuang untuk mengamankan kehadiran web. Banyak pengecer terpaksa menutup pintu mereka dan gulung tikar.

Puluhan tahun setelah revolusi dotcom, perusahaan B2C dengan kehadiran web terus mendominasi pesaing tradisional mereka. Perusahaan seperti Amazon, Priceline, dan eBay adalah yang selamat dari booming dot com awal. Mereka terus memperluas keberhasilan awal mereka untuk menjadi pengganggu industri.

Fakta Cepat B2C

B2C online dapat dibagi menjadi 5 kategori: penjual langsung, perantara online, B2C berbasis iklan, berbasis komunitas, dan berbasis biaya.

B2C di Dunia Digital

Biasanya ada lima jenis model bisnis B2C online yang sebagian besar perusahaan gunakan secara online untuk menargetkan konsumen.

Baca juga: Ketahui 3 Hal Ini Sebelum Jual Emas

  1. Penjual langsung.Ini adalah model yang paling umum, di mana orang membeli barang dari pengecer online. Ini mungkin termasuk produsen atau bisnis kecil, atau hanya versi online dari department store yang menjual produk dari produsen yang berbeda.
  2. Perantara online.Ini adalah penghubung atau perantara yang tidak benar-benar memiliki produk atau layanan yang menyatukan pembeli dan penjual. Situs-situs seperti Expedia, Trivago, dan Etsy termasuk dalam kategori ini.
  3. B2C berbasis iklan.Model ini menggunakan konten gratis untuk mendapatkan pengunjung ke situs web. Pengunjung tersebut, pada gilirannya, menemukan iklan digital atau online. Pada dasarnya, sebagian besar traffic web digunakan untuk menjual iklan, yang mana menjual barang dan jasa. Situs media seperti Huffington Post, situs dengan high-traffic dengan konten asli yang bercampur dalam iklan adalah salah satu contohnya.
  4. Berbasis komunitas. Situs seperti Facebook, yang membangun komunitas online berdasarkan minat bersama, membantu pemasar dan pengiklan mempromosikan produk mereka langsung ke konsumen. Situs web akan menargetkan iklan berdasarkan demografi pengguna dan lokasi geografis.
  5. Berbasis biaya.Situs direct-to-consumer seperti Netflix memungut biaya sehingga konsumen dapat mengakses konten mereka. Situs ini juga dapat menawarkan konten gratis, tetapi terbatas, sementara sebagian besar kontennya membebankan biaya. New York Times dan surat kabar besar lainnya sering kali menggunakan model bisnis B2C berbasis biaya.

Baca juga: Pasar Terombang-ambing, Kapan Waktu yang Tepat Menjual Saham?

Perusahaan B2C dan Seluler

Puluhan tahun setelah e-commerce terkenal, perusahaan B2C terus mengamati pasar yang sedang tumbuh: pembelian ponsel. Dengan aplikasi smartphone dan traffic yang tumbuh dari tahun ke tahun, perusahaan B2C telah mengalihkan perhatian kepada pengguna seluler dan memanfaatkan teknologi populer ini.

Sepanjang awal 2010-an, perusahaan B2C bergegas untuk mengembangkan aplikasi seluler, seperti halnya mereka dengan situs web beberapa dekade sebelumnya. Singkatnya, kesuksesan dalam model B2C didasarkan pada perkembangan selera, pendapat, tren, dan keinginan konsumen.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Unduh aplikasi Pluang di Google Play Store atau App Store untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam dengan kadar 999,9 mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS seperti Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera unduh aplikasi Pluang!

Sumber: Investopedia

Baca juga:

Ditulis oleh
channel logo

Linda Noviana

Right baner

Linda Noviana

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Pips

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1