Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: IHSG Menghijau di Tengah PPKM, Harga Emas Keok

Rangkuman Pasar: IHSG Menghijau di Tengah PPKM, Harga Emas Keok

3 Aug 2021, 10:51 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Pasar: IHSG Menghijau di Tengah PPKM, Harga Emas Keok

Indeks saham dalam negeri kembali masuk ke zona hijau pada perdagangan Selasa (3/8). Di sisi lain, harga emas harus mengalami periode yang “suam-suam kuku”. Sobat Cuan bisa membaca rangkumannya pada laporan di bawah ini.

IHSG Menghijau di Tengah Perpanjangan PPKM Level 4

Indkes Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (3/8) ditutup di angka 6.130,57 poin atau naik 0,56% dibandingkan pembukaan perdagangan pagi ini di level 6.105,48 poin.

Pergerakan IHSG ditopang oleh volume transaksi harian sebesat 18.692 juta saham, atau meningkat dari sesi perdagangan sebelumnya 18.646 juta saham. Hal itu membuat rata-rata nilai transaksi harian juga terdongkrak ke angka Rp13.124 triliun dari posisi sebelumnya yakni Rp13.123 triliun.

Kinerja IHSG terbilang cemerlang meski pemerintah memperpanjang Pembatasan Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 9 Agustus mendatang.

Biasanya, pembatasan sosial akan menghentikan kegiatan ekonomi. Hal itu akan berdampak buruk bagi kinerja keuangan perusahaan-perusahaan, dan mengganggu aspek fundamental nilai sahamnya.

Hanya saja, investor nampaknya punya persepsi berbeda terkait PPKM Level 4 kali ini. Mereka percaya bahwa perpanjangan PPKM kali ini adalah “fase akhir” dari pengetatan pembatasan sosial, sehingga kegiatan ekonomi bisa saja kembali normal secepatnya.

Apalagi, jumlah kasus harian baru COVID-19 sudah melandai dalam sepekan terakhir. Satuan Tugas COVID-19 mencatat ada 22.404 kasus harian baru pada hari ini, atau lebih rendah dibanding rerata kasus baru dalam tujuh hari terakhir 38.295 kasus. Hal ini membuat investor yakin bahwa pemerintah akan mengangkat pembatasan sosial sesegera mungkin.

Optimisme juga terpancar dari sikap investor asing, di mana mereka melakukan aksi beli sebesar Rp2,94 triliun dengan aksi jual Rp2,81 triiiun. Sehingga, total nilai perdagangan bersih asing pada hari ini mencapai Rp126,9 miliar.

Tak hanya IHSG, ternyata seluruh bursa perdagangan di ASEAN menghijau keciali bursa perdagangan saham Singapura (STI) yang terkoreksi 0,46%. Peningkatan tertinggi dipimpin oleh bursa perdagangan Filipina (PSEi) yang mencatat peningkatan 1,76% dan diikuti oleh Bursa Viietnam (VN-Index) yang berhasil melaju 1,39%.

Baca juga: Apa Itu Day Trader?

Harga Emas Stagnan Menjelang Rilis Data Ketenagakerjaan AS

Nasib berbeda sayangnya dialami oleh harga logam mulia yang bergerak stagnan. Harga emas pada Selasa (3/8) pukul 17.00 WIB berada di titik US$1.810,13 per ons alias bergeming dibanding posisi pukul 09.00 WIB sebesar US$1.810,95 per ons.

Harga emas jalan di tempat lantaran pelaku pasar ragu-ragu menempatkan uangnya di logam mulia. Alasannya, mereka mengantisipasi data penyerapan tenaga kerja Amerika Serikat (Non-Farm Payroll) Juli yang sedianya akan dirilis Jumat (6/8) mendatang.

Beberapa analis dan ekonom yang dihimpun Reuters meyakini bahwa dunia usaha AS akan menghimpun 926.000 tenaga kerja baru pada Juli. Jika prediksi itu benar, maka angka itu akan lebih besar dibanding capaian Juni, yakni 850.000 tenaga kerja baru.

Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja mengindikasikan pemulihan ekonomi di negara adidaya tersebut. Akibatnya, selera investor kemungkinan akan kembali bergeser ke aset berisiko, seperti saham, dan perlahan meninggalkan emas.

Hanya saja, fokus pelaku pasar ternyata tidak hanya sekadar pengumuman data ketenagakerjaan semata. Mereka justru lebih tertarik dalam menerka langkah The Fed pasca perilisan data tersebut.

Investor meyakini bahwa The Fed bisa saja kembali memberi sinyal pengetatan kebijakan moneter jika data NFP Juli menunjukkan hasil gemilang.

Sayangnya, kondisi itu bisa menghantam harga emas. Sebab, opportunity cost investor dalam menggenggam emas akan naik, sehingga mereka akan memilih menaruh uang di instrumen yang berkinerja baik saat rezim suku bunga tinggi — salah satunya adalah produk perbankan.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar