Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Blog

Yuk, Simak Manfaat dan Cara Menghitung NAB Reksadana!

Yuk, Simak Manfaat dan Cara Menghitung NAB Reksadana!

30 Jun 2021, 8:25 AM·Waktu baca: 5 menit
Kategori
Yuk, Simak Manfaat dan Cara Menghitung NAB Reksadana!

Sobat cuan yang saat ini sudah terjun dan mencicipi manisnya investasi di reksadana tentu sudah tidak asing dengan istilah NAB, alias Nilai Aktiva Bersih. Namun, sebagian dari investor tentu masih belum paham mengenai fungsi NAB atau cara menghitung NAB dari reksadana.

Padahal, menghitung NAB adalah hal penting lho bagi para investor. Apa alasannya? Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut!

Apa Itu NAB Reksadana?

Secara teori, NAB atau juga kerap disebut sebagai net asset value (NAV) adalah jumlah total dana kelolaan suatu produk reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi. Semakin tinggi dana kelolaan yang dimiliki, bisa diartikan bahwa semakin tinggi pula tingkat kepercayaan investor terhadap produk tersebut.

Komponen yang terdapat di dalam NAB adalah harga pasar atas aset dasar reksadana tersebut. Misalnya seperti saham, surat utang, dan juga deposito ditambah dengan biaya pencadangan bunga dari pada portofolio tersebut.

Dana yang ditunjukkan dalam NAB merupakan dana bersih. Alias, hasil dari jumlah total aset keuangan dikurangi beberapa biaya, seperti biaya pengelolaan, biaya kustodian, pajak, dan juga lainnya.

Hanya saja, yang namanya harga pasar, nilai dalam NAB selalu berubah setiap harinya. Hal ini sejalan dengan transaksi pembelian ataupun penjualan reksadana yang dilakukan oleh para investor. Adapun perubahan dalam NAB didasarkan pada perhitungan nilai pasar yang wajar.

Namun, perlu dipahami bahwa NAB bukanlah ukuran dari seberapa mahal harga dari reksa dana tersebut. Sebab, harga reksadana tercermin dari Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan atau biasa disingkat NAB/UP. Jadi, jangan sampai misinformasi ya, Sobat Cuan.

Baca juga: Investor Pemula Wajib Tahu! Simak Istilah Umum Reksa Dana Ini

Manfaat Menghitung dan Mengetahui NAB bagi Investor

Sobat Cuan perlu memahami bahwa setiap indikator yang berada di dalam dunia investasi tentu punya tujuan masing-masing. Termasuk NAB.

Dengan mengetahui NAB, Sobat Cuan bisa memilah-milah produk reksadana apa saja yang paling populer. Hal ini cukup kentara sekali, mengingat semakin populer reksadana biasanya memiliki NAB yang cukup jumbo.

Semakin tinggi NAB reksadana juga mengindikasikan bahwa banyak investor telah mempercayakan kapabilitas sang Manajer Investasi. Artinya, kamu tinggal cap cip cup deh dalam memilih produk reksadana unggulanmu!

Di samping itu, kamu pun bisa melihat potensi keuntungan reksadanamu ke depan hanya dengan membaca angka NAB. Jika NAB mengalami penurunan, maka harga dari unit penyertaan (UP) produk reksadana yang dimilki juga akan turun. Artinya, siap-siap saja melihat nilai portofolio kelolaanmu terkoreksi.

Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya, artinya kamu perlu siap dalam mendulang cuan!

Cara Menghitung NAB Reksadana

Setelah mengetahui manfaat mengetahui NAB, kini saatnya kita bedah lebih dalam indikator satu ini!

Pada dasarnya, menghitung NAB sangat mudah. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, inti perhitungan NAB adalah sebagai berikut:

NAB = (nilai pasar setiap underlying asset (saham dan obligasi + dividen saham dan kupon obligasi) – (biaya operasional reksadana, biaya bank kustodian dan lain-lain)

Namun, investor sebenarnya akan lebih membutuhkan nilai NAB/UP untuk mengetahui harga reksadana mereka saat ini dengan tujuan mendulang untung.

Sobat Cuan mesti paham bahwa setiap produk reksadana akan dikonversi ke dalam bentuk UP. Harganya pun disandarkan pada total NAB/UP.

Misalnya, Sobat Cuan ingin membeli produk reksadana A senilai Rp10.000.000. Sementara itu, harga NAB/UP saat itu adalah sebesar Rp1.000. Artinya, kamu akan mendapatkan 10.000 UP produk reksadana A.

Lantas, bagaimana kamu menggunakan NAB/UP untuk menentukan keputusan investasimu? Tentu saja, caranya adalah membandingkannya.

Terdapat dua cara bagimu dalam memanfaatkan NAB/UP untuk mengetahui apakah investasi reksadanamu cukup mantap atau tidak. Berikut rinciannya.

1. Membandingkan NAB/UP Antar Periode

Ketika NAB menurun dalam satu rentang periode tertentu, maka hasil bagi antara NAB/UP juga akan menjadi susut. Hal itu akan membuat harga UP reksadana pun merosot secara otomatis.

Begitu pun sebaliknya. Jika NAB naik dalam satu waktu tertentu, maka NAB/UP pun akan menanjak.

Nah, melakukan hal ini akan sangat bermanfaat bagimu. Terutama, dalam mengetahui keuntungan/kerugian yang kamu dapatkan dari investasi reksadana.

Begini contohnya. Pada Juni, kamu membeli reksadana senilai Rp10.000.000 dengan NAB/UP sebesar Rp10.000. Artinya, kamu memiliki reksadana sebesar 1.000 UP.

Namun, kamu ternyata berencana untuk menjual seluruh reksadana pada bulan Agustus. Saat itu, NAB/UP sudah mencapai Rp12.000. Artinya, pendapatan yang kamu terima dari penjualan reksadana adalah Rp12.000 x 1.000 UP = Rp12 juta.

Nah, dalam rentang waktu tersebut, artinya kamu sudah mendulang cuan dari reksadana sebesar 20%.

2. Membandingkan NAB/UP Antar Produk Reksadana

Selain membandingkan NAB/UP antar periode, kamu juga bisa membandingkan NAB/UP antar produk reksadana yang memiliki underlying asset serupa. Misalnya, NAB/UP reksadana saham dari MI A kamu bandingkan dengan NAB/UP reksadana saham milik MI B.

Hal ini bertujuan agar kamu bisa mengetahui rerata NAB/UP reksadana secara umum dan bikin kamu gampang melihat apakah produk yang kamu pilih punya prospek bertumbuh atau tidak

Contohnya adalah seperti ini.

Misal, harga UP reksadana pendapatan tetap milik perusahaan sekuritas A ditawarkan di harga Rp1.000 per UP. Sementara itu, rata-rata UP reksadana pendapatan tetap yang ditawarkan perusahaan lain berada di angka Rp600 per unit.

Artinya NAB/UP reksadana yang ditawarkan sekuritas A sudah cukup tinggi. Sehingga, ada indikasi bahwa produk tersebut susah bertumbuh mengingat NAB/UP miliknya cukup mahal. Di sini, kamu bisa mempertimbangkan untuk mencari produk lain yang lebih murah dan punya potensi pertumbuhan yang oke.

Namun, jangan tarik kesimpulan sesimpel itu, Sobat Cuan! NAB/UP yang tinggi pun bukan berarti reksadana itu ramai diburu orang atau kemahalan. Bisa jadi, nilai tersebut meningkat karena melesatnya harga pasar underlying asset-nya.

Jadi bagaimana, Sobat Cuan? Sudah siap berinvestasi reksadana? Kalau jawabannya adalah ya, yuk berinvestasi di reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang di Pluang!

Baca juga: Apa Saja Sih Faktor yang Mempengaruhi Reksadana? Yuk Simak di Sini!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Bank Mandiri, Bank Mandiri

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait

Artikel Terkait

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar