Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya harus pasrah berakhir di zona merah pada sesi perdagangan hari ini. Sementara itu, pasar kripto nampaknya sudah "memanaskan mesinnya" setelah beberapa aset digital mampu melaju di waktu yang sama. Simak ulasan lengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG menutup sesi perdagangan Rabu (5/1) dengan bertengger di 6.662,29 poin, terkoreksi 0,49% dibanding sesi perdagangan sebelumnya. Kekhawatiran pelaku pasar atas penyebaran COVID-19 Omicron di dalam negeri ditengarai menjadi batu sandungan yang bikin IHSG "putar balik".
Sampai dengan kemarin (4/1), jumlah kasus positif COVID-19 varian Omicron bertambah menjadi 254 kasus. Dari jumlah tersebut, 239 kasus diantaranya merupakan pelaku perjalanan luar negeri, sementara 15 kasus tersisa berasal dari transmisi lokal.
Melihat hal itu, pemerintah pun menaikkan status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) DKI Jakarta ke level 2. Kebijakan ini, tentu saja, bikin investor cemas bahwa aktivitas perekonomian mungkin saja akan kembali berhenti sementara seiring maraknya penyebaran COVID-19 di Indonesia.
Geger Omicron tak hanya melanda Indonesia. Negeri tetangga Singapura, contohnya, sudah menemukan 438 kasus Omicron di hari yang sama. Kondisi Amerika Serikat (AS) justru lebih parah setelah negara Paman Sam tersebut mencatat 1 juta kasus baru kemarin.
Makanya, tak heran jika tak hanya bursa domestik saja yang kalang kabut pada hari ini. Nilai indeks Kospi Korea Selatan, misalnya, melemah 1,18% diikuti indeks Hang Seng yang juga tertekan 1,64%.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Naik Tipis, Investor Kripto Pasrah Menangis
Kendati performa IHSG terbilang lesu, pelaku pasar asing setidaknya masih mencatat aksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp802,24 miliar di seluruh pasar.
Mereka terlihat paling banyak memborong saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp349,1 miliar dan sukses bikin harga sahamnya nanjak 1,20% ke level Rp4.210 per saham. Tak hanya itu, asing juga terlihat getol mengoleksi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp333,8 miliar dan mengerek nilai saham perusahaan 0,68% ke Rp7.450 per saham.
Nilai saham salah satu bank digital, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga ikut bergerak manis pada hari ini dengan mencatat apresiasi 10,23%. BBHI nampaknya masih kecipratan berkah dari kabar bahwa PT Bukalapak Tbk (BUKA) dan Grup Salim akan menjadi pemilik saham BBHI pasca perseroan melakukan rights issue.
Sayangnya, saham BUKA justru longsor pada hari ini. Setelah sempat manggung dan bahkan masuk jajaran top gainers, pada sore ini saham BUKA kembali terbanting dan nyusruk 6% ke level Rp470 per saham.
Bursa saham domestik yang tertekan nampaknya tak terlihat di pasar kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 17.07 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo sukses bercokol di zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, naik 0,8% dalam sehari terakhir dan kini bertengger di US$46.781,21 per keping. Performa sang raja kripto kembali lincah setelah laporan Glassnode mengatakan bahwa 76% dari total suplai Bitcoin beredar terbilang tidak likuid.
Sementara itu, nilai Ether (ETH) ikut loncat 1,44% ke US$3.862,02 di waktu yang sama. Hal ini terjadi setelah pencetus jaringan Ethereum, Vitalik Buterin, mengatakan bahwa tingkat kemajuan jaringan Ethereum 2.0 sudah mencapai 50%.
Nilai altcoin kategori Ethereum Killer juga terlihat moncer. Sore ini, nilai Solana (SOL), Cardano (ADA), Polkadot (DOT), dan Avalanche (AVAX) masing-masing ngegas 1,89%, 2,01%, 3,12%, dan 0,34%.
Bintang utama pasar kripto hari ini adalah The Graph (GRT) yang sukses melonjak 10,86% diikuti oleh Chainlink (LINK) yang naik 9,9% dalam sehari terakhir. Sejatinya, tidak ada kabar atau sentimen tertentu yang mendongkrak dua koin tersebut hari ini. Namun, beberapa analis menyebut bahwa pelaku pasar nampaknya sedang getol merangsek masuk pasar altcoin ketimbang Bitcoin di awal tahun.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Awal Tahun, IHSG Melejit Kala Kripto Masih Terjepit
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini