Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Pasar Sepekan: Aset Kripto Rontok, Indeks Saham AS Bertahan

Pasar Sepekan: Aset Kripto Rontok, Indeks Saham AS Bertahan

25 Sep 2021, 3:35 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Pasar Sepekan: Aset Kripto Rontok, Indeks Saham AS Bertahan

Berikut rangkuman kinerja pasar dalam sepekan terakhir!

Pasar Internasional

Pekan lalu menjadi masa-masa yang menggembirakan bagi tiga indeks saham utama Wall Street. Nilai Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 masing-masing tumbuh 0,6% dan 0,5% sepanjang pekan lalu, sementara indeks Nasdaq Composite ditutup stagnan.

Indeks saham AS tetap naik walau sempat mengalami penurunan tajam di hari Senin karena drama utang Evergrande dan ketidakpastian sebelum pengumuman hasil rapat kebijakan moneter bank sentral AS The Fed.

Nilai indeks saham AS berhasil bertahan di zona hijau akibat performa cemerlang dari saham Tesla yang sempat menyentuh US$880 per lembar. Pada Jumat (25/9), CEO Tesla Elon Musk mengatakan bahwa kelangkaan chip semikonduktor yang menghambat produktivitas industri otomotif tahun ini akan segera teratasi berkat pembangunan pabrik semikonduktor baru yang masih dan akan dibangun.

Sementara itu saham Nike amblas 6,3% setelah membeberkan angka proyeksi penjualan yang pesimistis. Perusahaan memperingatkan soal keterlambatan distribusi menjelang musim liburan yang disebabkan oleh hambatan di sistem rantai pasok produksi.

Nilai saham-saham sektor “musiman” juga kembali bergairah akibat sikap investor yang kian doyan menggenggam saham-saham yang nilainya naik beriringan dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Aksi ini dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang menyentuh 1,45% untuk pertama kalinya sejak Juli.

Dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Rabu (22/9) lalu, The Fed mengatakan tidak mengubah arah kebijakan moneternya, namun berencana untuk mengurangi pembelian instrumen surat berharga jika arah pertumbuhan ekonomi sesuai harapan. Indikator ekonomi secara keseluruhan terus menunjukkan penguatan walau sedang terjadi kenaikan kasus Covid-19.

Di sisi lain, membincang krisis utang Evergrande, raksasa properti itu telah merilis pernyataan pers yang menyebut bahwa perusahaan akan membayar utang obligasinya dalam denominasi Yuan. Namun pada hari Kamis saat seharusnya kupon bunga dibayar, tetap tidak ada kabar pasti bahwa pembayaran sudah dilakukan.

Pasar Aset Kripto

Berbeda dengan pasar saham AS, pasar aset kripto mengalami pekan yang menyedihkan selama pekan lalu. Adapun lima aset kripto yang mengalami penurunan nilai terparah adalah Filecoin (FIL) sebesar 26%, Sushiswap (SUSHI) sebesar 23,7%, dan Uniswap (UNI) sebesar 19%.

Nasib serupa juga dialami dua pemimpin aset kripto, Bitcoin dan Ethereum, yang harganya melorot masing-masing 10% dan 15% dalam sepekan terakhir. Harga altcoin utama seperti Binance Coin (BNB) dan XRP kompak terjun 10% sementara Cardano dan Solana longsor 4%.

Ambyarnya pasar aset kripto terjadi setelah China lagi-lagi menegaskan sikap antipatinya terhadap aset kripto. Bank sentral China pada Jumat (24/9) mencap bahwa transaksi yang melibatkan Bitcoin dan aset kripto dianggap sebagai aksi ilegal. Harga Bitcoin turun 9% ke US$41.085 akibat sikap keras negara tirai bambu tersebut.

Di tengah lunglainya pergerakan harga-harga aset kripto, setidaknya nilai beberapa koin mampu berjaya. Harga Cosmos (ATOM), contohnya, berhasil tumbuh 24% dalam sepekan terakhir dan bahkan sempat menyentuh rekor tertingginya.

Pasar Emas

Harga emas menutup pekan dengan bertengger di posisi US$1.750 per ons, naik tipis 0,22% dibandingkan penutupan pekan sebelumnya.

Pelaku pasar terlihat memborong emas di awal pekan lantaran mereka tengah menghindari aset berisiko dan mencari aset aman (safe haven). Biang keladinya adalah kekhawatiran mereka atas potensi krisis finansial yang lebih besar sebagai dampak dari polemik utang Evergrande.

Sayangnya, harga sang logam mulia harus terjungkal setelahnya akibat kokohnya nilai Dolar AS setelah bank sentral AS The Fed mengumumkan akan memperketat kebijakan moneternya. Emas pun kian tertekan seiring kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun.

Pasar Dolar AS

Nilai indeks Dolar AS mengakhir pekan di level 93,25 setelah melayang-layang di kisaran 93,1 hingga 93,4 sepanjang pekan ini.

Keperkasaan Dolar AS pada pekan ini disokong oleh sikap bank sentral AS The Fed yang terbilang hawkish. Tak hanya perkara kebijakan moneter The Fed, pergerakan nilai Doiar AS pekan ini juga didukung oleh perkembangan terbaru dari lika-liku krisis utang Evergrande.

Nilai tengah kurs transaksi Bank Indonesia untuk USD/IDR juga stabil di  14.256 (24/9) dari 14.238 Jumat sebelumnya.

Pasar Domestik

Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di posisi 6.144,81 poin pada penutupan perdagangan Jumat (24/9), menguat 1,13% dibanding posisi pembukaan perdagagan Senin (20/9).

Menguatnya nilai IHSG pekan ini didorong oleh meredanya kekhawatiran investor terkait dampak krisis utang Evergrande terhadap pasar modal domestik. Redanya rasa waswas investor mengikuti reaksi pasar saham Asia yang lebih tenang setelah bank sentral Cina, People’s Bank of China, menyuntikkan dana ke sistem keuangan Cina.

Selain itu, pelaku pasar juga memborong saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), seiring niatan bank pelat merah tersebut untuk melakukan rights issue. Aksi korporasi itu dijalankan setelah pemerintah akan membentuk holding mikro dengan mengkonsolidasikan BBRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (PNM).

Ditulis oleh
channel logo

Satya Nagara

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar