Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Blog

Mengapa Pandemi Adalah Saat yang Tepat Investasi Reksadana?

Mengapa Pandemi Adalah Saat yang Tepat Investasi Reksadana?

14 Jul 2021, 8:33 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Mengapa Pandemi Adalah Saat yang Tepat Investasi Reksadana?

Gelombang baru COVID-19 kembali melanda Indonesia. Sama seperti tahun lalu, kondisi ini pun bikin dunia investasi ketar-ketir. Pembatasan aktivitas ekonomi seperti saat ini ditakutkan bikin kinerja pasar modal kembali memerah. Atau, bikin pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali kontraksi.

Namun, di tengah kondisi ini, investor Indonesia nampaknya sudah cerdik melihat situasi. Mereka memilih untuk membenamkan dana di investasi reksadana, sebuah investasi yang memang terbilang aman di tengah kondisi ekonomi yang diproyeksi tak menentu.

Hal itu pun tercermin dari pertumbuhan jumlah investor reksadana dalam negeri.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Mei 2021, jumlah investor reksadana saat ini berjumlah 4,79 juta. Angka itu bertumbuh drastis 170,6% dibandingkan akhir 2019, atau tepat sebelum pandemi COVID-19, yang mencapai 1,77 juta investor.

Siapa sangka, di tengah kondisi yang serba sulit seperti sekarang, ternyata banyak orang yang malah kepincut untuk masuk dan berburu cuan di produk reksadana. Apa sih alasannya?

Bisa jadi, rendahnya tingkat risiko dan potensi imbal hasil yang lebih besar dari produk perbankan seperti deposito menjadi alasan bagi mereka untuk membeli produk reksadana.

Selain itu, ketika pandemi mengancam pertumbuhan ekonomi, investasi reksadana menjadi oase bagi mereka yang selama ini bimbang melihat dinamika harga saham yang fluktuatif.

Nah, berikut ini ada beberapa kode buat kamu agar mau ikut memanfaatkan masa pandemi untuk berburu cuan di produk reksadana!

Baca juga: Kaum Milenial, Berapa Banyak Investasi yang Mesti Kamu Punya?

Alasan Investasi Reksadana Saat Pandemi

1. Murah Meriah

Investasi reksadana bukanlah jenis investasi mahal yang hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang. Sebab, produk ini bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau, lho.

Ya, lewat platform investasi seperti Pluang, kamu bisa membeli produk reksadana seperti reksadana pasar uang dan pendaparan tetap mulai dari Rp15.000 saja. Murah bukan?

Dewasa ini, reksadana bisa dibeli oleh siapa saja, sepanjang kamu memahami bagaimana pergerakan dan risiko investasi reksadana. Kamu bisa mulai rutin membeli reksadana setiap minggu atau secara berkala setiap dua minggu sekali dan rasakan cuan setelahnya!

2. Tidak Rumit

Investasi reksa dana tidaklah serumit berinvestasi saham yang mengharuskan kamu memperhatikan pergerakan harganya secara harian. Sebab, di dalam reksadana, seluruh dana kelolaanmu akan dikelola oleh Manajer Investasi (MI). Para MI inilah yang akan menempatkan danamu ke beberapa aset dasar (underlying asset).

Tapi, ada baiknya kamu juga mencermati prospektus sebelum memilih MI, ya. Sebab, prospektus ini berfungsi menjelaskan jenis-jenis aset apa saja yang akan “disasar” oleh para MI.

Contohnya, ketika kamu membeli unit penyertaan (UP) reksadana saham, maka MI akan menyajikan jenis saham apa saja yang dijadikan basis portofolio investasi sahamnya di prospektus tersebut.

Kamu bisa menjadikannya bahan pertimbangan untuk membeli atau mencari produk reksadana yang lain yang sesuai dengan profil risiko kamu. Selain itu, kamu juga tidak perlu takut bahwa MI akan “memainkan” investasimu. Kamu harus tahu bahwa MI selalu diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga dana kamu tetap aman.

Jadi, daripada kamu makin stress saat PPKM dengan melihat grafik saham setiap hari, akan lebih baik jika ada satu pihak yang mengelola investasimu, bukan?

3. Produknya Beragam

Ada beberapa jenis produk reksadana, mulai dari reksadana saham, reksadana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana indeks, reksadana campuran atau reksadana syariah.

Semuanya merupakan instrumen investasi reksadana. Hanya saja, yang membedakannya hanyalah basis portofolionya. Seperti reksadana saham, yang memiliki risiko tinggi karena alokasi dananya ditempatkan di instrumen saham.

Asyiknya, kamu bisa menyesuaikan produk ini dengan tujuan keuanganmu. Jadi misalnya, kamu ingin melakukan investasi jangka panjang, maka reksadana saham bisa dijadikan pilihan. Namun, kalau kamu ingin berinvestasi jangka pendek, maka reksadana pasar uang akan cocok untukmu.

4. Investasi Reksadana Mudah Dicairkan

Di masa pandemi seperti sekarang ini, dana darurat adalah salah satu hal esensial. Untungnya, kamu juga bisa menjadikan reksadana sebagai salah satu wadah untuk menampung dana darurat!

Ya, meskipun untuk mendapatkan hasil maksimal idealnya kamu melakukan investasi sesuai dengan tujuan keuangannya. Tetapi, kamu pun bisa mencairkan reksadanamu kalau kamu memang betul-betul membutuhkannya.

Tidak ada biaya penalti atas pencairan investasi reksadana yang kamu lakukan. Meski begitu, agar dana kamu bisa tetap aman, pilih produk reksadana yang menggratiskan biaya pembelian ataupun biaya pencairan, ya!

Proses pencairan dana reksadana maksimal T+2, alias dana kamu akan langsung masuk ke rekening tepat dua hari setelah kamu menjualnya. Jadi, fitur ini sangat cocok dalam keadaan pandemi seperti sekarang.

Selain itu, saat pandemi, pertumbuhan ekonomi mengalami koreksi yang cukup dalam. Hal itu membuat harga UP reksadana menjadi relatif murah.

Kamu bisa mulai mencicilnya untuk kemudian menunggu momentum pemulihan ekonomi yang akan berdampak pada pulihnya juga harga reksa dana. Jadi cuan kamu bisa makin lebar ketika ekonomi sudah mulai mengeliat kelak.

5. Kinerja Investasi Reksadana Cukup Mumpuni

Ekonomi Indonesia harus mengalami kontraksi tahun lalu gara-gara pandemi COVID-19. Begitu pun dengan kinerja pasar saham yang terjun terus ke zona merah.

Namun, di saat-saat seperti ini, justru kinerja reksadana cukup gemilang. Jika tidak percaya, yuk perhatikan tabel kinerja IHSG vs investasi reksadana sepanjang 2020 di tabel berikut!

Nah, jadi bagaimana Sobat Cuan? Sudah tertarik berinvestasi reksadana?

Yuk, segera investasi reksadana pasar uang dan pendapatan tetap di Pluang! Kamu bisa mendapatkan reksadana mulai dari Rp15.000 saja secara praktis dan aman!

Baca juga: Bingung Baca Prospektus Reksa Dana? Yuk, Simak Langkah Mudahnya di Sini!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Kompas.com, Cermati

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait

Artikel Terkait

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar