Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) kembali menambah cadangan emasnya pada bulan Mei, memperpanjang tren akumulasi yang telah berlangsung sejak November 2024. Dengan akumulasi rutin ini, cadangan emas resmi Tiongkok kini telah mencapai 73,83 juta ons troy murni pada akhir Mei 2025, dari sebelumnya 73,77 juta ons pada akhir April 2025. Lalu apa yang harus diperhatikan oleh investor dengan adanya trend ini?
Pada bulan Mei 2025, Bank Rakyat Tiongkok (People’s Bank of China/PBoC) melanjutkan kampanye agresifnya dalam meningkatkan cadangan emas, menandai bulan ketujuh berturut-turut pembelian emas. Tren ini, yang dimulai sejak November 2024, mencerminkan pergeseran yang disengaja dan strategis dalam kebijakan moneter Tiongkok, khususnya dalam cara mereka mengelola cadangan devisa.
Dengan akumulasi rutin ini, cadangan emas resmi Tiongkok kini telah mencapai 73,83 juta ons troy murni pada akhir Mei 2025, dari sebelumnya 73,77 juta ons pada akhir April 2025. Cadangan emas tersebut bernilai USD 241,99 miliar pada akhir bulan lalu, turun dari USD 243,59 miliar pada akhir April, menurut pernyataan Bank Rakyat Tiongkok (PBoC). Meskipun demikian, porsi emas dalam cadangan Tiongkok masih lebih rendah dibandingkan beberapa negara Barat, sehingga masih ada ruang untuk terus menambah.
Tren pembelian yang berkepanjangan ini juga mencerminkan beberapa tujuan kebijakan utama, yakni diversifikasi dan dedolarisasi. Tiongkok secara sengaja mengurangi ketergantungan pada aset dalam denominasi dolar AS seperti surat utang negara AS (Treasury). Langkah ini merupakan bagian dari strategi de-dolarisasi yang lebih luas, yang dirancang untuk melindungi ekonomi Tiongkok dari risiko yang muncul akibat ketergantungan berlebihan pada dolar, terutama dalam konteks meningkatnya ketegangan geopolitik dan penggunaan sanksi keuangan oleh negara-negara Barat sebagai alat kebijakan.
Selain itu, pembelian emas secara konsisten oleh Tiongkok memberikan kontribusi signifikan terhadap dinamika pasar global. Permintaan dari bank sentral telah menjadi salah satu pilar utama yang mendukung kenaikan harga emas saat ini, dengan Tiongkok menjadi salah satu pembeli terbesar dari sektor resmi. Bahkan, beberapa analis percaya bahwa skala sebenarnya dari akumulasi emas Tiongkok mungkin jauh lebih besar dari yang dilaporkan, karena pembelian tambahan bisa dilakukan melalui bank-bank milik negara atau dana kekayaan negara (sovereign wealth fund), yang tidak tercatat dalam neraca resmi.
Dengan harga emas yang telah naik 27% sepanjang tahun ini akibat kekhawatiran perang tarif, para ekonom menyatakan terdapat potensi bahwa PBoC akan terus menambah cadangan emas meskipun harganya semakin tinggi. Kedepannya menurut JP Morgan, harga emas diproyeksikan mencapai US$4,000. Menurut Metals Focus, salah satu faktor pendorong nya adalah pembelian yang dilakukan oleh bank sentral di seluruh dunia yang diperkirakan akan membeli 1.000 metrik ton emas pada tahun 2025.
Investasi emas merupakan pilihan yang layak, terutama bagi mereka yang ingin menjaga nilai kekayaan dalam jangka panjang dan mengurangi risiko terhadap gejolak ekonomi. Emas dikenal sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan sering menjadi tempat perlindungan saat terjadi ketidakpastian global, seperti krisis geopolitik, resesi, atau penurunan pasar saham. Selain itu, emas memiliki likuiditas tinggi, mudah dijual kapan saja, dan dapat diakses dalam berbagai bentuk, mulai dari emas fisik, emas digital, hingga reksadana emas. Meskipun demikian, emas juga memiliki kekurangan, seperti tidak memberikan pendapatan pasif (dividen atau bunga) dan rentan fluktuasi harga dalam jangka pendek. Jika disimpan dalam bentuk fisik, ada risiko dan biaya tambahan untuk penyimpanan dan keamanan. Oleh karena itu, emas sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya instrumen investasi, melainkan sebagai bagian dari portofolio yang terdiversifikasi. Idealnya, alokasi untuk emas berada di kisaran 5–15% dari total aset. Dengan strategi yang tepat, investasi emas bisa menjadi alat yang efektif untuk menjaga kestabilan portofolio dan melindungi nilai aset di tengah ketidakpastian ekonomi global.
- Gold Miners, misalnya saja perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan emas yakni Newmon Corporation (NEM), Barrick Gold (GOLD) ataupun saham terkait silver, misalnya Wheaton Precious Metals (WPM).
- Gold and Precious Metals, baik dalam bentuk emas fisik maupun ETF, misalnya VanEck Gold Miners ETF (GDX).
Download aplikasi Pluang untuk investasi di 1000+ pilihan aset yang mencakup Saham AS & ETF, Options Trading untuk Saham AS & ETF, Aset Crypto, Crypto Futures, Emas, dan juga puluhan produk Reksa Dana, semua mulai dari Rp10.000 saja! Di Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena Pluang sudah bekerja sama dengan mitra-mitra tepercaya yang memiliki izin dan diawasi oleh lembaga pemerintah terkait. Yuk, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini