Semua orang nampaknya setuju bahwa berinvestasi reksadana adalah salah satu investasi paling mudah untuk dilakukan. Namun, bukan berarti kondisi tersebut bikin investor jadi malas memahami seluk-beluk investasi satu ini. Apalagi soal biaya-biaya yang timbul di dalam investasi reksadana.
Mengapa investor perlu memahami biaya-biaya ini? Tentu saja agar mereka tidak protes ketika nantinya berhadapan dengan jumlah ongkos-ongkos yang timbul di investasi ini.
Investor harus paham bahwa investasi reksadana dikelola oleh perusahaan manajemen investasi, bukan oleh diri mereka sendiri. Sehingga, wajar saja jika mereka perlu merogoh kocek lagi demi menunjang operasional para perusahaan ini. Toh, investor pun nantinya juga akan mendulang cuan yang manis dari kegiatan manajer investasi.
Nah, untuk itu, calon investor sebaiknya kenalan dulu dengan beberapa jenis biaya yang akan ditanggung dalam berinvestasi reksadana. Simak baik-baik artikel ini, ya!
Baca juga: Mau Coba Investasi Reksadana? Berikut Panduan Mudahnya untuk Pemula
Dalam reksadana, umumnya ada tiga kategori biaya yang dibagi berdasarkan pihak yang menanggung biaya tersebut.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan, yang umumnya dijadikan harga suatu reksadana, ialah harga produk reksadana yang telah dikurangi berbagai biaya. Biaya-biaya yang termasuk sudah masuk ke produk reksadana ialah:
Dalam kategori ini, biaya yang paling besar ialah biaya manajer investasi, bank kustodian, dan bank agen penjual (jika ada). Biaya pengelolaan reksadana ini berupa biaya broker dan biaya transaksi jual beli saham untuk portofolio reksadana.
Biaya yang masuk kategori ini berkaitan dengan pembentukan awal reksadana serta biaya promosi. Misalnya: biaya persiapan pembentukan reksadana (pembuatan Kredit Investasi Kolektif [KIK] dan dokumen lainnya termasuk jasa akuntan, konsultan hukum, dan notaris). Di antaranya:
Baca juga: Yakin Gak Mau Investasi Reksa Dana? Ini Lho 8 Manfaatnya!
Selain biaya-biaya yang sudah terdapat di dalam reksadana dan manajer investasi, pihak investor juga dibebankan beberapa biaya saat berinvestasi reksadana. Biaya-biaya ini merupakan biaya yang harus dibayar oleh investor, yakni:
Biaya pembelian unit penyertaan biasanya dibayarkan saat investor membeli produk reksadana. Biaya ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis
Pada umumnya, dalam standar biaya investasi reksadana, biaya ini baru akan ditanggung oleh investor saat ia melakukan pengalihan atau switching reksadana. Artinya, ini terjadi bila investor ingin memindahkan investasi dari satu jenis reksadana ke reksadana yang lain.
Akan tetapi, transaksi switching belum dapat dilakukan oleh semua reksadana. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi sebaiknya hal ini ditanyakan ke manajer inevstasi.
Besaran redemption fee atau biaya penjualan kembali unit penyertaan tergantung dari kebijakan perusahaan manajer investasi. Namun, biaya ini hanya berlaku untuk investor yang memiliki reksadana hingga tahun tertentu saja. Sedangkan bagi investor yang sudah lama, maka biaya ini tidak akan dikenakan kembali.
Secara umum, biaya ini ditanggung investor jika rekeningnya berbeda dengan rekening bank produk reksadana.
Baca juga: Kenali Jenis Reksadana, Mana yang Paling Cocok Buat Kamu?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Reksadana Community, Lifepal
Bagikan artikel ini