Bitcoin (BTC) terus diperdagangkan di level yang datar pada minggu lalu karena Ethereum dan altcoin lainnya sedang menjadi sorotan. Mungkin, kamu yang selama ini sangat menggemari Bitcoin tentu menjadi galau. Apakah perlu, kamu menahan atau HODL Bitcoin di tengah gegap gempita altcoin?
Bagi kamu yang selama ini menjadi bucin Bitcoin, mungkin imanmu tengah goyah melihat ETH menembus US$4.000 per keping di hari ini. Atau, setelah menyaksikan Dogecoin mencapai level tertinggi baru di US$0,7 pada Sabtu (8/5) meski kemudian masuk ke area koreksi.
Apa pun itu, DOGE sedang beraksi, dan pasar altcoin sedang ramai. Bitcoin nampaknya sedang ditinggalkan. Namun, apakah benar, kilau Bitcoin memang sedang redup belakangan ini?
Baca juga: Kinerja Ethereum Disebut Bakal Salip Bitcoin? Simak di Sini!
Penyebab redupnya sinar Bitcoin bukan lain disebabkan oleh harganya yang meredup. Sepanjang April 2021, nilai sang raja aset kripto ternyata turun 1,98%. Angka itu ibarat langit dan bumi ketimbang tiga altcoin ini yang bersinar di periode yang sama.
Bagaimana, Sobat Cuan? Apakah kamu kian galau melihat data-data di atas? Terpikir buat jual Bitcoin? Wah, jangan dulu, Sobat Cuan! Sebab, ada satu alasan bagi kamu untuk tetap HODL Bitcoin meski digempur kekuatan altcoin. Apakah itu?
Baca juga: Apa Beda Istilah Crash dan Koreksi Bitcoin? Simak di Sini!
Sobat Cuan, kalau kamu jadi mahasiswa ilmu ekonomi, hal pertama yang akan dipelajari biasanya adalah konsep penawaran dan permintaan. Kelangkaan akan terjadi ketika suplai yang menipis tak bisa mengimbangi tingginya permintaan. Nah, kelangkaan inilah yang akan mendorong harga lebih tinggi.
Sifat inilah yang juga dimiliki Bitcoin. Seperti yang kita tahu, jumlah Bitcoin yang tersedia di dunia ini hanyalah 21 juta keping yang akan habis ditambang pada 2140 mendatang. Hingga saat ini, kurang lebih sudah ada 18 juta keping Bitcoin yang ditambang, sehingga menyisakan sekitar 3 jutaan Bitcoin lagi yang belum “dicangkul”.
Faktor menipisnya suplai tersebut saja sudah mengindikasikan bahwa harga Bitcoin mungkin akan meroket kembali di masa datang. Namun, ternyata aspek kelangkaan Bitcoin juga bukan hanya berasal dari sifat “alami” sang raja aset kripto. Tetapi, juga perilaku dari para investor Bitcoin.
Lantas, bagaimana para investor ini ikut berkontribusi terhadap kelangkaan Bitcoin?
Dalam 12 bulan terakhir, Bitcoin memikat dunia keuangan dengan lonjakan hampir 535%. Akibatnya, banyak investor berasumsi bahwa orang-orang berjudi Bitcoin seperti berada di meja kasino. Bahkan, Charlie Munger dari Berkshire Hathaway mengatakan dia “membenci” kesuksesan Bitcoin.
Nah, inilah hipotesisnya. Jika investor memperdagangkan Bitcoin, maka jumlah Bitcoin yang tersedia di bursa harus tetap pada level tinggi. Sebab, pedagang yang trading Bitcoin dengan frekuensi tinggi pasti akan menyimpan Bitcoin di bursa untuk melakukan perdagangan. Namun, kenyataannya tidak seperti demikian, Sobat Cuan!
Sekarang, mari kita lihat total Bitcoin yang disimpan di bursa aset kripto utama seperti Coinbase, OKCoin, dan Binance. Bagan di bawah ini menunjukkan bahwa sebagian besar investor benar-benar mengeluarkan Bitcoin dari bursa dan menyimpannya di tempat yang aman:
Seperti yang Sobat Cuan lihat dari grafik di atas, hanya ada sekitar 2,4 juta Bitcoin di semua bursa. Terlebih lagi, stok Bitcoin anjlok lebih dari 20% dalam 12 bulan terakhir. Data ini mengisyaratkan bahwa investor memiliki pandangan jangka panjang, di mana mereka memilih untuk terus menggenggamnya alias HODL Bitcoin.
Selain itu, data menunjukkan baha perbedaan antara Bitcoin yang likuid dan tidak likuid berkembang dalam laju yang cukup cepat. Namun, bagaimana sih, mengukur tingkat likuiditas Bitcoin?
Likuiditas Bitcoin didefinisikan sebagai rasio rata-rata antara Bitcoin yang diterima dan dijual antar lembaga. Dengan kata lain, likuiditas diukur dengan rerata jumlah Bitcoin yang ada di dalam sirkulasi saat ini.
Adapun data terakhir menunjukkan bahwa 14.5 juta Bitcoin dikategorikan sebagai likuid, meninggalkan sekitar 4,2 juta keping di sirkulasi saat ini. Atau, dengan kata lain, hanya 22,4% jumlah Bitcoin yang bisa diperdagangkan pada hari ini. Lho, kok bisa begitu? Berikut ini adalah alasannya:
Baca juga: Yakin Mau Buru-Buru Jual ETH? Ada Prediksi ETH Bakal ke Level US$4.200 Nih!
Yang namanya harga aset kripto, pasti penuh misteri. Namun, beberapa sosok seperti Mike Novogratz dari Galaxy Digital dan Cathie Wood dari Ark Investment yakin bahwa harga Bitcoin bisa menyentuh US$100.000 di tahun ini.
Tak berhenti sampai situ, JP Morgan pun optimistis bahwa harga Bitcoin di masa depan bisa menyentuh US$130.000 asal kapitalisasi pasarnya bisa mengejar emas.
Nah, bagaimana sikap kamu mencerna informasi di atas, Sobat Cuan? Semakin tertarik untuk menggenggam Bitcoin? Yuk, segera HODL Bitcoin di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Finance Magnates, Yahoo Finance, Nasdaq
Bagikan artikel ini