Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Pluang Pagi: Saham AS hingga Emas Harap-Harap Cemas Tunggu NFP
shareIcon

Pluang Pagi: Saham AS hingga Emas Harap-Harap Cemas Tunggu NFP

8 Oct 2021, 1:48 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Pluang Pagi: Saham AS hingga Emas Harap-Harap Cemas Tunggu NFP

Menjelang akhir pekan, Sobat Cuan bisa menyimak rangkuman kinerja pasar pagi ini dalam Pluang Pagi berikut!

Indeks Saham AS

Trio indeks saham utama AS terlihat semringah pada penutupan perdagangan Kamis (7/10). Nilai S&P 500 beranjak 0,83%, sementara indeks Dow Jones industrial Average dan Nasdaq Composite kompak membukukan pertumbuhan nilai 1%.

Nilai S&P 500 sukses mencetak kenaikan nilai setelah dewan legislatif AS sepakat untuk menaikkan pagu utang pemerintah, sehingga pemerintah bisa terhindar dari gagal bayar utang.

Kepastian tersebut bikin investor kembali bergairah untuk menginjakkan kaki di pasar modal. Sebab, terdapat kepastian bahwa aktivitas pemerintah masih bisa berjalan dan tidak akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Makanya, tak heran jika saham-saham siklus (cyclical stocks), kelompok saham yang pergerakannya mengikuti detak ekonomi, memimpin penguatan indeks saham AS pada sesi perdagangan kemarin.

Saham-saham energi juga melejit akibat harga minyak yang kembali meningkat. Awalnya, harga minyak sempat terpeleset akibat kekhawatiran soal melimpahnya suplai minyak AS. Selain itu, saham-saham raksasa teknologi ikut mencatat kinerja positif.

Kini, investor menanti perilisan data penyerapan tenaga kerja baru di AS (Non-Farm Payroll) yang sedianya akan dirilis pada hari ini. Investor agak optimistis bahwa angka penyerapan tenaga kerja baru AS terbilang tokcer di tengah melandainya kasus COVID-19 di AS. Jika itu terjadi, maka bank sentral AS The Fed diperkirakan akan selangkah lebih dekat terhadap tapering.

Pandangan: Kondisi pasar nampaknya masih akan tetap volatil karena investor diliputi rasa kekhawatiran soal ketidakpastian tapering. Apalagi, inflasi harga komoditas seperti minyak dan gas akan tetap ada hingga masalah gangguan rantai pasok terselesaikan.

Aset Kripto

Dalam 24 jam terakhir, baik harga Solana dan Ethereum sama-sama naik 1,6% dalam sehari terakhir. Di sisi lain, harga Bitcoin terlihat istirahat di level US$54.000 pada pukul 08.00 WIB, atau turun 1,2% dalam sehari terakhir. Padahal, sang raja aset kripto terlihat ngegas sehari sebelumnya dengan mencatat pertumbuhan 8%.

Regulator AS telah memberi lampu hijau terkait produk Exchange-Traded Fund (ETF) yang memberikan investor eksposur terhadap “perusahaan-perusahaan revolusi industri Bitcoin”. Sebelumnya, optimisme terkait persetujuan tersebut sempat bikin harga Bitcoin ngebut di awal pekan.

Selain itu, kabar lain di jagat kripto juga menunjukkan bahwa kancah keuangan terdesentralisasi (DeFi) terlihat subur dalam setahun terakhir. Data Defi Llama menunjukkan bahwa total nilai terkunci (TVL) di segudang protokol dan blockchain DeFi menyentuh rekor baru US$220,2 miliar.

Blockchain Ethereum menyumbang 69% terhadap seluruh angka TVL tersebut dengan nilai US$139 miliar. Blockchain Solana menempati juara kedua dengan kontribusi US$11,03 miliar, atau 5,44% terhadap total nilai TVL global.

Emas

Harga emas berada di level US$1.753,3 per ons pada pukul 07.40 WIB, atau turun 0,3% dalam sehari terakhir. Pelemahan itu ikut dibuntuti oleh harga emas berjangka AS yang turun 0,2% di periode yang sama

Spot gold was down 0.3% at US$1,753.30 per ounce by 07:40 AM WIB. U.S. gold futures settled 0.2% lower at US$1,755.2. Biang keladinya adalah meningkatnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS. 

Pada Kamis, Departemen Ketenagakerjaan AS merilis data bahwa klaim bantuan tunakarya AS merosot dan bikin investor yakin bahwa data NFP yang dirilis akhir pekan ini akan mencengangkan. Optimisme tersebut bisa jadi bikin The Fed mantap melancarkan aksi tapering dan menaikkan suku bunga acuannya.

Nah, sebagai antisipasi langkah tersebut, tingkat imbal hasil obligasi AS sudah keburu merangkak naik dan menghantam laju pergerakan emas. Sekadar informasi, kenaikan tingkat imbal hasil obliasi pemerintah AS bisa meningkatkan opportunity cost dalam menggenggam emas.

Dolar AS

Indeks Dolar AS berada di level 94,2 pada Jumat pukul 07.40 WIB, melemah 0,02% dibanding sehari sebelumnya. Kenaikan mata uang greenback tersebut didukung oleh kekhawatiran inflasi dan ancang-ancang pengetatan kebijakan moneter The Fed.

Ditulis oleh
channel logo

Satya Nagara

Right baner

Satya Nagara

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang pagi
Pluang Pagi: Krisis di Ukraina Memanas, Aset Kripto Kembali Lemas!
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1