Memulai awal pekan ini, Sobat Cuan bisa menyimak rangkuman kinerja pasar dalam Pluang Pagi berikut!
Trio indeks saham Wall Street kompak melemah pada penutupan perdagangan Jumat (8/10). Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,03% sepanjang sesi perdagangan, diikuti indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite yang masing-masing melorot 0,19% dan 0,51%.
Ketiga indeks saham utama AS terjungkal setelah Wells Fargo memangkas proyeksi harga saham Comcast Corp. Alhasil, nilai saham Comcast Corp lunglai 4,7% dan menyeret nilai indeks saham Nasdaq dan S&P 500.
Di samping itu, tim ekonom Goldman Sachs Group ikut menyunat proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga 2021 dan 2022 akibat melambatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat. Kendati demikian, perusahaan investment bank tersebut menaksir pertumbuhan ekonomi AS yang lebih oke dalam dua tahun mendatang.
Indeks harga saham AS diperkirakan akan mengawali pekan ini dengan kinerja bervariasi. Sementara itu, kinerja produk ekuitas berjangka AS juga akan goyah lantaran pelaku pasar meragukan pemulihan ekonomi AS pasca pandemi. Pesmisme mereka didasari atas munculnya krisis energi dan pengetatan kebijakan moneter The Fed untuk memberantas inflasi.
Memang, tingkat pengangguran AS September turun ke 4,8%, namun investor lebih khawatir tentang inflasi yang berasal dari kenaikan upah dan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. Oleh karenanya, investor akan fokus pada data inflasi AS, penjualan ritel, dan risalah rapat FOMC The Fed September yang sedianya akan dirilis pekan ini.
Harga Bitcoin sempat menyentuh US$56.000 per keping selama sehari terakhir sebelum kembali turun ke bawah US$54.500. Meski demikian, sentimen positif masih mengelilingi Bitcoin, utamanya soal rencana regulator jasa keuangan AS (SEC) yang diperkirakan akan menyetujui produk Exchange Traded Fund (ETF) baru yang terkait dengan Bitcoin. Sentimen tersebut membuka jalan bagi Bitcoin untuk reli menuju US$59.500 seperti yang terjadi awal Mei.
Harga Bitcoin memang terbilang moncer sepanjang pekan lalu dengan membukukan kenaikan hingga 16,2%. Tokcernya kinerja itu pun membuat dominasi pasar Bitcoin terdongkrak dari 40,7% di 12 September menjadi 45% pada hari ini.
Beberapa koin-koin berkapitalisasi pasar jumbo seperti XRP, Polkadot, dan Dogecoin juga membukukan pertumbuhan di atas 10% di periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin memimpin pemulihan harga-harga aset kripto secara keseluruhan.
Anak usaha dari perusahaan penyedia piranti lunak blockchain Powerbridge Technologies, Powercrypto Holdings, telah mengumumkan peluncuran penambangan Bitcoin dan Ether yang lebih ramah lingkungan di Hong Kong. Sebagai aksi konkretnya, perusahaan berencana untuk memasang 2.600 mining rigs berkualitas mantap, yang terdiri dari 600 mesin penambangan BTC yang beroperasi dengan hash rate 60 PH/s dan 2.000 mesin penambangan ETH dengan daya hash rate sebesar 1.000 GH.s.
Harga emas spot bertengger di posisi US$1.756,65 per ons pada pukul 07.45 WIB, lunglai 0,1% dibanding penutupan Jumat lalu. Sang logam mulia loyo setelah musuh bebuyutannya, nilai Dolar AS, memasuki teritori bullish.
Memang, investor awalnya meyakini bahwa angka penyerapan tenaga kerja AS yang mengecewakan akan bikin The Fed menunda aksi tapering yang sedianya akan dilakukan awal November mendatang. Tapi, tingkat inflasi tinggi diperkirakan masih akan terjadi meski data ketenagakerjaan mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang kusam. Artinya, The Fed bisa jadi benar-benar akan melaksanakan tapering pada November mendatang.
Nilai indeks Dolar AS berada di level 94,08 pada pukul 07.20 WIB, alias mendekati rekor tertingginya dalam setahun 94,5 yang dicapai awal bulan ini. Nilai aset greenback menguat didorong sikap investor yang yakin bahwa The Fed akan ancang-ancang melaksanakan tapering meski data ketenagakerjaan AS mengecewakan.
Satya Nagara
Satya Nagara
Bagikan artikel ini