Investasi adalah kegiatan menempatkan dana di sebuah “benda” dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Keuntungan tersebut bisa diperoleh dari imbal hasil atau kenaikan harga “benda” tersebut di masa depan.
Adapun “benda” yang dimaksud umum disebut dengan aset. Ketika seseorang membeli sebuah aset, maka sudah pasti tujuannya bukan untuk mengonsumsi benda tersebut, namun digunakan untuk mengakumulasi kekayaan di masa depan.
Sebagai contohnya, seorang investor akan membeli aset, misalnya saham, dengan harapan bahwa cuannya bisa digunakan sebagai tambahan sumber pemasukan di masa depan. Atau, dengan harapan bahwa harganya akan naik di masa depan, sehingga sang investor bisa mendulang cuan ketika menjualnya.
Namun, proyeksi imbal hasil atau cuan di masa depan juga tergantung oleh beberapa faktor. Misalnya, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, dan jumlah modal awal yang disetor.
Karena investasi bertujuan melipatgandakan uang di masa depan, makanya aset yang digunakan sebagai penempatan dana harus bersifat produktif. Dalam artian, aset tersebut harus bisa menghasilkan imbal hasil atau nilainya tidak turun dalam jangka panjang.
Lantas, apa saja jenis-jenis aset yang biasanya digunakan dalam berinvestasi?
Namun, meski investor bisa berharap cuan dari investasi, ada kalanya imbal hasil yang dihasilkan tidak sesuai ekspektasi. Atau, mengarahkan sang investor ke jalur kerugian. Ini lantaran setiap aset investasi memiliki risikonya masing-masing.
Misalnya, jika seorang investor berinvestasi di saham perusaan X, ia terpapar risiko kerugian lantaran harga sahamnya anjlok. Ini bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya tingkat inflasi yang tinggi sehingga imbal hasil (dividen) yang dibayar semakin rendah atau kinerja perusahaan yang tak kunjung membukukan keuangan. Atau, bisa juga karena kebijakan pemerintah, seperti kenaikan tingkat Pajak Penghasilan (PPh) yang bisa menggerus laba perusahaan X.
Dua-duanya adalah hal berbeda, meski tujuannya sama-sama menghasilkan kekayaan. Apa saja perbedaannya?
Selain menempatkan dana di aset, investasi pun juga dapat diartikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan seseorang untuk mencari penghidupan lebih baik di masa depan. Misalnya, pendidikan. Mengapa demikian?
Pendidikan adalah salah satu “investasi” kepada diri sendiri, yang ditujukan untuk mengasah kemampuan, keahlian, dan kemahiran demi mendapatkan penghasilan dan pekerjaan di masa depan. Misalnya, seseorang bisa mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan jika sebelumnya telah menempuh pendidikan akuntansi. Atau, seorang dokter mungkin tidak akan menjadi dokter jika tidak menempuh pendidikan medis.
Tak hanya pendidikan, namun upaya untuk menjaga kesehatan adalah salah satu bentuk investasi. Sebab, semakin sehat raga seseorang, maka semakin mudah orang tersebut untuk melakukan hal produktif. Bayangkan jika seseorang sering jatuh sakit, maka artinya ia tak bisa melakukan kegiatan produktif, dan menghasilkan penghasilan untuk diri sendiri.
Dengan penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa investasi ibarat menuai buah manis dari apa yang telah kita tanam selama ini. Sudah siap berinvestasi?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia
Bagikan artikel ini