Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Blog

Apakah Investasi Bitcoin Aman dari Serangan Hacker? Simak Jawabannya Di Sini!
shareIcon

Apakah Investasi Bitcoin Aman dari Serangan Hacker? Simak Jawabannya Di Sini!

22 Feb 2021, 4:00 AM·READING_TIME
shareIcon
Kategori
Apakah Investasi Bitcoin Aman dari Serangan Hacker? Simak Jawabannya Di Sini!

Setiap sistem keamanan siber setiap perusahaan kemungkinan rentan mengalami peretasan. Hal ini dikonfirmasi data Verizon yang menemukan bahwa terdapat 41.686 kasus pelanggaran peretasan data digital pada 2019.

Kekhawatiran seperti ini mungkin akan muncul di benak investor aset kripto, seperti Bitcoin. Sifat Bitcoin yang disimpan dan ditransaksikan di jaringan khusus bikin investor was-was ihwal keamanannya. Apalagi, nilai kapitalisasi pasar Bitcoin yang baru menyentuh US$1 triliun tentu bikin peretas semakin tergiur “mencolong” aset kripto tersebut.

Nah, sebenarnya, apakah Bitcoin benar-benar bisa dicuri dengan cara diretas?

Baca juga: Apa Itu Blockchain dan Cryptocurrency?

Investasi Bitcoin Tidak Bisa Diretas Begitu Saja

Sejauh ini, jawabannya adalah tidak. Aset kripto lain boleh saja rentan peretasan, tapi Bitcoin selama ini dikenal tahan terhadap tekanan atau kejadian tak terduga di jaringannya selama satu dekade terakhir.

Bahkan, meretas jaringan Bitcoin mungkin akan menjadi mimpi buruk bagi para pelakunya. Ini lantaran aset kripto tersebut ditransaksikan menggunakan sistem kriptografi yang tidak dapat diubah secara serampangan.

Menilik dari sejarahnya, Bitcoin adalah pionir aset kripto. Kata “kripto” sendiri merupakan kependekan dari kriptografi. Yakni, sistem di mana mengaksesnya membutuhkan kunci publik dan privat untuk memastikan keaslian dan keabsahan transaksinya.

Nah, di sini, sistem kunci privat Bitcoin berbasiskan tanda tangan digital yang menggunakan sistem bernama the Elliptical Curve Digital Signature Algorithm (ECDSA).

Adapun, satu-satunya cara bagi seseorang untuk membuka kunci privat tersebut adalah dengan mencari segala kemungkinan kombinasi angka-angka yang sesuai. Nantinya, peretas itu masih harus mencocokkan lagi kombinasi angka kunci privat itu dengan kunci publiknya.

Tetapi, mencari kombinasi itu rasanya akan sangat melelahkan bagi peretas lantaran ada 1.077 kombinasi yang dimaksud.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Saudi Dituding Menyadap WhatsApp Jeff Bezos, Ada Apa?

Transaksi Investasi Bitcoin Tidak Dapat Diubah

Selain ribetnya membuka kunci, peretas juga akan menemui kesulitan dalam menyusup masuk ke sistem blockchain Bitcoin. Sebab, ketatnya data transaksi Bitcoin yang disimpan di dalam blockchain membuat perubahan satu jengkal di dalamnya menjadi susah bukan kepalang.

Perlu diingat bahwa sistem blockchain terdiri dari beberapa “blok”, atau serangkaian transaksi Bitcoin yang baru diproses. Setiap bloknya tersambung dengan blok sebelumnya dalam satu fungsi kriptografi, sehingga blok-blok tersebut membentuk suatu rantai (chain).

Blockchain adalah sebuah jurnal yang hanya bisa ditulis saja oleh pengaksesnya. Seseorang bisa menambah informasi di dalamnya, tapi segala tambahan informasi itu tidak dapat diubah di kemudian hari. Alhasil, segala transaksi Bitcoin yang sudah dilakukan pasti akan “tertimbun” oleh transaksi-transaksi yang baru.

Lantas, apa artinya? Intinya, seseorang tidak bisa begitu saja mengubah data transaksi yang terjadi di masa lampau. Agar mudah membayangkannya, kondisi ini seperti membatalkan transaksi kartu kredit yang terjadi secara tidak sengaja, namun pihak perbankan ogah melakukannya.

Memang, kedengarannya adalah seolah-olah setiap transaksi Bitcoin seseorang mungkin akan berkaitan dengan transaksi orang lainnya. Satu kegagalan di satu transaksi bisa saja merembet ke transaksi lainnya.

Namun, jangan khawatir. Sistem blockchain Bitcoin terbilang aman lantaran terdapat “node” di setiap piranti lunak Bitcoin. Untuk memverifikasi dan memvalidasi satu transaksi Bitcoin, mayoritas “node” harus sepakat bahwa transaksi itu bisa dicatat di sebuah blok.

Dengan seluruh keruwetan tersebut, apakah seorang peretas masih nekat meretas transaksi Bitcoin? Rasa-rasanya sih, tidak. Sebab, peretas tentu harus merogoh kocek yang dalam dan koordinasi setingkat pemerintahan sebuah negara untuk melancarkan aksi peretasan yang bikin puyeng itu

Baca juga: Orang-Orang Ini Tajir Berkat Bitcoin. Siapa Saja?

Sistem Blockchain Investasi Bitcoin Bersifat Publik

Semua orang bisa melihat transaksi di sistem blockchain Bitcoin karena itu bersifat publik. Meski mereka bisa melihat nilai transaksi Bitcoin, tapi mereka tidak tahu pembeli atau pemilik dari keping-keping aset kripto tersebut.

Karena bersifat publik, artinya semua orang yang terlibat di transaksi Bitcoin bisa mengauditnya.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Decrypt

Ditulis oleh
channel logo

Galih Gumelar

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Artikel Terkait

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1