Proses transaksi di jaringan Ethereum terkenal padat dan memiliki biaya tinggi. Untungnya, ada jaringan Optimism yang menjadi penyelamat jaringan Ethereum. Yuk, ketahui lebih dalam mengenai Optimism di artikel berikut!
Optimism adalah jaringan blockchain lapis dua untuk Ethereum yang berbasis teknologi Optimistic Rollups untuk memanngkas jumlah dan waktu transaksi di jaringan Ethereum.
Jaringan Optimism hadir untuk mengatasi masalah skalabilitas yang selama ini menjerat jaringan Ethereum. Sebagaimana diketahui, Ethereum kini menjelma menjadi jaringan smart contract utama di kancah kripto. Namun, pamor Ethereum yang terus meningkat membuat kemampuan skalabilitas transaksi di jaringan tersebut semakin lama semakin mandek.
Alhasil, durasi proses transaksi jaringan Ethereum semakin lama dan biaya transaksinya pun semakin mahal. Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, Optimism pun hadir dengan membantu pemrosesan transaksi di Ethereum melalui jaringan yang terpisah dari jaringan utama Ethereum.
Dalam membantu proses transaksi Ethereum, Optimism menggunakan sebuah teknik bernama Optimistic Rollups. Mekanisme ini memungkinkan jaringan Optimism untuk membebankan biaya transaksi yang jauh lebih efisien ketimbang di jaringan Ethereum.
Selain punya biaya transaksi murah, jaringan Optimism juga meringankan beban Ethereum dalam hal penyimpanan data transaksi. Implikasinya, kehadiran Optimism dapat mengurangi beban pemrosesan transaksi dan dapat mengurangi biaya transaksi Ethereum (gas fees) dalam jangka panjang.
Keunggulan tersebut sukses membuat Optimism menjadi jaringan solusi lapis dua Ethereum terpopuler kedua setelah Arbitrum. Tak heran jika kini Optimism memiliki token terkunci (Total Value Locked) sebesar US$1 miliar di dalamnya.
Seperti disinggung di atas, Optimism bergantung pada teknik pemrosesan transaksi bernama Optimistic Rollups. Namun, seperti apa detail dari mekanisme tersebut?
Secara sederhananya, Optimism akan menggabungkan beberapa transaksi di jaringan Ethereum menjadi satu kelompok transaksi. Satu paket transaksi itu kemudian akan dicatat di jaringan Optimism. Kemudian, bukti-bukti transaksi tersebut akan "dioper" kembali ke jaringan Ethereum.
Sistem tersebut tak hanya mampu mengurangi jumlah transaksi dan menurunkan biaya transaksi di jaringan Ethereum, namun juga menciptakan biaya transaksi yang jauh lebih efisien di jaringan Optimism. Sebab, lantaran Optimism menggabungkan beberapa transaksi menjadi satu grup, maka satu biaya transaksi bisa dibagi-bagi terhadap seluruh transaksi yang terdapat di kelompok tersebut.
Lebih lanjut, mekanisme tersebut dijuluki Optimistic Rollups karena seluruh pemrosesan kelompok-kelompok transaksi di jaringan Optimism "secara optimistis" diasumsikan valid sampai mereka dinyatakan tidak sah. Asumsi ini dapat menghemat waktu transaksi mengingat masing-masing transaksi individu tak perlu mengirimkan validitas transaksinya lantaran hal itu bisa dilakukan secara kelompok.
Namun pertanyaannya, bagaimana cara mengetahui keabsahan transaksi jika seluruh pemrosesan transaksi di Optimism diasumsikan valid?
Nah, untuk menjawab hal ini, validators di jaringan Optimism akan menghabiskan waktu sepekan untuk memeriksa satu paket transaksi jika mereka merasa ada data transaksi yang mencurigakan. Selama rentang waktu tersebut, setiap validator bisa "menggugat" keabsahan satu transaksi dengan menyampaikan bukti kecurangan (fraud proof) yang biasanya mengacu dari data-data yang sudah ada di jaringan Optimism.
Di samping itu, fakta menariknya, jaringan Optimism hanya bertugas untuk mengeksekusi transaksi. Sementara itu, urusan validasi dan aspek keamanan transaksi tetap dilakukan oleh jaringan Ethereum. Oleh karenanya, kehadiran jaringan Optimism tidak merusak semangat keamanan transaksi via desentralisasi yang dimiliki jaringan Ethereum.
Selain jaringan Optimism, terdapat pula beberapa jaringan lapis dua lainnya yang membantu mengatasi isu skalabilitas di jaringan Ethereum. Namun, apa perbedaan jaringan-jaringan tersebut dengan Optimism?
Jaringan lapis dua Ethereum memiliki dua mekanisme untuk menggabungkan transaksi ke dalam satu kelompok, yakni Optimistic Rollups dan ZK-Rollups. Meski keduanya berfungsi memindahkan proses transaksi ke luar jaringan utama, metode yang digunakan keduanya untuk verifikasi transaksi sangat berbeda.
Di satu sisi, Optimistic Rollups menganggap bahwa seluruh transaksi adalah valid sehingga jaringan tak perlu melakukan proses kalkulasi yang berat. Selain itu, mekanisme ini juga mampu memindahkan kelompok transaksi ke jaringan utama tanpa memverifikasi validitas transaksinya.
Di sisi lain, ZK-Rollups mewajibkan setiap paket transaksi untuk melalui tes validitas setelah dipindahkan dari jaringan utama ke jaringan lapis dua. Karena validasi transaksi dilakukan di jaringan lapis dua, maka jaringan utama dapat mengurangi beban proses validasi transaksi dan ujungnya dapat menekan biaya transaksi.
Masing-masing sistem tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ringkasannya!
Jaringan Polygon sebenarnya bukan jaringan solusi lapis dua seperti Optimism. Polygon adalah sidechain jaringan Ethereum yang berjalan secara paralel dengan jaringan Ethereum. Sehingga, berbeda dengan Optimism, jaringan Polygon tidak menggantungkan aspek keamanannya ke jaringan Ethereum.
Polygon menggunakan mesin virtual yang sama seperti di jaringan Ethereum. Akibatnya, pengguna bisa lebih mudah untuk melakukan alih daya (outsource) smart contract di jaringan Polygon.
Hal ini sejatinya bisa memberikan kemudahan bagi para pengembang aplikasi terdesentralisasi. Hanya saja, beberapa pengguna Polygon mengeluhkan lamanya periode transfer. Selain itu, keandalan keamanan blockchain Polygon pun disebut-sebut dikuasai oleh segelintir pihak tertentu.
Sama seperti jaringan lainnya, jaringan Optimism punya keunggulan dan kelemahan yang sering menjadi sasaran kritik komunitas kripto.
Jaringan Optimism memiliki token asli bernama OP yang umumnya digunakan sebagai tata kelola. Dengan kata lain, anggota komunitas Optimism bisa menggunakan token OP untuk berpartisipasi di The Optimism Collective, yakni sistem tata kelola dua tingkat yang terdiri dari Token House dan Citizens' House. Apa bedanya?
Token House adalah lembaga tata kelola yang mengatur keputusan teknis seperti pembaruan piranti lunak. Sementara itu, The Citizen's House adalah lembaga yang menentukan keputusan pendanaan bagi barang publik di jaringan Optimism.
Token OP pertama kali didistribusikan secara publik melalui skema airdrop pada 31 Mei 2022. Peristiwa ini juga menandai airdrop terbesar dalam sejarah kancah kripto.
Di samping itu, dari 4,29 miliar token OP yang sudah didistribusikan, suplai token OP rencananya akan meningkat dengan laju 2% per tahunnya.
Berikut adalah platform terdesentralisasi yang mendukung jaringan Optimism. Seluruh platform tersebut terbagi ke dalam tiga kategori yakni platform exchange terdesentralisasi, jaringan jembatan, dan protokol pinjam meminjam.
Uniswap adalah platform DEX dengan nilai Total Value Locked terbesar di Optimism. Uniswap juga dikenal sebagai salah satu platform DEX yang menyediakan trading dengan model Automated Market Maker (AMM). Selain hadir di Optimism, Uniswap juga tersedia di Arbitrum, Polygon, dan Ethereum.
Curve adalah DEX yang berfokus dalam penukaran stablecoins dan merupakan platform DEX terbesar yang mendukung jaringan Optimism.
ZipSwap (ZIP) adalah platform DEX yang menjanjikan biaya transaksi rendah untuk kegiatan penukaran token.
Perpetual Protocol (PERP) adalah protokol DEX yang fokus pada trading perpetuals dan kontrak berjangka. Alih-alih trading melalui skema order book seperti di lembaga investasi konvensional, pelaku pasar bisa melakukan trading secara on-chain.
Synapse (SYN) adalah jaringan jembatan yang menghubungkan Optimism ke jaringan blockchain lapis satu seperti Ethereum. Aspek keamanan Synapse didukung oleh validator yang berasal dari berbagai golongan dan ditenagai oleh token asli bernama SYN.
Hop Exchange (HOP) menghubungkan jaringan lapis dua seperti Optimism dan Arbitrum dengan Ethereum. Melalui jaringan ini, pengguna bisa melakukan transfer token antar jaringan secara instan tanpa perlu menunggu berhari-hari.
Aave (AAVE) adalah protokol pasar uang dan pinjam-meminjam yang memungkinkan penggunanya untuk meminjam atau "menabung" beragam aset kripto. Saat ini, Aave dikenal sebagai salah satu platform keuangan terdesentralisasi paling populer sejagat.
Stargate Finance (STG) merupakan protokol likuiditas yang memungkinkan penggunanya untuk transfer aset antar blockchain dan mengakses kolam likuiditas dengan proses yang mudah.
dForce (DF) dikenal sebagai platform keuangan desentralisasi "satu pintu" lantaran menyediakan jasa pinjam-meminjam, trading, staking, dan jasa lainnya. Saat ini, dForce memiliki integrasi antar protokol dan mampu menjembatani aktivitas antar jaringan untuk memperluas adopsinya.
Velodrome Finance (VELO) adalah protokol penyedia likuiditas di jaringan Optimism. Jaringan ini bertujuan untuk memiliki likuiditasnya secara mandiri dan memastikan interoperabilitas yang baik antara protokol keuangan desentralisasi di ekosistem Optimism.
QiDao (QI) adalah protokol pinjam-meminjam kripto yang membebankan bunga nol persen untuk kredit stablecoins.
Bagikan artikel ini