Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Amerika Deficit Budget, Saham Apa Yang Diuntungkan?
shareIcon

Amerika Deficit Budget, Saham Apa Yang Diuntungkan?

13 Mar 2025, 1:34 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Amerika Deficit Budget, Saham Apa Yang Diuntungkan?

Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa defisit anggaran AS dalam lima bulan pertama tahun fiskal 2025 mencapai rekor $1,147 triliun. Defisit ini mencakup $307 miliar pada Februari, bulan penuh pertama pemerintahan Presiden Donald Trump, meningkat 4% dibandingkan tahun sebelumnya.

Defisit periode Oktober-Februari ini melampaui rekor sebelumnya sebesar $1,047 triliun pada Oktober 2020 hingga Februari 2021, yang terjadi selama pandemi COVID-19 ketika pengeluaran bantuan tinggi dan pendapatan pajak menurun.

Kenaikan Pengeluaran dan Defisit Februari

  • Pendapatan Februari: $296 miliar (naik 9% atau $25 miliar dari tahun sebelumnya)
  • Pengeluaran Februari: $603 miliar (naik 6% atau $36 miliar)
  • Defisit Februari setelah penyesuaian kalender: $311 miliar, sama dengan rekor defisit Februari 2021 yang dipicu oleh COVID-19

Peningkatan pengeluaran terbesar berasal dari bunga utang, tunjangan Jaminan Sosial, dan layanan kesehatan, yang melebihi pertumbuhan pendapatan pajak.

Menurut Committee for a Responsible Federal Budget, pemerintah AS saat ini meminjam sekitar $8 miliar per hari, dan belum ada langkah signifikan untuk mengendalikan utang yang terus meningkat.

Defisit Tahun Fiskal 2025 vs 2024

  • Pendapatan tahun fiskal hingga Februari: $1,893 triliun (naik 2% atau $37 miliar)
  • Pengeluaran tahun fiskal hingga Februari: $3,039 triliun (naik 13% atau $355 miliar)
  • Defisit setelah penyesuaian kalender: $1,063 triliun, naik 17% atau $157 miliar dari tahun sebelumnya

Dampak Tarif dan Penghematan Pemerintah

  • Trump menaikkan tarif impor China sebesar 10% pada 4 Februari, tetapi efeknya belum terlihat dalam penerimaan bea cukai bulan lalu. Tarif ini dinaikkan lagi menjadi 20% pada 4 Maret.
  • Pendapatan bea cukai Februari: $7,25 miliar, naik dari $6,21 miliar tahun lalu, tetapi sedikit turun dibanding Januari ($7,34 miliar).
  • Upaya Trump untuk memangkas anggaran dan birokrasi federal melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin oleh Elon Musk, belum menunjukkan dampak besar pada pengeluaran.

Defisit yang terus meningkat ini menyoroti tantangan besar dalam menyeimbangkan anggaran AS, terutama di tengah upaya Trump untuk mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan tarif perdagangan.

Defisit anggaran yang besar di AS bisa berdampak signifikan terhadap pasar saham. Berikut adalah beberapa efek utama yang bisa terjadi pada saham-saham AS:

1. Tekanan pada Suku Bunga & Imbal Hasil Obligasi (Yield)

Pemerintah AS harus meminjam lebih banyak uang untuk menutup defisit, yang berarti lebih banyak penerbitan obligasi Treasury.

Jika permintaan investor terhadap obligasi tidak cukup kuat, imbal hasil obligasi akan naik untuk menarik pembeli.

Suku bunga yang lebih tinggi cenderung menekan saham, terutama saham teknologi dan pertumbuhan tinggi (seperti Apple, Microsoft, Tesla) yang bergantung pada pendanaan murah.

2. Penguatan Dolar AS (Tapi Bisa Berbalik Melemah)

Jika investor global masih melihat obligasi AS sebagai aset aman, dolar AS bisa menguat karena meningkatnya permintaan obligasi Treasury.

Namun, jika defisit terlalu besar dan investor khawatir dengan utang AS yang meningkat, kepercayaan terhadap dolar bisa turun, menyebabkan pelemahan mata uang.

Dolar yang lemah bisa menguntungkan eksportir besar seperti Boeing (BA) dan Caterpillar (CAT) karena produk mereka menjadi lebih murah di pasar global.

Transaksi Saham Boeing di Sini!

Beli saham CAT di Sini!

3. Volatilitas di Pasar Saham

Defisit yang meningkat sering kali memicu perdebatan tentang kebijakan fiskal (misalnya, apakah akan memangkas pengeluaran atau menaikkan pajak).

Ketidakpastian ini dapat meningkatkan volatilitas di indeks seperti S&P 500 (SPX), Nasdaq (NDX), dan Dow Jones (DJIA).

Saham defensif seperti Procter & Gamble (PG), Johnson & Johnson (JNJ), dan Utilities cenderung lebih stabil dibanding saham siklikal seperti bank, ritel, dan manufaktur.

Transaksi Saham JNJ di Sini!

Beli Saham P&G di Sini!

4. Dampak ke Sektor Saham Tertentu

Saham Keuangan (Bank & Lembaga Keuangan) → Positif & Negatif

Suku bunga yang lebih tinggi bisa menguntungkan bank seperti JPMorgan (JPM), Goldman Sachs (GS) karena mereka bisa memperoleh lebih banyak dari kredit yang diberikan.

Namun, jika ekonomi melambat akibat defisit tinggi dan suku bunga naik terlalu cepat, risiko kredit macet meningkat, yang bisa merugikan bank.

Beli Saham JPM di Sini!

Transaksi Saham Goldman Sachs di Sini!

Saham Teknologi & Growth Stocks → Negatif

Saham-saham teknologi besar seperti Nvidia (NVDA), Amazon (AMZN), dan Google (GOOGL) sering tumbuh pesat karena biaya pinjaman rendah. Jika suku bunga naik karena defisit, valuasi saham-saham ini bisa tertekan.

Beli Saham NVDA di Sini!!!

Beli Saham AMZN di Sini!

Beli Saham GOOG di Sini!

Saham Infrastruktur & Industri → Positif

Jika defisit meningkat karena belanja infrastruktur, perusahaan seperti Caterpillar (CAT) bisa mendapat manfaat dari peningkatan proyek pemerintah.

Beli saham CAT di Sini!

Investasi dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Ditulis oleh
channel logo

Marcella Kusuma

Right baner

Marcella Kusuma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang insight
Pluang Insight: Lahan Virtual, Proyek Menggiurkan atau Bakal Gagal Total?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1