Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Rangkuman Kabar: Pemerintah Setop Bantuan COVID

Rangkuman Kabar: Pemerintah Setop Bantuan COVID

22 Sep 2021, 11:03 AM·Waktu baca: 3 menit
Kategori
Rangkuman Kabar: Pemerintah Setop Bantuan COVID

Menutup Rabu (22/9), Sobat Cuan bisa menyimak rangkuman kabar berikut!

Rangkuman Kabar Dalam Negeri

1. Indonesia Akhiri Kerja Sama REDD+, Norwegia Utang US$56 juta

Indonesia akhirnya mengakhiri kerja sama pengurangan emisi gas rumah kaca (Reducing Greenhouse Gas Emissions from Deforestation and, Forest Degradation/REDD+) dengan Norwegia yang telah berlangsung lebih dari 10 Tahun. Namun, pemerintah Indonesia masih menanti pelunasan pembayaran dari pemerintah Norwegia senilai US$56 juta.

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengungkap utang tersebut sejatinya jatuh tempo akhir tahun lalu.

Nominal tersebut berasal dari result based payment (RBP) yang telah disepakati dua belah pihak berdasarkan kinerja program. Adapun Indonesia mengklaim telah berhasil mengurangi 11,23 juta ton setara karbon dioksida dengan nilai sebesar US$56 juta.

Apa Implikasinya?

Berakhirnya kerja sama dengan Norwegia dalam hal pengurangan emisi saat ekonomi hijau tengah digalakkan di seluruh dunia sebetulnya merupakan langkah yang kontras.

Namun, skema kerja sama ini dapat dijadikan cetak biru dalam membuat berbagai kesepakan ekonomi hijau dan biru di masa depan yang ternyata dapat dikapitalisasi.

2. COVID-19 Melandai, Pemerintah Hentikan Berbagai Program Bantuan Mulai Bulan Ini

Pemerintah resmi menghentikan program bantuan terkait pandemi seperti Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar Rp300.000 per bulan dan Kartu Prakerja.

Di sisi lain, pemerintah mulai mengalihkan bantuan kepada sektor produktif seperti pengusaha rumah makan dan buruh yang masih terdampak pandemi.

Apa Implikasinya?

Penghentian program bantuan terkait pandemi akan menghemat anggaran pemerintah di tengah seretnya penerimaan negara. Namun, penghentian bantuan pemerintah akan menghambat laju konsumsi masyarakat dan mengurangi belanja pemerintah, dua komponen penting pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, niatan pemerintah untuk mengalihkan bantuan ke dunia usaha patut diacungi jempol. Langkah tersebut tak hanya bikin output Indonesia bertumbuh dan memperkuat pertumbuhan ekonomi, namun juga memiliki efek pengganda ekonomi yang besar seperti kenaikan pendapatan masyarakat dan pembukaan lapangan kerja baru.

Rangkuman Kabar Manca Negara

1. Kenaikan Pagu Utang AS Siap Dibahas Senat AS

Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) Amerika serikat telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) pembiayaan dan suspensi sementara ambang batas utang. Setelahnya, RUU ini seharusnya bisa langsung dibahas oleh Senat AS untuk disahkan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memperingatkan bahwa kas negara hanya cukup membiayai pemerintahan AS hingga bulan ini saja. Sehingga, tanpa penambahan utang, pemerintah AS mungkin akan mengalami ‘shutdown’ di bulan Oktober.

Apa Implikasinya?

Meski telah terjadi setidaknya 20 kali sejak AS berdiri, namun shutdown di tengah lonjakan kasus COVID-19 seperti saat ini tentu akan berefek masif. Sebab, pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden memiliki banyak agenda stimulus fiskal yang sedianya bisa menopang pertumbuhan ekonomi AS ke depan, sehingga kekurangan anggaran akan berdampak parah terhadap pemulihan ekonomi negara Paman Sam tersebut.

2. Bank Sentral China Suntik Dana Redakan Ketegangan Evergrande

People’s Bank of China (PBoC) menyuntikkan dana senilai US$18,6 miliar atau setara 120 miliar yuan ke dalam sistem perbankan guna meredakan kekhawatiran gagal bayar raksasa properti Evergrande.

Pendanaan berupa reverse repurchase agreement alias reverse repo menghasilkan nilai bersih senilai 90 miliar yuan atau US$13,9 miliar. Nilai ini lebih besar dari jumlah kewajiban Evergrande yang jatuh tempo besok. Evergrande sendiri mengatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan pembayaran bunga utang dengan pemegang obligasi dalam negeri, Kamis nanti.

Apa Implikasinya?

Meredakan kekhawatiran pasar merupakan langkah yang tepat mengingat efek kekhawatiran terhadap gagal bayar ini telah memengaruhi semua lini pasar, bahkan pasar kripto. Sehingga, setelah ini, pelaku pasar diharapkan masih selera kembali menginjakkan kaki di pasar modal global maupun domestik.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar