Ethereum adalah mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar yang berada di urutan kedua setelah Bitcoin. Akibatnya, kini banyak orang yang sudah mulai menggenggamnya sebagai investasi.
Hanya saja, tidak seperti saham, Ethereum tidak memiliki pendapatan, keuntungan, atau neraca formal. Karena itu, sulit untuk menentukan nilai intrinsik dari token Ethereum, meski memang Ethereum sejatinya masih memiliki nilai intrinsik.
Kini, banyak pihak mungkin kian penasaran dengan cara menentukan harga Ethereum. Terutama, setelah harganya di tahun lalu meroket lebih tinggi dibandingkan pesaingnya, Bitcoin.
Jadi, apa saja sih, faktor penentu harga Ethereum?
Baca juga: Alasan Ethereum adalah Cryptocurrency yang Baik untuk Investasi
Sebenarnya, jawaban dari pertanyaan di atas cukup simpel. Yakni, harga ditentukan dari hukum permintaan dan penawaran.
Seperti yang diketahui sebelumnya, investasi Ethereum kini maju pesat berkat kehadiran aplikasi berbasis decentralized finance (DeFi). Teknologi DeFi berjalan di atas sistem bernama kontrak pintar (smart contracts), yang dioperasikan di atas jaringan milik Ethereum.
Nah, Kontrak pintar ini adalah keunggulan kompetitif utama Ethereum ketimbang Bitcoin. Dengan kontrak pintar, kita dapat meminjam atau meminjamkan uang, mengasuransikan properti, dan bahkan memperdagangkan instrumen derivatif dengan menggunakan token-token berbasis Ethereum.
Teknologi DeFi ini terbukti membawa berkah bagi harga Ethereum. Sepanjang 2020, jumlah aset yang tersimpan di aplikasi mencapai US$13 miliar, atau meningkat sekitar 2.000% dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut tentu secara langsung akan mengerek permintaan Ethereum, dan menyebabkan harganya naik sekitar 465,15% di periode yang sama.
Begitu pun sebaliknya dari sisi penawaran. Peningkatan pasokan tentu akan menurunkan harga Ethereum.
Banyak faktor memberi pengaruh penawaran dan permintaan pasar untuk Ethereum. Di bawah ini adalah faktor terpenting yang mempengaruhi penawaran dan permintaan Ethereum:
Secara historis, harga Ethereum lebih tidak stabil daripada Bitcoin. Namun, beberapa investor mengklaim bahwa kapitalisasi pasar Ethereum akan melampaui Bitcoin. Sebab, mereka menganggap Ethereum akan lebih bisa dimanfaatkan untuk transaksi sehari-hari ketimbang Bitcoin.
Beberapa analis memperkirakan bahwa Ethereum dapat mencapai US$10.500 di tahun-tahun mendatang. Namun, dengan melihat laju kecepatan harga Bitcoin antara 2017 hingga 2020, Ethereum kemungkinan bisa dibanderol US$3.850 per keping dalam jangka tiga tahun lagi.
Sulit memang memprediksi ke mana arah harga investasi Ethereum. Namun, dengan perkembangan DeFi, maka satu hal yang paling mungkin terjadi adalah maraknya permintaan aset kripto ini di masa depan. Inilah sebabnya mengapa beberapa investor melihat Ethereum sebagai “bandwidth ekonomi” internet masa depan.
Baca juga: Ini Penjelasan Dasar-dasar Protokol Ethereum 2.0
Pada awal Januari tahun ini, Ethereum diperdagangkan sekitar US$730, atau setengah dari harga pasarnya saat ini. Ethereum adalah investasi yang menarik bagi setiap investor yang toleran terhadap risiko namun ingin melakukan diversifikasi portofolio.
Prospek Ethereum ke depan juga akan moncer setelah perhatian publik tertuju pada teknologi DeFi. Baru-baru ini, teknologi tersebut bahkan mendapatkan perhatian dari investor setelah drama pump saham Gamestop. Sehingga, tentu akan menarik untuk mengetahui langkah Ethereum sepanjang tahun ini.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Benzinga
Bagikan artikel ini