China telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa tahun terakhir, dengan dukungan kuat dari pemerintah, investasi besar, dan inovasi dari perusahaan teknologi terkemuka.
Pada tahun 2017, Dewan Negara China mengeluarkan "Rencana Pengembangan Kecerdasan Buatan Generasi Berikutnya, yang menargetkan China untuk menjadi pemimpin global dalam teknologi AI pada tahun 2030. Rencana ini menekankan pentingnya AI sebagai teknologi strategis dan mendorong investasi besar serta kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Kota Hangzhou telah muncul sebagai pusat inovasi teknologi, menjadi rumah bagi perusahaan besar seperti Alibaba dan NetEase, serta startup AI seperti DeepSeek. DeepSeek, didirikan oleh lulusan Universitas Zhejiang, telah menarik perhatian nasional dengan meluncurkan model AI yang kompetitif dengan biaya lebih rendah dibandingkan pesaing internasional.
Perusahaan kecerdasan buatan asal Tiongkok, iFlyTek, berencana memperluas bisnisnya di Eropa di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Wakil presiden iFlyTek, Vincent Zhan, mengungkapkan bahwa perang dagang antara kedua negara berdampak pada perusahaan, terutama karena Amerika Utara merupakan pasar terbesar mereka di luar Tiongkok.
Untuk mengurangi dampak dari tarif dan pembatasan perdagangan, iFlyTek tengah melakukan diversifikasi rantai pasokan dan berupaya memperluas pasar mereka. Saat ini, perusahaan memiliki kehadiran di Prancis dan Hungaria, serta berencana membuka kantor di Paris dalam satu atau dua tahun mendatang. Selain itu, Zhan menyatakan bahwa ekspansi ke negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan Italia sedang dipertimbangkan berdasarkan kemitraan strategis yang telah mereka bangun di wilayah tersebut.
Sebagai bagian dari ekspansinya di Eropa, iFlyTek meluncurkan tablet baru di ajang Mobile World Congress di Barcelona. Produk ini mampu mentranskripsi percakapan secara otomatis, menegaskan fokus perusahaan pada teknologi pengenalan suara. Seorang juru bicara iFlyTek menyebutkan bahwa peluncuran ini menunjukkan betapa pentingnya pasar Eropa bagi perusahaan.
Namun, ekspansi ini tidak terlepas dari tantangan geopolitik. iFlyTek masuk dalam daftar hitam perdagangan AS sejak 2019, yang melarang mereka membeli komponen dari perusahaan-perusahaan Amerika tanpa persetujuan pemerintah AS. Untuk mengatasi pembatasan ini, iFlyTek beralih ke chip buatan Huawei dan model AI dari startup DeepSeek guna mengembangkan teknologi mereka sendiri.
Zhan mengakui bahwa pembatasan AS terhadap pasokan chip AI merupakan tantangan besar. Namun, dalam dua tahun terakhir, semakin banyak perusahaan Tiongkok yang mulai memproduksi chip AI secara mandiri. Dengan ekosistem chip domestik yang berkembang, iFlyTek tetap optimis dalam menghadapi persaingan global dan memperluas kehadirannya di pasar internasional.
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp10.000 dan hanya tiga kali klik saja! Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Marcella Kusuma
Marcella Kusuma
Bagikan artikel ini