Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Rangkuman Pasar: IHSG ke Zona Hijau, Emas Betah di Zona Merah
shareIcon

Rangkuman Pasar: IHSG ke Zona Hijau, Emas Betah di Zona Merah

20 Aug 2021, 10:53 AM·Waktu baca: 3 menit
shareIcon
Kategori
Rangkuman Pasar: IHSG ke Zona Hijau, Emas Betah di Zona Merah

Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari keterpurukan di akhir pekan. Sementara itu, harga emas nampaknya masih berjibaku melawan pelemahan akibat berembusnya rencana bank sentral Amerika Serikat The Fed untuk melancarkan tapering.

Sobat Cuan bisa menyimak penjelasan singkatnya dalam rangkuman pasar berikut.

IHSG Pulih di Akhir Pekan

Nilai IHSG berada di level 6.030,77 poin pada penutupan perdagangan Jumat (20/8), bertumbuh 0,64% dibandingkan posisi pembukaan perdagangan.

Penguatan nilai IHSG hari ini disebabkan oleh meningkatnya kembali kepercayaan diri investor untuk masuk pasar modal. Sebab, kepanikan mereka akan wacana tapering, yang disuarakan oleh The Fed dalam risalah rapat (minutes of meeting) bulan Juli, kian mereda.

Ya, pada Kamis (19/8), investor sempat panik dan melakukan aksi jual seiring rencana The Fed untuk perlahan mengurangi pembelian instrumen utang mulai tahun ini. Mengapa wacana tersebut begitu ditakuti investor?

Kebijakan tapering akan memperketat jumlah dolar AS beredar, sehingga nilai dolar AS akan meningkat. Akibatnya, pelaku pasar kemungkinan akan memilih menarik dananya dari pasar modal dan menyimpan dolar AS.

Apalagi, The Fed biasanya akan mengikuti kebijakan tersebut dengan mengerek suku bunga acuannya. Kondisi itu akan bikin suku bunga tabungan dan pinjaman meningkat. Alhasil, arus modal keluar (capital outflow) pun terjadi, dolar AS pun pulang kampung ke negara asalnya.

Namun, sikap berbeda ditunjukkan oleh pelaku pasar di hari ini. Investor nampak yakin membenamkan dananya ke pasar modal setelah investor asing memilih untuk tidak meninggalkan bursa saham pada Jumat. Adapun menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatat aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp156,86 miliar.

Analis meyakini bahwa salah satu faktor yang membuat investor asing betah berinvestasi di pasar modal domestik adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih mumpuni pada kuartal III tahun ini.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang kinclong akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan-perusahaan terbuka. Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek fundamental harga saham, sehingga investor bisa berharap mendulang cuan yang mantap ketika ekonomi sedang bertumbuh.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Menguat Seiring Sinyal Dovish The Fed

Harga Emas Justru Melemah

Lain halnya dengan IHSG, harga emas justru melemah tipis di akhir pekan. Harga emas bertengger di posisi US$1.781,33 per ons pada Jumat (20/8) pukul 17.00 WIB, melemah 0,39% dibandingkan waktu yang sama kemarin.

Pelemahan harga emas hari ini disebabkan oleh sikap investor yang ragu memasuki pasar emas demi menggenggam dolar AS. Sekadar informasi, permintaan dolar AS tengah menanjak dan ikut mengerek harganya, setelah bank sentral AS The Fed mengumumkan untuk mempercepat kebijakan tapering di tahun ini.

Tapering adalah kebijakan di mana The Fed perlahan akan menurunkan pembelian jumlah surat berharganya. Kondisi itu akan memperketat jumlah dolar AS beredar, sehingga nilai dolar AS akan menguat dibanding mata uang lain. Investor tentu tak mau ketinggalan momen tersebut, sehingga mereka melepas emasnya demi mata uang greenback tersebut.

Di samping itu, kenaikan dolar AS akan membuat harga emas menjadi relatif lebih mahal bagi mereka yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut. Sehingga permintaan emas melorot, dan kemudian melunturkan harganya.

Namun, penurunan laju harga emas tertahan akibat sikap beberapa investor yang justru memilih menggenggam emas. Sebab mereka mengantisipasi penutupan kegiatan ekonomi akibat merebaknya COVID-19 varian Delta.

Penutupan kegiatan ekonomi akan berdampak ke perlambatan pertumbuhan ekonomi. Di masa-masa seperti itu, investor tidak bisa mendulang cuan yang tinggi dari investasi di aset berisiko seperti saham. Akibatnya, mereka beralih menempatkan uang di aset aman seperti emas.

(Baca juga: Nasib Harga Emas Pekan Ini Berada di Tangan The Fed)

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Adi Putro

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
weekly news
Pasar Sepekan: Rusia Tabuh Genderang 'Perang', Market Ikut Bergelombang
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1